Rabu, 07 Januari 2015

Anakku Memasuki Akil Balig



Hari-hari ini memasuki musim liburan semester. Ada waktu sekitar dua pekan para siswa bisa menikmati rehat dari bangku sekolah. Perasaan senang selepas mengikuti ujian semester tidak hanya dinikmati para siswa namun juga guru dan pegawai. Karena ada waktu untuk rehat dari rutinitas keseharian.
Hal ini tidak disia-siakan oleh masyarakat. ada yang menggunakan untuk rekreasi bersama keluarga, mengunjungi saudara, mengunjungi orang tua di luar kota hingga luar pulau, ada juga yang cukup di rumah dengan berbagai aktivitas bersama keluarga. Itu semua terserah atas rencana masing-masing. Dari aktivitas itu semua ada yang memanfaatkan untuk khitan sebagai tanda akil baligh bagi remaja laki-laki.
Anak kedua kebetulan sudah kelas lima di madrasah ibtidaiyah. Di madrasah ini ada peraturan bahwa kelas lima harus sudah berkhitan. Teman-teman anak sudah banyak yang khitan. Sehingga ada keinginan kuat untuk segera juga berkhitan. Bila terlalu lama belum berkhitan bisa menjadi bahan olok-olokan teman-temannya.
Ditengah keterbatasan waktu antara pekerjaan, studi, aktif di kegiatan kemasyarakatan juga ibunya yang juga menempuh studi lagi di Malang dan juga masih bekerja sebagai pendidik maka permintaan anak tidak bisa ditunda lagi.
Dengan pengalaman kakaknya setahun sebelumnya yang juga khitan yang serba mendadak akhirnya juga berjalan lancar. Dulu itu malamnya ibunya anak-anak baru pulang dari mendampingi Ziarah Wali Jawa Tengah siswa SMA Pace. Paginya langsung pesan dengan tukang sunat lalu sorenya langsung khitan. Persiapan konsumsi dengan mengundang para tetangga untuk tahlilan di malam hari dan sore acara shalawat banjari masih bisa dilaksanakan. Dan disiapkan dengan secepat  yang bisa dilakukan. Alhamdulillah atas bantuan saudara dan para tetangga acara berjalan sesuai rencana. Dan anak pertama juga cepat sehat dalam kisaran 3-5 hari.
Pengalaman kedua ini juga terulang.  Melihat acara kami yang lumayan melelahkan orang tua merasa kasihan. Lalu beliau menyanggupi yang mempunyai hajat mengkhitankan anak kedua kami. Jadi segala sesuatunya beliau yang menyiapkan termasuk menyiapkan konsumsi untuk tahlilan dan mengantar ke petugas khitan dan merawat cucunya. Masyaallah ini jasa orang tua yang tiada terkira. Padahal ditengah keterbatasan beliau berdua yang sudah agak sakit. Namun rasa kasih sayangnya beliau kepada kami dan cucunya hal itu tidak dirasakan. Rasa sayangnya melebihi rasa payah dan sakit yang diderita. Terima kasih Bapak dan Emak.
Acara diawali dengan doa tahlil untuk para leluhur yang telah seda mendahului ada juga jenang merah sebagai pertanda permohonan selamat. Banyak tetangga yang datang. Lalu berangkat ke tempat petugas khitan yang jauhnya lumayan sekitar 30 kilometer dari rumah mertua. Padahal waktu tinggal 30 menit dari perjanjian yakni jam 16.00 WIB. Dengan diantar Bapak, Pak Lek, Mbah De, anak kedua diantar juga dengan kakaknya, saya memacu kendaraan dengan kecepatan sesuai kemampuan. Alhamdulillah bisa datang tepat waktu dan langsung ditangani. 30 menit kemudian khitan telah usia dan berjalan dengan lancar. Walaupun ada sedikit permasalahan dengan penanganan karena setiap anak mempunyai kekhasan sendiri-sendiri.
Ketika kembali di rumah, banyak tetangga, saudara yang datang. Wuih rasa senang. Ternyata para tetangga mempunyai rasa kepedulian. Walau sebentar dan didera kesibukan masing-masing namun masih sempat meluangkan waktu untuk berkunjung. Bahkan semacam jagongan karena mempunyai hajat. Ikut nimbrung merasakan apa yang dirasakan tuan rumah. Hal ini yang perlu kita uri-uri dan berusaha kita laksanakan dalam kehidupan bertetangga. Niscaya ada harmoni dan kebahagiaan yang akan kita raih. Semoga.
Nak, kamu sekarang sudah memasuki keberislaman dengan ditandai dengan khitan. Berarti kewajiban agama seperti salat, puasa dan zakat harus berusaha dikerjakan tanpa disuruh. Hukum agama sudah mulai diterima. Baik pahala maupun dosa bila ada kewajiban yang ditinggalkan. Untuk itu harus terus talabul ilmi. Agar nantinya bisa menjadi anak saleh. Berbakti kepada kedua orang tua, berguna bagi nusa bangsa dan agama. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar