Selasa, 14 April 2015

Kecambah

Fenomena alam tidak hanya sebagai kejadian alami atau sunnatullah semata. Namun ada artinya bagi orang yang mau memahaminya. Adanya pergantian siang dan malam. Ada peristiwa gerhan bulan total, gunung meletus, banjir, tanah longsor. Juga tidak kalah siklus kehidupan manusia sendiri. Mulai dari janin-bayi-anak-remaja-dewasa-tua dan kembali lagi ke tanah.
Dengan adanya muhasabah (menimbang, menghitung), tafakur (memahami, angen-angen) akan ada kebajikan kebijaksanaan dalam memaknai hidup dan kehidupan. Dan akhirnya akan bisa beramal saleh dan bermanfaat dalam kehidupan.
Kecambah berasal dari kedelai. Dari kedelai produk petani bisa dibuat apa saja. Misalnya tahu, tempe yang menjadi makanan favorit orang desa juga bisa dibuat susu, susu kedelai. Juga bisa digunakan untuk membuat sayur sebagai makanan. Untuk membuat kecambah, kedelai diberi air diletakkan di tempat lembab. Lalu akan muncul akar untuk menyerap sari pati sebagai bekal makanannya.
Yang muncul adalah akar bukan daun, ranting atau dahan. Ini bisa dipahami kalau sekecil kedelai cukup hal yang kecil juga. Kalau membuat dahan kayaknya juga tidak mungkin. Cukup akar saja. Namun ada hal yang bisa diambil hikmahnya bagi kita, manusia.
Dengan akar maka bisa mengambil makanan untuk hidup selanjutnya. Manusia hidup memang harus bekerja. Dengan bekerja bisa mendapatkan hasil berupa gaji, honor, sangu, atau apalah artinya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Mengenai jumlah yang diterima memang relatif bagi setiap orang. Namun yang jelas harus terus berusaha dengan bekerja.
Dengan bekerja akan terbebas dari menggantungkan hidup pada orang lain. Dan bisa bekerja apapun asal baik dan saleh. Baik di sini berasaskan kepantasan masyarakat dan agama. Misalnya menjual minuman keras atau narkotika. Kalau dilihat dari sisi berdagang semua orang boleh karena prinsipnya ada barang yang dijual dan ada pembelinya. Lalu mendapatkan laba. Namun di lihat dari sisi kepantasan kepatutan jelas tidak pantas dan patut.
Narkotika dan miras bisa merusak kehidupan masyarakat walaupun hasil yang diraih luar biasa. Bila peredaran ini bebas maka bisa menghilangkan berapa generasi saja akibat mengkonsumsi miras dan narkotika. Oleh karena merusak syaraf sehingga membahayakan kehidupan manusia maka agama pun juga melarangnya. Melarang mengkonsumsi, membuat, distribusi, melegalkan, membantu dan berkaitan dengan itu semua.
Kembali ke akar kecambah berarti manusia harus bekerja dulu untuk menguatkan pondasi ekonomi. Bila sudah kuat bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga, berkhitmah pada agama dan bermanfaat untuk orang lain.
Untuk menjadikan pondasi ekonomi yang kuat jelas tidak ujug-ujug (tiba-tiba) langsung kuat. Namun perlu proses. Dan proses itupun tidak sama setiap orang. Perlu sabar, rajin, istikomah dan tawakal. Takdir Tuhan akan mengikuti langkah manusia yang mau berikhtiar.
Ada kata-kata bijak dari orang yang sukses yakni diantaranya satu dan fokus. Pekerjaan ada yang sekarang kita jalani dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan benar. Benar dalam arti mengedepankan etika dalam bekerja. Etika atau sederhananya unggah-ungguh dalam arti luas dan universal.
Semoga kita mendapat perlindungan dan hidayah untuk bisa melaksanakan hal yang terbaik dalam kehidupan. Wallahul a’lam bialshawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar