Yasinta, bacaan surat Yasin
dan tahlil sudah menjadi pembiasaan di MTsN Termas. Seingat saya sejak tahun 2008 ketika mulai
mengajar di madrasah ini, pembiasaan yasinta sudah dilakukan. Dengan dipandu
seorang guru, membaca yasin dan tahlil dilakukan. Ini terbantu dengan sound
system yang bisa terdengar ke seluruh ruangan. Sedang siswa yang berada di
kelas ditunggu oleh guru pembiasaan (SKI).
Kegiatan ini dilakukan
tiap 2 pekan tepatnya hari Sabtu. Bergantian dengan pembiasaan SKI (standar
kecakapan ibadah). Guru yang istikomah memandu acara ini adalah Agus Syamsudin,
BA. Beliau mengajar mapel Sejarah Kebudayaan Islam.
Tujuan yang ingin diraih
dari pembiasaan ini adalah siswa terbiasa membaca surah Yasin sebagai salah
satu bacaan yang bernilai ibadah. Dan menjadi bacaan yang rutin dibaca para
salafus shalih. Tabarukan, berharap mendapat keberkahan agar siswa juga
mempunyai kebiasaan yang sama. Lalu dipadu dengan bacaan tahlil.
Hikmah
Membaca Yasin dan Tahlil
Tahlil
adalah bacaan tasbih, tahmid, takbir, juga tahlil (bacaan la ilaha illallah).
Juga dipadu dengan bacaan surat-surat terpilih. Ini adalah bacaan yang
dirangkai oleh para ulama dan maksur (terkenal karena biasa dibaca).
Bila
membaca Surat Yasin untuk orang yang sudah meninggal maka akan mengurangi siksa
kuburnya. Dan bacaan tahlil dihadiahkan juga untuk orang yang sudah meninggal.
Bacaan ini akan sampai tujuan. Buktinya bacaannya tidak ada yang kembali.
Laksana sms yang terkirim dan tidak kembali lagi ke pengirimnya. Bila kembali
ada pemberitahuan gagal kirim. Dan nyatanya tidak ada.
Memang
dalam beribadah membutuhkan keyakinan. Bila yakin akan sampai. Begitu juga
sebaliknya. Mudahnya logika. Para ulama sudah membiasakan bacaan yasin dan tahlil
dan turun temurun hingga sekarang ini. Pastilah ada dasar hukumnya baik naqli
dan aqli. Jelasnya banyak bertebaran bila kita mencarinya. Belum lagi referensi
di kitab kuning, kitab gundul.
Orang
yang sudah meninggal sudah tidak bisa menambah amal saleh. Karena sudah
terputus. Padahal ada nikmat kubur dan siksa kubur. Yang berhak berbuat amal
saleh adalah orang yang masih hidup. Maka ada kesempatan bagi kita anak cucu
untuk mengirimkan amal kebaikan kepada orang tua dan para leluhur. Kalau bukan
kita lalu siapa lagi? Mengandalkan orang lain? Orang lain sibuk mengurusi
dirinya sendiri. Jadi sebagai bukti birrul walidain kita, kita perlu berkirim
yasinta. orang tua yang sudah meninggal tidak membutuhkan kiriman uang, kiriman
mobil hanya bacaan doa dari kita.
Akhirnya,
membaca yasin dan tahlil memang perlu dibiasakan. Perlu kita bisa menjalankan
sendiri. Bisa dijalankan sebagai wirid harian minimal wirid mingguan. Karena
banyak fadhilahnya bagi kita semua. Wallahul a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar