Pada hari Senin
(20/4/2015) Masjid Baitul Atqiya’ Pisang Patianrowo Nganjuk menyelenggarakan
pengajian rutin tiap Malam Selasa Kliwon oleh KH. Hasanuddin, Pengasuh Pondok
Pesantren Pandanasri Kertosono. Sejak sore bumi Pisang dibasahi air hujan
hingga berlangsungnya acara. Namun karena didorong motivasi menghilangkan
kebodohan pada diri sendiri maka para jamaah tetap setia hadir.
Kiai Hasan –begitu beliau
disapa- menyampaikan cara bisa masuk surga. Bila ingin masuk surga namun tidak
tahu caranya berarti lucu. Dan mau tidak mau harus senang mengikuti majelis
dzikir, majelis ilmu, majelis taklim, majelis pengajian. Karena hal itu semua
adalah pertamanan surga di dunia.
Begitu pula ingin agar
nantinya dibacakan tahlil ketika sudah meninggal namun anaknya tidak diajari
tahlil, tidak diajari senang tahlil, tidak diajari membaca Alquran apa mungkin.
Maka sangat perlu bagi orang tua untuk memilihkan anak pendidikan yang mengarah
kesana. Pendidikan yang mengajarkan arti pentingnya akhlak kepada orang tua, tahlil,
mengaji Alquran. Bila ini sudah diraih maka insyaallah bila sudah tiba waktunya
maka anak akan melaksanakannya sendiri. Bukan lantas membayar orang lain untuk
mengerjakan ini semua.
Sekarang ini musim panen
padi makan teman-teman petani jangan lupa untuk membayar zakat pertanian.
Karena perintah salat bersamaan dengan perintah zakat. Jadi tidak sempurna
salat seseorang hingga yang bersangkutan juga membayar zakat. Begitu pula
sebaliknya.
Adanya perintah membayar
zakat bukan untuk membebani manusia. Namun sebenarnya untuk membersihkan
hartanya dari hal-hal yang memberatkan kehidupannya dan memakan harta yang
bukan haknya. Dengan berzakat 5% bila menggunakan pompa dan 10% bila air hujan
maka hak-hak orang lain diberikan. Bertambah sejahteralah saudara-saudara kita
yang membutuhkan. Dan sebenarnya harta yang dizakatkan tidak berkurang bahkan
minimal akan diganti Allah dengan 10 kali lipat. Maksimalnya tidak terbatas.
Terserah Allah yang Maha Kuasa untuk menggantinya.
Harta yang tidak dizakati
akan cepat habis. Ada saja cara Allah menghabiskan harta orang yang bakhil.
Bisa dengan jalan bencana alam banjir, tanah longsor, tsunami, angin topan,
puting beliung, bisa juga dengan memberi sakit baik dirinya sendiri maupun
keluarganya sehingga lama kelamaan hartanya habis. Bisa juga dengan kecelakaan
sehingga biaya pengobatannya besar dan hartanya terjun bebas.
Bagi ahli ibadah tidak
usah khawatir akan jatuh miskin dengan berzakat, bersedekah. Karena Allah sudah
menjanjikan kemudahan dalam rizki. Asal yakin, tetap berusaha dan tawakal. Contohnya
Pak Kiai sendiri. Beliau mendidik santri tanpa dipungut biaya. Bahkan
menyediakan makan setiap hari. Padahal beliau memulainya dengan nekad saja.
Ternyata beliau bertambah mapan saja kehidupannya. Inilah salah satu contoh
yang sederhana.
Pada hari ini bersamaan
dengan tanggal 1 Rajab. Ada amalan bila mau menghidup-hidupkan malam tanggal 1
Rajab maka diberi hati yang tidak mati. Karena sekarang ini banyak hati yang
mati. Melihat orang lain kesusahan tidak tergerak untuk membantu. Ada perintah
agama yang dengan mudah dilupakan dan tidak dikerjakan.
Bagaimana cara
menghidupkan malam Rajab diantaranya memperbanyak membaca surat alikhlas, lalu
banyak membaca tahlil. Barang siapa membaca tahlil dengan hati yang ikhlas maka
balasannya adalah surga bukan yang lain. Ikhlas disini bermakna dibaca dengan
lesan juga disertai kepercayaan dari hati. Juga dianjurkan pula untuk berpuasa
di bulan yang penuh berkah ini. Bisa sehari hingga sebulan penuh. Tidak
berhenti disini saja, orang yang turut menghormati bulan Rajab maka jenazahya
disandingkan dengan para syuhadak dan salihin. Wallahul a’lam bialshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar