Fenomena alam tidak hanya
sebagai kejadian alami atau sunnatullah semata. Namun ada artinya bagi orang
yang mau memahaminya. Adanya pergantian siang dan malam. Ada peristiwa gerhan
bulan total, gunung meletus, banjir, tanah longsor. Juga tidak kalah siklus
kehidupan manusia sendiri. Mulai dari janin-bayi-anak-remaja-dewasa-tua dan
kembali lagi ke tanah.
Dengan adanya muhasabah (menimbang, menghitung), tafakur (memahami, angen-angen) akan ada kebajikan kebijaksanaan dalam memaknai hidup dan kehidupan. Dan akhirnya akan bisa beramal saleh dan bermanfaat dalam kehidupan.
Dengan adanya muhasabah (menimbang, menghitung), tafakur (memahami, angen-angen) akan ada kebajikan kebijaksanaan dalam memaknai hidup dan kehidupan. Dan akhirnya akan bisa beramal saleh dan bermanfaat dalam kehidupan.
Kecambah berasal dari
kedelai. Dari kedelai produk petani bisa dibuat apa saja. Misalnya tahu, tempe
yang menjadi makanan favorit orang desa juga bisa dibuat susu, susu kedelai. Juga
bisa digunakan untuk membuat sayur sebagai makanan. Untuk membuat kecambah,
kedelai diberi air diletakkan di tempat lembab. Lalu akan muncul akar untuk
menyerap sari pati sebagai bekal makanannya.
Yang muncul adalah akar
bukan daun, ranting atau dahan. Ini bisa dipahami kalau sekecil kedelai cukup
hal yang kecil juga. Kalau membuat dahan kayaknya juga tidak mungkin. Cukup
akar saja. Namun ada hal yang bisa diambil hikmahnya bagi kita, manusia.
Dengan akar maka bisa
mengambil makanan untuk hidup selanjutnya. Manusia hidup memang harus bekerja.
Dengan bekerja bisa mendapatkan hasil berupa gaji, honor, sangu, atau apalah
artinya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Mengenai jumlah yang
diterima memang relatif bagi setiap orang. Namun yang jelas harus terus
berusaha dengan bekerja.
Dengan bekerja akan
terbebas dari menggantungkan hidup pada orang lain. Dan bisa bekerja apapun
asal baik dan saleh. Baik di sini berasaskan kepantasan masyarakat dan agama.
Misalnya menjual minuman keras atau narkotika. Kalau dilihat dari sisi
berdagang semua orang boleh karena prinsipnya ada barang yang dijual dan ada
pembelinya. Lalu mendapatkan laba. Namun di lihat dari sisi kepantasan
kepatutan jelas tidak pantas dan patut.
Narkotika dan miras bisa
merusak kehidupan masyarakat walaupun hasil yang diraih luar biasa. Bila
peredaran ini bebas maka bisa menghilangkan berapa generasi saja akibat
mengkonsumsi miras dan narkotika. Oleh karena merusak syaraf sehingga
membahayakan kehidupan manusia maka agama pun juga melarangnya. Melarang
mengkonsumsi, membuat, distribusi, melegalkan, membantu dan berkaitan dengan
itu semua.
Kembali ke akar kecambah
berarti manusia harus bekerja dulu untuk menguatkan pondasi ekonomi. Bila sudah
kuat bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga, berkhitmah pada agama dan
bermanfaat untuk orang lain.
Untuk menjadikan pondasi
ekonomi yang kuat jelas tidak ujug-ujug (tiba-tiba) langsung kuat. Namun perlu
proses. Dan proses itupun tidak sama setiap orang. Perlu sabar, rajin,
istikomah dan tawakal. Takdir Tuhan akan mengikuti langkah manusia yang mau
berikhtiar.
Ada kata-kata bijak dari
orang yang sukses yakni diantaranya satu dan fokus. Pekerjaan ada yang sekarang
kita jalani dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan benar. Benar dalam arti
mengedepankan etika dalam bekerja. Etika atau sederhananya unggah-ungguh dalam
arti luas dan universal.
Semoga kita mendapat
perlindungan dan hidayah untuk bisa melaksanakan hal yang terbaik dalam
kehidupan. Wallahul a’lam bialshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar