Senin, 08 Februari 2016

Ayo Berziarah

Berziarah adalah berkunjung ke makam orang yang sudah meninggal. Bisa saudara, orang tua, leluhur kita, kiai kita, ulama yang telah berdakwah menyebarkan ajaran agama. Dulu di jaman Kanjeng Nabi memang pernah dilarang melakukannya. Dilatarbelakangi keimanan dan akidah sahabat pada waktu itu belum kokoh. Namun seiring dengan perkembangan waktu lalu dianjurkan untuk berziarah kubur.
Makam Syeh Abdul Mursyad.

Pasujudan Syeh Subakir.

Makam Syeh Subakir.

Pintu Masuk Makam Syeh Alwasil Syamsudin.
Mengapa ziarah kubur dianjurkan oleh Nabi? Karena banyak sekali manfaatnya. Berziarah tidak meminta-minta sesuatu kepada ahli kubur. Namun sebagai wasilah doa agar permohonan doa kita diteruskan kepada Allah, Sang Pengabul doa. Sebenarnya ilustrasinya sederhana dalam hal ini. Bila kita ingin bertemu lurah, bila kita tidak pernah kenal dan bertemu sebelumnya akan kesulitan bertemu. Apalagi tidak mempunyai kontak personnya. Namun bila sudah kenal dengan sekretaris desa atau kepala dusun atau bahkan bu lurah maka kita bisa meminta bantuan kepadanya. Maka persoalan akan lebih mudah. Ini baru tingkatan lurah. Apalagi ingin bertemu Presiden Jokowi. Tambah sulit lagi mungkin.
Makam Syeh Alwasil Syamsudin.

Makam Bupati Kediri I dan Isteri.

Mimbar Masjid Aulia Setonogedong.

Bedug Masjid Aulia Setonogedong.
Begitu  bagi seorang hamba yang dalam kehidupan diliputi maksiyat dan dosa maka akan sulit untuk langsung berhubungan dengan Allah, Sang Penguasa Jagat Raya. Yang bisa dilakukan adalah meminta bantuan wasilah para wali, orang saleh, kiai, ulama, leluhur kita yang dekat dengan Allah untuk menyampaikan permohonan doa kita. Tentu saja tidak cukup dengan doa saja, kita juga tetap diharuskan untuk berikhtiar dengan sekuat kemampuan yang dimiliki.
Diantara latar belakang di atas, serombongan teman guru dan TU berjumlah lima orang berziarah ke makam Syeh Mursyad Sentono Landean Grogol Kediri, lalu Syeh Subakir Nglegok Blitar dan Syeh Wasil Masjid Sentono Gedong Kediri.
Ziarah ini menggunakan momen hari libur sekaligus refreshing kegiatan rutin. Dengan berharap setelah hari kerja bisa langsung move on atas pekerjaan yang diamanahkan. Satu sisi refreshing sangat dibutuhkan oleh kita agar tidak terjadi kejenuhan di tempat kerja. Karena apabila terjadi kejenuhan akan menuju dampak berkurangnya produktivitas kerja. Dan ini bahaya bagi organisasi. Maka dipilihlah hari Ahad (7/2/2016) sebagai hari berziarah. Sekaligus mencharge hati dan pikiran kita bahwa kita semua juga akan menyusul nantinya. Maka ada harapan untuk menyiapkan kubur sebelum meninggal –meminjam istilah yang dipakai KH Hasanuddin Pandanasri.
Berangkat dari madrasah pukul 07.00 WIB dengan mengendarai mobil menuju lokasi pertama makam Syeh Mursyad di Kediri. Lalu menuju Syeh Wasil ternyata ada program car free day di jalan Dhoho maka rencana dialihkan ke Blitar dulu ke makam Syeh Subakir. Setelah selesai dari sini menuju tujuan ke tiga di jalan Dhoho namun sebelumnya mencicipi buah durian di sepanjang jalan Blitar –banyak orang menjual durian. Ternyata Blitar penghasil buah durian. Saya yang agak trauma makan buah durian ternyata bisa menikmatinya. Subhanallah, ternyata buah durian itu enak. Dan saya tidak muntah seperti yang saya alami ketika kecil.
Ada yang menarik ketika sudah di makam dan bacaan tahlil dibacakan oleh Pak Syamsudin. Ada harapan dan doa yang dipanjatkan diantaranya untuk kemaslahatan kehidupan kita hingga anak cucu agar senantiasa dalam hidayah Allah. Anak cucu yang sedang menuntut ilmu baik di madrasah, sekolah, pondok pesantren dan perguruan tinggi senantiasa diberi kecerdasan akal sehingga bisa menerima ilmu dan ilmunya manfaat barokah dan berharap menjadi anak saleh-salehah. Keluarga kita menjadi sakinah mawaddah warahmah, keruwetan hidup yang tidak bisa dipecahkan dengan akal rasional semoga diberi solusi oleh Allah, berharap juga keluarga kita yang masih sakit semoga segera disembuhkan sehingga sehat lahir batin.
Dan tidak kalah arifnya hati, yakni memohon doa juga untuk madrasah tercinta MTsN Termas semoga dijadikan madrasah yang dipercaya masyarakat. Sebenarnya acara ini murni acara pribadi namun oleh karena terasa begitu dekatnya serasa madrasah adalah bagian dari hidup maka doa ini dengan sadar juga dipanjatkan. Saya rasa inilah kelebihan guru madrasah yang perlu diuri-uri, dilestarikan.

Acara terakhir berziarah ke Syeh Wasil di Masjid Aulia’ jalan Dhoho Kediri. Acara berlangsung lancar dan merasakan salat Dhuhur di sini pula. Lalu acara diteruskan pulang sambil mampir sebentar mencicipi kuliner makan siang “soto sate gondanglegi”. Wallahu a’lam bi al shawab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar