Selasa, 21 April 2015

Pengajian Selasa Kliwon

Pada hari Senin (20/4/2015) Masjid Baitul Atqiya’ Pisang Patianrowo Nganjuk menyelenggarakan pengajian rutin tiap Malam Selasa Kliwon oleh KH. Hasanuddin, Pengasuh Pondok Pesantren Pandanasri Kertosono. Sejak sore bumi Pisang dibasahi air hujan hingga berlangsungnya acara. Namun karena didorong motivasi menghilangkan kebodohan pada diri sendiri maka para jamaah tetap setia hadir.
Kiai Hasan –begitu beliau disapa- menyampaikan cara bisa masuk surga. Bila ingin masuk surga namun tidak tahu caranya berarti lucu. Dan mau tidak mau harus senang mengikuti majelis dzikir, majelis ilmu, majelis taklim, majelis pengajian. Karena hal itu semua adalah pertamanan surga di dunia.
Begitu pula ingin agar nantinya dibacakan tahlil ketika sudah meninggal namun anaknya tidak diajari tahlil, tidak diajari senang tahlil, tidak diajari membaca Alquran apa mungkin. Maka sangat perlu bagi orang tua untuk memilihkan anak pendidikan yang mengarah kesana. Pendidikan yang mengajarkan arti pentingnya akhlak kepada orang tua, tahlil, mengaji Alquran. Bila ini sudah diraih maka insyaallah bila sudah tiba waktunya maka anak akan melaksanakannya sendiri. Bukan lantas membayar orang lain untuk mengerjakan ini semua.
Sekarang ini musim panen padi makan teman-teman petani jangan lupa untuk membayar zakat pertanian. Karena perintah salat bersamaan dengan perintah zakat. Jadi tidak sempurna salat seseorang hingga yang bersangkutan juga membayar zakat. Begitu pula sebaliknya.
Adanya perintah membayar zakat bukan untuk membebani manusia. Namun sebenarnya untuk membersihkan hartanya dari hal-hal yang memberatkan kehidupannya dan memakan harta yang bukan haknya. Dengan berzakat 5% bila menggunakan pompa dan 10% bila air hujan maka hak-hak orang lain diberikan. Bertambah sejahteralah saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dan sebenarnya harta yang dizakatkan tidak berkurang bahkan minimal akan diganti Allah dengan 10 kali lipat. Maksimalnya tidak terbatas. Terserah Allah yang Maha Kuasa untuk menggantinya.
Harta yang tidak dizakati akan cepat habis. Ada saja cara Allah menghabiskan harta orang yang bakhil. Bisa dengan jalan bencana alam banjir, tanah longsor, tsunami, angin topan, puting beliung, bisa juga dengan memberi sakit baik dirinya sendiri maupun keluarganya sehingga lama kelamaan hartanya habis. Bisa juga dengan kecelakaan sehingga biaya pengobatannya besar dan hartanya terjun bebas.
Bagi ahli ibadah tidak usah khawatir akan jatuh miskin dengan berzakat, bersedekah. Karena Allah sudah menjanjikan kemudahan dalam rizki. Asal yakin, tetap berusaha dan tawakal. Contohnya Pak Kiai sendiri. Beliau mendidik santri tanpa dipungut biaya. Bahkan menyediakan makan setiap hari. Padahal beliau memulainya dengan nekad saja. Ternyata beliau bertambah mapan saja kehidupannya. Inilah salah satu contoh yang sederhana.
Pada hari ini bersamaan dengan tanggal 1 Rajab. Ada amalan bila mau menghidup-hidupkan malam tanggal 1 Rajab maka diberi hati yang tidak mati. Karena sekarang ini banyak hati yang mati. Melihat orang lain kesusahan tidak tergerak untuk membantu. Ada perintah agama yang dengan mudah dilupakan dan tidak dikerjakan.
Bagaimana cara menghidupkan malam Rajab diantaranya memperbanyak membaca surat alikhlas, lalu banyak membaca tahlil. Barang siapa membaca tahlil dengan hati yang ikhlas maka balasannya adalah surga bukan yang lain. Ikhlas disini bermakna dibaca dengan lesan juga disertai kepercayaan dari hati. Juga dianjurkan pula untuk berpuasa di bulan yang penuh berkah ini. Bisa sehari hingga sebulan penuh. Tidak berhenti disini saja, orang yang turut menghormati bulan Rajab maka jenazahya disandingkan dengan para syuhadak dan salihin. Wallahul a’lam bialshawab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar