Organisasi pendidikan
penting untuk melajunya perjalanan pendidikan. Organisasi pendidikan yang
dikomandani kepala sekolah memegang peranan kunci. Merah hijau lembaga
pendidikan di tangan kepala sekolah. Untuk menuju ke arah tersebut, kepala sekolah
perlu membekali diri dengan seperangkat kompetensi.
Menarik dari yang
tertulis dari buku Tips Sakti Membangun Organisasi Sekolah karya Jamal Ma’mur
Asmani (2012). Dikemukakan beberapa kendala pengembangan organisasi sekolah.
Diantaranya :
- Sentralistik
Sistem “tukang cukur” sudah waktunya
ditinggalkan. Kepala sekolah bisa mendelegasikan wewenang kepada orang lain.
Tidak semua tugas mulai dari kebersihan, administrasi, hingga mengajar, dan
penggajian ditangani sendiri. Memang dalam tahap perintisan bisa dimaklumi.
Namun seiring waktu, kepala bisa mendelegasikan wewenang pembelian barang
kepada orang yang ditunjuk.
Kepala sebagai manager memang perlu untuk
merencanakan, melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi pekerjaan dan program. Memang
sesekali perlu juga langsung “blusukan” untuk melihat aktivitas program yang
dilakukan. Untuk mengecek secara langsung apakah program sudah sesuai dengan
jalurnya atau belum.
- Kerjasama
Lemah
Kepala sekolah adalah “dirigen” dalam
organisasi sekolah. Seluruh elemen organisasi sekolah harus bisa bekerjasama
dan solid untuk mensukseskan program yang direncanakan. Ini menjadi tugas
kepala. Bila antar bagian berjalan sendiri-sendiri maka irama atau hasil
program tidak akan sempurna.
- Kurangnya
kreativitas
Kreativitas atau menciptakan hal-hal baru
memang menjadi tantangan bagi organisasi sekolah. Kepala sekolah dan semua
elemen ditantang untuk menciptakan sesuatu demi kemajuan sekolah. Bisa kepala
sekolahnya yang kreatif, atau kepala sekolah bisa “menstimulus” semua elemen
sekolah untuk mengeksplore kreasitivitasnya. Bila perlu dibuat forum
tersendiri, pertemuan informal di warung kopi, atau ketika rehat selepas salat
berjamaah di musala. Terkadang guru atau staf kurang saluran untuk menyampaikan
fikirannya. Perlu jembatan untuk ini.
- Kaderisasi
Macet
Tidak selamanya seseorang menduduki
jabatannya. Misalnya kepala sekolah, wakil kepala dls. Oleh karena jabatan
adalah amanah dan sunatullah bahwa harus ada pemimpin dan bawahan untuk
jalannya organisasi sekolah. Namun dibatasi oleh masa bhakti. Bila kepala
sekolah 4 tahun sedang wakil kepala dibatasi 2 tahun dan dapat dipilih kembali.
Untuk dinamisasi organisasi harus berani
keluar dari zona nyaman. Biasanya pimpinan ambil jalan pintas, yang sudah
berpengalaman didudukkan kembali pada jabatannya. Atau senior tidak
diganti-ganti karena senioritasnya. Bisa karena wibawanya, pengaruhnya, masa
kerjanya. Harus ada regenerasi. Bisa dimulai dengan bertahap, gradual. Tidak frontal,
babat habis.
Karena bisa saja yang senior tersisa bisa
membimbing yang yunior. Karena pengalaman dulu terkadang tidak bisa
diaplikasikan dalam keadaan sekarang. Dunia sudah berubah. Banyak faktor yang
mempengaruhinya. Maka dibutuhkan tenaga baru, biar ada “darah segar” untuk pengembangan
organisasi. Bila tidak, maka organisasi akan mandek. Bila mandek maka
kepercayaan masyarakat akan luntur akhirnya bisa gulung tikar organisasi.
- Pendanaan
Minim
Ini isu krusial bagi kepala sekolah. Disamping
memiliki kompetensi yang lengkap, kepala sekolah juga dihadapkan untuk
mencukupi pendanaan organisasi. Bila sumber keuangan sudah jelas dan tidak bisa
mencukupi untuk keberlangsungan organisasi maka kreativitas kepala sekolah
diuji.
Dengan keberanian, konsep “out of the box”,
kemampuan organisasi dan jaringan, kepala sekolah bisa mencoba menggali dari
luar. Masih ada peluang sumber-sumber pendanaan. Bisa dari donatur, tanah
wakaf, CSR perusahaan, lembaga zakat dan sebagainya. Bisa juga menjalankan
usaha, edupreneur. Hasilnya tentu kembali ke organisasi sekolah.
Organisasi yang sudah mapan memiliki usaha.
Bisa berupa hotel, pabrik, swalayan, SPBU, usaha pertanian, perikanan,
perkebunan, koperasi, BMT, dan masih banyak yang lain. Yang perlu disiapkan
diantaranya SDM, managemen, dan kepercayaan. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar