Jumat, 30 Januari 2015

Belajar Hingga Liang Lahat

Dalam salah satu hadith disebutkan dawuhnya Kanjeng Nabi thalabul ilmi faridhatun ala kulli muslimin wamuslimatin. Di hadith lainnya uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi. Bila yang pertama maksudnya insyaallah bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. sudah jelas bila setiap muslim diwajibkan untuk mencari ilmu.
Ilmu disini bisa dikandung maksud ilmu untuk mengantarkan kehidupannya menjadi lebih baik. Baik ilmu agama sebagai patokan moral etik dalam kehidupan dan juga ilmu dunia. Sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dunianya baik kebutuhan pokok misalnya pangan, papan dan sandang. Begitu juga kesehatan dan pendidikan. Yang jelas dari dawuh ini lalu bersumber pengertian pembelajaran sepanjang hayat. Bahwa hal ini bisa dimengerti karena biarpun seseorang sudah selesai dari menempuh pendidikan tinggi namun ternyata itu bukan akhir dari belajar. Masih banyak ilmu Allah yang belum digali. Tentunya tidak boleh berhenti dalam belajarnya tentang kehidupan ini. Akhirnya manusia bisa lebih arif dalam menjalani kehidupan ini.
Dalam hadith kedua manusia lebih digambarkan lagi tentang long live education. Bila dilihat dalam siklus kehidupan bahwa belajar dimulai dari ayunan memang benar. Bahkan bisa sebelum itu. Dimulai dari proses mencari pasangan.

Dalam hal mencari jodoh bisa dikatakan sulit juga mudah. Ada orang yang mencari jodoh butuh waktu lama dan mencarinyapun dalam jarak yang jauh. Bisa dari Sabang sampai Merauke. Namun setelah batas ikhtiar tersebut akhirnya jodohnya adalah tetangganya sendiri, pek nggo (bahasa Jawa: dimiliki tetangganya sendiri). Ada juga yang sudah dijodohkan oleh kiainya. Sebagai santri yang baik mengikuti dawuhnya kiai. Ada juga yang ada keingingan menikah langsung saja ketemu jodohnya tidak pakai lama. Memang masalah jodoh ada rahasia Tuhan.
Proses mencari jodoh ini adalah belajar dari tahap awal. Menyiapkan generasi yang diharapkan dengan diawali memilih pasangan terbaik. Dari hal ini akan didapatkan generasi emas kehidupan.
Ketika janin di perut ibu juga ada pengaruhnya. Inilah interaksi belajar si janin dengan orang terdekatnya. Ada seseorang yang berada di perut ibunya selama dua tahun. Selama hamil itu si ibu sering tadarus Alquran. Setelah berusia tiga tahun, bayi tersebut sudah hafal Alquran. Bila dilihat dari cerita di atas berarti sudah ada proses belajar ketika di alam rahim. Sudah ada interaksi si calon bayi dengan orang terdekatnya.
Bila si Jabang Bayi sudah mengenal udara bebas maka selanjutnya ia belajar dari orang terdekat dan lingkungannya. Ia mulai bisa melihat, berbicara, berjalan, mendengar dan seterusnya. Hingga belajar di pendidikan formal, informal dan non formal dengan masyarakat sekitarnya. Hingga menjadi orang dewasa yang sempurna dan bertanggungjawab.
Bila sudah meninggal ternyata pendidikan belum berakhir. Ketikabjenazah sudah di liang lahat ada prosesi azan. Ini mengingatkan akan kewajiban salat bagi seorang muslim. Lalu ada talqin dari orang yang dituakan. Bisa modin atau kerabat dari si mayit. Tujuannya adalah untuk mengingatkan si mayit dan yang masih hidup akan beberapa pesan kehidupan. Diantaranya persiapan jawaban untuk menghadapi pertanyaan dari malaikat penjaga kubur yakni Malaikat Mungkar dan Nakir. Diantaranya siapa Tuhan, kitab suci, saudara, kiblat, Nabi kita dan seterusnya. Dari sini benarlah dawuhnya Kanjeng Nabi bahwa pendidikan berlangsung dari ayunan hingga liang lahat, minal mahdi ilal lahdi.
Demikianlah pesan pengajian oleh H. Basyari Utsman saat berlangsungnya Jamiah Tahlil wa Taklim Babussalam hari Kamis (29/1/2015) di rumah Bapak Sugeng Lastri Pisang. Selanjutnya para jamaah yang berpakaian serba hijau-hijau diajak untuk melaksanakan ibadah fardu kifayah. Yakni salat jenazah bila ada saudara kita yang meninggal lalu juga membaca tahlil sesaat setelah selesai talkin disampaikan. Tentu saja tempatnya di makam. Dimulai dari keluarga kita dan yang memimpin dari jamiyah tahlil sendiri. Hal ini mungkin sederhana, sepele dan ringan. Namun memang perlu dimulai. Dan jamaah semua dengan koor menyatakan setuju dan siap memulai. Alhamdulillah.

Setelah pengajian usai dilanjutkan membaca tahlil oleh Bapak Moh. Toha dan barokah doa oleh Bapak Moh. Isro’. Wallahul a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar