Selasa, 30 Desember 2014

Tour MTSN Termas


Tujuan tour kali ini ada empat tujuan ke wilayah barat. Yakni Pantai Parangtritis, Museum Dirgantara, Candi Borobudur dan Makam Gunungpring. Pada hari Senin (22/12/2014) pukul 20.15 WIB berangkatlah 4 unit bus madrasah. Dengan iringan doa dari orang tua yang mengantar 6 rombel kelas VIII berangkat dengan lancar.
Dengan didampingi oleh guru pembimbing peserta tour (rihlah) melihat keagungan ayat-ayat Allah. Ayat-ayat kauniyah yang tampak nyata dari penglihatan berupa Pantai Parangtritis yang menawan.  Debur ombaknya yang terus menerus mengingatkan betapa agungnya Sang Pencipta. Dari sinilah akan terlihat betapa kita takjub atas kekuasaan Allah. Dari sini akan timbul rasa syukur bias melihat sendiri. Diharapkan akan lebih mendekat kepada sang Khalik.
Museum Dirgantara menjadi saksi bisu betapa para pejuang mulai dari nol membangun kekuatan udara dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI. Akan bias melihat betapa para pejuang berkorban dan berjuang apa saja untuk meraih cita-cita kemerdekaan dan sumbangsihnya dalam mempertahankan kedaulatan Negara hingga sekarang ini. Ada nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air yang perlu ditanamkan kepada generasi penerus. Bahwa untuk merebut kemerdekaan bukanlah hal yang mudah. Pengorbanan baik harta, nyawa, darah, dan semuanya tidak bias dihitung dengan materi. Bagitu ikhlasnya para pejuang. Tidak melihat dan menghitung anggaran harus tersedia? Bagaimana harus menunggu anggaran perang sedangkan musuh sudah dihadapan. Resikonya ditembak atau menembak. Membunuh atau dibunuh. Sebagai generasi penerus sudah seharusnya meneruskan karakter para pejuang untuk mengisi kemerdekaan yang sudah di raih.
Candi Borobudur sebagai salah satu warisan peradaban dunia. Hal ini menunjukkan sebenarnya nenek moyang kita sudah mempunyai peradaban yang luar biasa di masa lalu. Seni bangunan, seni arsitektur dan antusiasme membangun karya yang besar dan bias diwariskan kepada generasi mendatang. Hal ini bias diketahui dari kemegahan candi sendiri dan lebih detail bagaimana pembangunan, latar belakang situs, renovasi dan lain-lain bias dilihat dari film documenter karya Garin Nugroho yang bias dilihat dari ruang informasi Candi Borobudur.
Pengelola Candi Borobudur berusaha berbenah. Mungkin oleh karena pengelolanya yang berupa perseroan terbatas bagian dari menteri BUMN dan ditangani oleh direktur perempuan yang masih muda belum berusia 30an. Mungkin dengan sentuhan dingin tenaga yang masih fresh menjadikan suatu institusi bias berkecepatan tinggi.
Yang terasa berbeda diantaranya loket tiket lyang berubah menjadi corporate, toilet yang bersih, beragam penampilan seni dan wahana yang banyak dan bias dikunjungi. Walau harus bayar lagi namun karena pelayanan yang memuaskan sehingga pengunjung tidak terasa mengeluarkan kocek yang lebih dalam.
Ketika tiba di situs Gunung Pring tempat disemayamkannya waliyullah Kiai Dalhar dan Raden Santri suasana hujan deras. Sehingga untuk naik ke makam membutuhkan perjuangan yang ekstra. Akhirnya semua tujuan bias dikunjungi dan relative lancer. Tiba kembali di madrasah sekitar jam 02.00 WIB dini hari berikutnya. Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar