Rabu, 07 Januari 2015

Antara Besi dan Permata



Mujahadah Padang Mbulan ke-9 Senin (5/1/2015) berlangsung di Musala Darussalam sebelah utara makam. Diikuti oleh Nahdliyin sedesa Pisang. Dengan didukung suasana yang cerah jamaah berbondong-bondong ke lokasi mujahadah.
Seperti acara mujahadah bulan lalu, kegiatan rutin NU Ranting Pisang ini dimulai dengan salat Isak berjamaah dilanjutkan dengan wiridan bakda maktubah dilanjutkan dengan salat taubat, salat tasbih 4 rakaat dan salat hajat. Tidak lupa ditengah suasana musibah saudara-saudara kita yang terjatuh dari pesawat Air Asia, gempa bumi di Gorontalo, meletusnya Gunung Sinabung, tanah longsor di Banjarnegara, banjir di Bandung acara Mujahadah dilanjutkan dengan istighosah.
Memohon bersama-sama kepada Dzat yang menciptakan musibah memohon agar diberi perlindungan dari segala marabahaya yang timbul. Sangat tersentuh rasanya hati ini dan membikin bulu kuduk merinding tatkala Haji Basyari Utsman, Rais Syuriyah NU Pisang memanjatkan lantunan doa keselamatan untuk seluruh umat Islam khususnya di Indonesia. Inilah baiknya orang NU amaliyahnya tidak untuk diri sendiri atau golongannya. Namun juga memintakan ampun, keselamatan, kesejahteraan bagi semua umat Islam di dunia. Tidak memandang dari suku, ras, warna kulit, golongan, pilihan partai politik, latar belakang pendidikan dan sebagainya. Semoga saja amaliyah ala Nabi dan diteruskan para wali dan sekarang dijalankan warga NU bias senantiasa mudawamah (langgeng, lestari) dari masa sekarang hingga berakhirnya dunia ini.
Mauidhoh kali ini oleh KH. Hasanuddin, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muta’allimiin Pandanasri Nganjuk. Diniati juga untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Terlebih dahulu dilantunkan salawat sebagai bukti cinta kepada Junjungan Nabi yang dipimpin oleh Ustad Imam Mustofa, S.Pd.Sd.
Kiai Hasan –panggilan akrab beliau- mengawali dengan perbedaan antara palu yang terbuat dari besi dengan permata. Mengapa orang lebih memilih permata yang beratnya sedikit daripada besi sebesar palu misalnya yang beratnya lebih banyak? Permata dipilih karena nilainya yang luar biasa. Begitu pula Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Dipilih, dipuja, dicintai banyak orang sedunia karena nilainya yang tiada terhingga.
Beliau adalah manusia pilihan Allah yang diserahi risalah ilahi berupa Alquran yang menjadi pedoman hidup manusia hingga akhir zaman. Barang siapa yang menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup maka akan bahagia dan sejahtera di dunia hingga akhirat. Begitu pula sebaliknya, yang mengingkarinya maka kebinasaan, kegelisahan dan ketidakberuntungan hidup akan senantiasa dijalaninya.
Segala perilaku Nabi bias dijadikan teladan. Baik sejak usia remaja hingga beliau berumah tangga, menjadi pemimpin masyarakat, pemimpin Negara, pemimpin agama, hingga menjadi panglima perang. Tidak ada yang meragukan kebenaran risalahnya. Karena memang beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sehingga beliau sendiri dijaga oleh Allah dan bersifat.
Di bulan Maulid ini semoga kita bisa mengambil hikmah perikehidupan Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Untuk lebih menata kehidupan kita menjadi lebih baik lagi. Kita berharap kebahagiaan, kesejahteraan, cita-cita bias tergapai. Amin. Wallahul a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar