Dalam salah satu hadith
disebutkan dawuhnya Kanjeng Nabi thalabul ilmi faridhatun ala kulli muslimin
wamuslimatin. Di hadith lainnya uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi. Bila yang
pertama maksudnya insyaallah bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim
laki-laki dan perempuan. sudah jelas bila setiap muslim diwajibkan untuk
mencari ilmu.
Ilmu disini bisa
dikandung maksud ilmu untuk mengantarkan kehidupannya menjadi lebih baik. Baik
ilmu agama sebagai patokan moral etik dalam kehidupan dan juga ilmu dunia.
Sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dunianya baik kebutuhan pokok misalnya
pangan, papan dan sandang. Begitu juga kesehatan dan pendidikan. Yang jelas
dari dawuh ini lalu bersumber pengertian pembelajaran sepanjang hayat. Bahwa
hal ini bisa dimengerti karena biarpun seseorang sudah selesai dari menempuh
pendidikan tinggi namun ternyata itu bukan akhir dari belajar. Masih banyak
ilmu Allah yang belum digali. Tentunya tidak boleh berhenti dalam belajarnya
tentang kehidupan ini. Akhirnya manusia bisa lebih arif dalam menjalani
kehidupan ini.
Dalam hadith kedua
manusia lebih digambarkan lagi tentang long live education. Bila dilihat dalam
siklus kehidupan bahwa belajar dimulai dari ayunan memang benar. Bahkan bisa
sebelum itu. Dimulai dari proses mencari pasangan.
Dalam hal mencari jodoh
bisa dikatakan sulit juga mudah. Ada orang yang mencari jodoh butuh waktu lama
dan mencarinyapun dalam jarak yang jauh. Bisa dari Sabang sampai Merauke. Namun
setelah batas ikhtiar tersebut akhirnya jodohnya adalah tetangganya sendiri,
pek nggo (bahasa Jawa: dimiliki tetangganya sendiri). Ada juga yang sudah
dijodohkan oleh kiainya. Sebagai santri yang baik mengikuti dawuhnya kiai. Ada
juga yang ada keingingan menikah langsung saja ketemu jodohnya tidak pakai
lama. Memang masalah jodoh ada rahasia Tuhan.
Proses mencari jodoh ini
adalah belajar dari tahap awal. Menyiapkan generasi yang diharapkan dengan
diawali memilih pasangan terbaik. Dari hal ini akan didapatkan generasi emas
kehidupan.
Ketika janin di perut ibu
juga ada pengaruhnya. Inilah interaksi belajar si janin dengan orang
terdekatnya. Ada seseorang yang berada di perut ibunya selama dua tahun. Selama
hamil itu si ibu sering tadarus Alquran. Setelah berusia tiga tahun, bayi
tersebut sudah hafal Alquran. Bila dilihat dari cerita di atas berarti sudah
ada proses belajar ketika di alam rahim. Sudah ada interaksi si calon bayi
dengan orang terdekatnya.
Bila si Jabang Bayi sudah
mengenal udara bebas maka selanjutnya ia belajar dari orang terdekat dan
lingkungannya. Ia mulai bisa melihat, berbicara, berjalan, mendengar dan
seterusnya. Hingga belajar di pendidikan formal, informal dan non formal dengan
masyarakat sekitarnya. Hingga menjadi orang dewasa yang sempurna dan
bertanggungjawab.
Bila sudah meninggal
ternyata pendidikan belum berakhir. Ketikabjenazah sudah di liang lahat ada
prosesi azan. Ini mengingatkan akan kewajiban salat bagi seorang muslim. Lalu ada
talqin dari orang yang dituakan. Bisa modin atau kerabat dari si mayit. Tujuannya
adalah untuk mengingatkan si mayit dan yang masih hidup akan beberapa pesan
kehidupan. Diantaranya persiapan jawaban untuk menghadapi pertanyaan dari
malaikat penjaga kubur yakni Malaikat Mungkar dan Nakir. Diantaranya siapa
Tuhan, kitab suci, saudara, kiblat, Nabi kita dan seterusnya. Dari sini
benarlah dawuhnya Kanjeng Nabi bahwa pendidikan berlangsung dari ayunan hingga
liang lahat, minal mahdi ilal lahdi.
Demikianlah pesan
pengajian oleh H. Basyari Utsman saat berlangsungnya Jamiah Tahlil wa Taklim
Babussalam hari Kamis (29/1/2015) di rumah Bapak Sugeng Lastri Pisang. Selanjutnya
para jamaah yang berpakaian serba hijau-hijau diajak untuk melaksanakan ibadah
fardu kifayah. Yakni salat jenazah bila ada saudara kita yang meninggal lalu
juga membaca tahlil sesaat setelah selesai talkin disampaikan. Tentu saja
tempatnya di makam. Dimulai dari keluarga kita dan yang memimpin dari jamiyah
tahlil sendiri. Hal ini mungkin sederhana, sepele dan ringan. Namun memang
perlu dimulai. Dan jamaah semua dengan koor menyatakan setuju dan siap memulai.
Alhamdulillah.
Setelah pengajian usai
dilanjutkan membaca tahlil oleh Bapak Moh. Toha dan barokah doa oleh Bapak Moh.
Isro’. Wallahul a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar