Rabu, 07 Januari 2015

Sisi Lain Ucapan Natal



Pada bulan Desember, saudara-saudara kita yang beragama Kristen dan Katolik merayakan hari Natal. Tentunya mereka sangat berbahagia merayakannya. Seperti kita juga yang bersuka cita dalam merayakan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Kebahagiaan ini patut kita apresiasi. Dalam arti kita yang tinggal di Indonesia mempersilahkan saudara kita untuk merayakannya. Tanpa mendapat gangguan, nyaman dan bisa berjalan lancar. Hal ini mengingat, negeri kita menganut Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun berbeda-beda kita tetap bersatu.
Pemahaman ini bisa terjadi bila kita menyadari bahwa kita sebagai muslim asli Indonesia yang beragama Islam. Bukan orang Islam yang tinggal di Indonesia. Dua pandangan di atas bertolak belakang satu dengan lainnya. Bila yang pertama adalah orang pribumi yang beragama Islam. Bermakna ciri atau tanda orang Indonesia tidak hilang karena beragama Islam. Katakanlah misalnya memakai blangkon, kopyah, memakai sarung, jilbab, bajunya memakai surjan seperti baju khas DI Jogja. Tidak salah dan tidak mengapa.
Sedangkan makna orang Islam yang tinggal di Indonesia bisa saja perilaku, sifat, pakaian dan ciri khas lainnya ikut terbawa. Bisa saja baju gamis, memelihara jenggot, buruh perempuan dianggap sebagai sahaya, memahami Alquran secara tekstual, perempuan memakai burqa. Memahami Islam sebagai hukum negara sehingga menjadikan Indonesia dicita-citakan sebagai kekhalifahan Islam.
Mengenai ucapan selamat hari raya kepada pemeluk agama lain memang ada perbedaan pendapat. Ada yang memperbolehkan namun juga ada yang menganggap adalah larangan agama. Karena ada dua pendapat maka umat diperbolehkan memilih salah satunya. Namun yang perlu dikedepankan adalah jangan menganggap dirinyalah yang terbaik. Lantas menganggap yang berbeda pendapat adalah salah. Lalu mengganggu hubungan persaudaraan dengan pemeluk agama yang lain. Sehingga kerukunan antar umat beragama terganggu.
Dalam keseharian ada diantara kita yang bertetangga non muslim. Suasana tolong menolong, bersama-sama kerja bakti membersihkan jalan, bila ada yang kesusahan ikut merasakan adalah hal yang biasa. Bila waktunya Natalan teman-teman Ansor ikut serta menjaga gereja dari kerusakan dan kerusuhan bisa saja terjadi. Bahkan di NTT saja yang mayoritas Kristen, teman-teman Ansor juga ikut serta menjaga gereja. Ini dimaksudkan untuk memberi rasa aman dan nyaman dalam menjalankan ibadah masing-masing.
Begitu juga suatu ketika umat Islam mempunyai hajat misalnya istighosah yang memerlukan tempat parkir yang luas maka gereja yang berada disebelahnya memberikan tempat untuk lahan parkir para jamaah. Hal inilah yang membuat suasana menjadi harmonis. Bila ini dipungkiri maka kerukunan tidak akan ada. Sehingga suasana seperti hal tersebut perlu dipupuk dan dilestarikan.
Mengucapkan selamat hari raya agama lain sebagai bentuk menghormati keyakinan agamanya. Bila kita menghormati maka timbal baliknya kita akan dihormati tanpa diminta. Hal tersebut sesuai dengan hukum alam bila ingin dihormati orang lain maka hormatilah orang lain. Wallahul a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar