Pada hari Senin
(13/4/2014) waktunya di madrasah mengadakan Upacara Bendera rutin. Sejak pagi
siswa sudah bersiap di lapangan untuk mengikuti upacara. Setelah ditunggu
sekian waktu, dari Koramil belum juga datang akhirnya upacara tetap dilakukan
dengan Drs. Zainul Fuat, M.Pd.I. sebagai pembina.
Dalam amanatnya, beliau
berpesan kepada siswa untuk mempersiapkan diri dengan belajar dan belajar.
Waktu difokuskan untuk belajar. Memang tugas utama seorang siswa adalah
belajar. Hal lain perlu dinomorsekiankan. Belajar bukan untuk ujian namun
belajar untuk mempersiapkan kehidupan yang akan datang.
Ada sedikit perbedaan
dalam hal ini. Belajar untuk ujian bisa dimaknai belajar yang dilakukan
semata-mata untuk menghadapi ujian. Apapun dilakukan yang penting bisa menjawab
soal dan nilai bagus. Entah nanti setelah ujian ilmunya masih atau tidak dalam
arti etika belajar dipegang atau tidak itu tidak dipikirkan. Yang penting bisa
ujian.
Sedang belajar untuk
kehidupan diartikan belajar secara rutin dan istikomah. Ada ulangan atau ujian
tetap saja pegang buku untuk membaca dan melatih kemampuan. Ada waktu atau
durasi waktu yang dipegang dalam hal ini. Tentu saja motivasi kuat dari dalam
diri memegang peranan penting.
Dari dua hal ini yang baik
adalah belajar untuk kehidupan. Belajar setiap hari dengan tetap memagang etika
belajar. Diantaranya menghormati ilmu, ahli ilmu, etika dengan teman dan
menjaga diri dari berbuat maksiyat. Karena ilmu itu bersih tidak bisa dicampur
dengan hal yang kotor.
Bisa saja seseorang
pandai berbicara, pandai menulis, pandai bergaul, dan unggul dalam nilai namun
barokah ilmu belum tentu didapat. Dan barokah ilmu ini atau dikatakan dengan
ilmu yang bermanfaat akan diterima oleh mutaalim atau siswa atau pemburu ilmu
yang menjaga etika belajar dan berusaha tirakat dengan menghindari berbuat yang
dilarang agama (maksiyat).
Semoga kita bisa
merenungi hal ini dan bisa melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena
belajar tidak dibatasi dengan waktu atau usia. Selama nafas masih ada dalam
kehidupan selama itulah kewajiban manusia untuk belajar, long live education.
Bahkan orang matipun masih perlu belajar nyatanya ketika sudah di liang lahat
masih perlu ditalqin untuk diingatkan akan apa yang akan dihadapinya yakni pertanyaan
dari Malaikat Munkar dan Nakir. Jadi belajar dan belajar sejalan dengan
kehidupan manusia dan sesuai dengan sunnatullah. Wallahu a’lam bi alshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar