Bumi desa Pisang pada
hari Rabu (5/2/2015) disiram air hujan. Walaupun tidak deras namun cukup
membuat basah tanah kelahiran penulis ini. Menjelang salat isak berduyun-duyun
jamaah Mujahadah Padang Mbulan ke-9 dengan memakai baju hijau-hijau mendatangi
Musala Baitul Muttaqin timur SDN Pisang II. Disinilah rutinan dilaksanakan.
Dimulai dengan salat isak
berjamaah, dilanjutkan wiridan bakda maktubah lalu salat taubat, salat tasbih 4
rakaat dan salat hajat. Tidak lupa membaca istighasah, berdoa dengan penuh harapan
kepada Allah atas segala hajat dunia dan akhirat. Kelebihan istighasah yang
disusun oleh Syaikhona Kholil Bangkalan adalah untuk kebaikan seluruh kaum
muslimin baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Tradisi ahlus sunnah
ini yang membuat Nahdliyin merasa enggan bila tidak mengikutinya.
Selanjutnya ada sambutan
dari pengurus tanfidziyah. Dalam hal ini diwakili oleh penulis sendiri. Berharap
bahwa NU yang sudah berjalan bisa lebih bermanfaat untuk umat. Bila melihat hal
ihwal pendirian NU yang berjuang dengan membuat Komite Hijaz untuk menjaga
situs-situs Islam. Dan berhasil, sehingga Raja Saudi alsaud mengurangi
mengurangi penghancuran lebih parah lagi.
Langkah kita selanjutnya
adalah merawat tradisi yang telah dibuat oleh Pendiri, Pendahulu dan Pengurus. Mengingat
sudah 89 tahun Nahdlatul Ulama berdiri berarti sudah cukup dalam menjaga
tradisi menuju kesejahteraan warga. Semoga Allah senantiasa menjaga NU yang
rahmatal lil alamin ini. Amin.
Dalam tausiahnya, H.
Basyari Utsman selaku Rais Syuriyah PRNU Pisang mengajak ibadah kita selama
ini. Ada ibadah mahdhoh dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhoh adalah ibadah yang
tidak bisa kita cerna secara logika. Misalnya jumlah rakaat salat lima waktu. Bila
kita ingin berhubungan dengan Allah ada telepon khusus yang bisa diingat yakni
24434.
Maksudnya bukan telepon
biasa kabel atau seluler tetapi jumlah rakaat salat yang wajib kita laksanakan
setiap hari. Dengan salat itulah kita bisa berhubungan dan berkomunikasi dengan
Allah. sedang ibadah ghairu mahdah banyak sekali. misalnya jumlah harta yang kita
sedekahkan. mangga saja sesuai dengan kemampuan kita masih-masing. dan sedekah
tidak harus menunggu kaya. mulai dari sekarang kita bisa memulainya dengan
kemampuan yang ada. Walllahul
a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar