Jumat, 06 Februari 2015

Nggandul Kemuliaan

Ada yang menarik dan menjadi motivasi para santri pesantren. Yakni nggandul (ikut) kemuliaan Nabi dan keturunannya serta kiai yang menjadi gurunya. Alasannya sederhana saja. Bila dekat dengan beliau-beliau yang mana beliau juga dekat Allah maka doa kita berharap disampaikan kepada Allah. Inilah yang namanya wasilah.
Logika sederhana yang bisa dipakai diantaranya bila ingin menemui bupati. Orang biasa menemui bupati harus melewati beberapa meja. Itupun belum bisa dipastikan bisa bertemu. Ada saja alasannya. Namun bila kita meminta bantuan kepada orang terdekatnya tidak menutup kemungkinan kita bisa menemui bupati dalam waktu secepatnya. Inilah enaknya mempunyai wasilah atau perantara.
Apa bisa doa kita langsung kepada Allah. Berdoa bisa saja. Namun pertanyaannya apa bisa langsung dikabulkan? Inilah yang menjadi permasalahan. Enak kalau mempunyai sambungan langsung. Namun siapakah kita? Siapakah diri kita ini? Hanya Nabi, wali, orang soleh saja yang bisa seperti ini. Namun bagi orang yang banyak khilaf dan dosa sungguh berat bila langsung berhubungan.
Para Nabi, wali dan orang saleh mempunyai hati yang suci. Apa yang dilakukan karena ikhlas tanpa pamrih. Inilah yang membedakan dengan maqam kita yang banyak salah dan dosa. Dan dosa inilah  yang menghalangi/hijab kita dengan Allah. Bila melalui perantara maka hijab bisa saja hilang. Maka pengikut ahlus sunnah wal jamaah senang dengan wasilah ketika berdoa, membaca tahlil, istighosah, dan sejenisnya.
Demikian diantara yang disampaikan KH. Mustaqim Basyari, Koordinator Alumni Pondok Pesantren Darul Muta’allimiin Pandanasri pada acara pertemuan Panitia Haul KH. Ghozali Cholil ke-19. “Semoga apa yang kita lakukan ini dihitung sebagai menghormat kemuliaan guru dan ulama. Bila menghormati ulama sama juga menghormati Nabi”, demikian paparan beliau selanjutnya.
Pada hari Kamis (5/2/2015) telah dilakukan pertemuan di rumah K. Badal Kemaduh Baron. Para alumni dari berbagai penjuru kota di Nganjuk dan sekitarnya berduyun-duyun datang. Beliau-beliau meninggalkan kesibukan sehari-hari untuk datang dalam pertemuan. Kebanyakan yang datang adalah para alumnni awal. Sedangkan penulis termasuk alumni yang baru saja. 
Ada rasa salut dan bangga bila bertemu dengan alumni pondok. Ditengah kesibukan sehari-hari masih “ngopeni” pendidikan generasi muda. Beliau-beliau tidak absen mengelola dan membina masjid, musala, pondok pesantren yang ada disekitar rumah. Dan kebanyakan juga mengajar pendidikan diniyah.
Berapapun santri yang ada namun ghirah/semangat menyebarkan ilmu luar biasa. Dan kebanyakan pula masih gratis. Artinya santri tidak bayar. Alumni memberikan ilmu karena ikhlas mengharap rida ilahi. Sedangkan rizki berasal dari bekerja. Inilah keseharian para alumni. Hal tersebut pula yang mendorong faktor tersebarnya Islam yang moderat, tidak keras bin bebas.
Bisa dimaklumi karena alumni pondok kami diasuh oleh Kiai Salafiyah, KH. Ghozali Cholil yang alumni Pondok Pesantren Mojosari Loceret. Dan semasa hidup beliau aktif sebagai Rais Syuriyah MWC NU Kertosono dan terkenal sebagai ahli falak di Kabupaten Nganjuk.
Ada beberapa keputusan diantaranya terkait teknis, tempat acara, pengajian insyaallah akan diisi oleh Habib Umar bin Mutohar dari Semarang. Juga terkait dengan data alumni. Kesulitannya karena alamat ketika di pondok dan setelah boyong berbeda. Ini bisa dimaklumi karena setelah pulang lalu menikah ada yang berdiam di alamat asal, kadang ikut suami juga bisa ikut isteri atau mungkin juga berpindah ke tempat lain. Kesulitan ini tidak hanya di alami Pondok Pandanasri, Pondok Langitan pun menurut informasi dari alumninya juga mempunyai problem yang sama.
Tidak kalah penting adalah dana. Alhamdulillah dalam waktu yang cukup singkat sekitar satu bulan sudah banyak iuran alumni yang masuk ke panitia. Sehingga insyaallah kebersamaan alumni untuk ikut serta memperingati haul guru sekaligu kiai akan berjalan. Terkait parkir dan keamanan memang menjadi hal yang tak kalah penting. Permasalahan ini dipercayakan kepada Kang Sopingi dan Kang Roni. Alumni yang sudah ahli dipercaya dalam bidang ini.
Semoga tujuan alumni ikut memuliakan guru sekaligus kiai dalam acara haul mendapat rida dan maunah dari Allah. Amin. Wallahul a’lam bi al shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar