Mendengar kata pesugihan
rasanya ada hal yang janggal. Memang pesugihan berasal dari bahasa jawa, sugih
(kaya). Makna sederhananya awalnya tidak sugih lalu berusaha dan memaksa
menjadi sugih dengan segala cara. Bahkan cara yang tidak lazim dan melanggar
aturan agama, etika dan norma yang berlaku.
Diantara caranya adalah
beternak tuyul, ngepet. Ada juga seperti ritual di Gunung Kemukus Jawa Tengah.
Ini semuanya menyimpang. Seolah menafikan kekuasaan Tuhan. Tidakkah diingat
bila ingin kaya harus bekerja. Tidak mungkin akan hujan uang dari langit atau
juga kiriman uang sekarung di depan pintu rumah kita.
Ada yang menarik dari
penjelasan KH Hasanudin sewaktu pengajian rutin Selasa Kliwon (12/10/2015) di Masjid
Baitul Atqiya’ Pisang. Ada amalan yang sering dilupakan oleh kita umat Islam. Padahal
ini adalah ajaran pokok agama. Yakni salat. Salat dikenal sebagai ra’sul
ibadah, pokoknya ibadah. Bila melaksanakan salat berarti menegakkan agama
sebaliknya bila meninggalkan salat berarti merobohkan agama itu sendiri.
Namun tidak cukup dengan
salat secara munfarid, sendirian. Bila kita ingin mencontoh Kanjeng Nabi
sebagai panutan ternyata beliau melaksanakan salat dengan berjamaah. Hampir
seluruh salat yang beliau laksanakan dengan salat berjamaah di masjid.
Salat dengan berjamaah
mempunyai manfaat ganda. Bagi diri sendiri, tetangga sekitar, keluarga kita,
dan masyarakat pada umumnya. Bahkan ada qaul yang memberi motivasi bahwa barang
siapa yang ajek salat berjamaah selama 40 hari maka tidak akan fakir di dunia.
Disamping dari segi ibadah pahalanya dijanjikan 27 derajat. Sama dengan
mengerjakan salat sekali sama dengan mengerjakan salat 27 kali. Bila melihat
seperti ini, hayo siapa yang tidak mau salat berjamaah?
Contoh dari nabi sudah
ada, para wali, para salafus shalih, kiai dan guru kita juga tidak lepas dari
salat berjamaah setiap hari dan setiap waktu. Bahkan bila bepergian biasanya
didampingi oleh santrinya diantaranya untuk menemani ketika salat. Lalu kita bagaimana?
Berbahagialah yang rumahnya dekat masjid atau musala. Seaka-akan bisa dengan
mudah melaksanakan salat lima waktu dengan berjamaah. Semoga kita diberi
kekuatan untuk salat berjamaah setiap
hari. Sarana untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Lalu tetap juga
bekerja. Apapun aktivitas kita sekarang ini mari kita lakukan dengan sepenuh
hati. Rizki yang ada diterima dan disyukuri. Syukur-syukur ada sedikit
kelebihan diberikan kepada yang berhak menerimanya. Bisa melalui lazis atau
baz.
Itulah salah satu cara
yang bisa dilakukan dengan alamiah, tidak mengada-ada. Dan perlu dijauhi
mencari rizki dengan cara yang tidak alami. Karena madhorot akan kita terima
juga jauh lebih sakit daripada kesenangan sesaat. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar