Sabtu, 17 Oktober 2015

Pesugihan

Mendengar kata pesugihan rasanya ada hal yang janggal. Memang pesugihan berasal dari bahasa jawa, sugih (kaya). Makna sederhananya awalnya tidak sugih lalu berusaha dan memaksa menjadi sugih dengan segala cara. Bahkan cara yang tidak lazim dan melanggar aturan agama, etika dan norma yang berlaku.
Diantara caranya adalah beternak tuyul, ngepet. Ada juga seperti ritual di Gunung Kemukus Jawa Tengah. Ini semuanya menyimpang. Seolah menafikan kekuasaan Tuhan. Tidakkah diingat bila ingin kaya harus bekerja. Tidak mungkin akan hujan uang dari langit atau juga kiriman uang sekarung di depan pintu rumah kita.
Ada yang menarik dari penjelasan KH Hasanudin sewaktu pengajian rutin Selasa Kliwon (12/10/2015) di Masjid Baitul Atqiya’ Pisang. Ada amalan yang sering dilupakan oleh kita umat Islam. Padahal ini adalah ajaran pokok agama. Yakni salat. Salat dikenal sebagai ra’sul ibadah, pokoknya ibadah. Bila melaksanakan salat berarti menegakkan agama sebaliknya bila meninggalkan salat berarti merobohkan agama itu sendiri.
Namun tidak cukup dengan salat secara munfarid, sendirian. Bila kita ingin mencontoh Kanjeng Nabi sebagai panutan ternyata beliau melaksanakan salat dengan berjamaah. Hampir seluruh salat yang beliau laksanakan dengan salat berjamaah di masjid.
Salat dengan berjamaah mempunyai manfaat ganda. Bagi diri sendiri, tetangga sekitar, keluarga kita, dan masyarakat pada umumnya. Bahkan ada qaul yang memberi motivasi bahwa barang siapa yang ajek salat berjamaah selama 40 hari maka tidak akan fakir di dunia. Disamping dari segi ibadah pahalanya dijanjikan 27 derajat. Sama dengan mengerjakan salat sekali sama dengan mengerjakan salat 27 kali. Bila melihat seperti ini, hayo siapa yang tidak mau salat berjamaah?
Contoh dari nabi sudah ada, para wali, para salafus shalih, kiai dan guru kita juga tidak lepas dari salat berjamaah setiap hari dan setiap waktu. Bahkan bila bepergian biasanya didampingi oleh santrinya diantaranya untuk menemani ketika salat. Lalu kita bagaimana? Berbahagialah yang rumahnya dekat masjid atau musala. Seaka-akan bisa dengan mudah melaksanakan salat lima waktu dengan berjamaah. Semoga kita diberi kekuatan untuk salat berjamaah  setiap hari. Sarana untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Lalu tetap juga bekerja. Apapun aktivitas kita sekarang ini mari kita lakukan dengan sepenuh hati. Rizki yang ada diterima dan disyukuri. Syukur-syukur ada sedikit kelebihan diberikan kepada yang berhak menerimanya. Bisa melalui lazis atau baz.

Itulah salah satu cara yang bisa dilakukan dengan alamiah, tidak mengada-ada. Dan perlu dijauhi mencari rizki dengan cara yang tidak alami. Karena madhorot akan kita terima juga jauh lebih sakit daripada kesenangan sesaat. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar