Masjid Baitul Atqiya’ Pisang pada hari
Ahad, 5 Oktober 2014 melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Adapun yang
disembelih ada 4 ekor sapi. Sedang kambing berjumlah . untuk menghemat tenaga
maka hewan di sebar di beberapa titik musala sehingga semua warga satu desa
bisa mendapat daging. Hal ini sudah berlangsung sekitar 20 tahun. Bahkan menurut
orang-orang sekecamatan, desa Pisang adalah desa yang paling banyak hewan
kurbannya dan paling rata pembagian dagingnya. Semoga ini terus bisa
berlangsung dan semakin baik lagi.
Untuk menyembelih empat ekor sapi bukan
perkara mudah. Untuk tahun lalu hanya satu ekor. Maka sebelum hari H dilakukan
pertemuan panitia sedesa. Yang berlangsung -2 H. rapat dihadiri semua
perwakilan 14 takmir musala. Juga didata musala mana yang kosong dari hewan
kurban dan mana yang sudah ada yang disembelih. Dari ini ada yang berlebih lalu
ada yang kurang. Yang berlebih dialihkan ke musala yang kurang dan yang tidak
ada disuplai dari masjid. Alhamdulillah solusi ini diterima dengan baik semua
pihak.
Ada hal yang menjadi catatan. Bagi semua
panitia untuk berusaha menjadi panitia yang baik. Dalam arti tidak mementingkan
diri sendiri dengan mengambil daging dan mengambil daging sebanyak-banyaknya
untuk dirinya sendiri. Hal ini adalah preseden kurang baik. Semua panitia sudah
disiapkan bagiannya. Jadi tidak usah khawatir tidak kebagian.
Di masjid Baitul Atqiya’ ada empat ekor sapi.
Satu ekor dari satu keluarga sedangkan yang tiga lainnya dari iuran 21 orang. Ini
menjadi catatan untuk panitia berikutnya. Peserta iuran sudah membayar sekitar
empat bulan sebelumnya. Dan dibelikan sapi langsung lalu dipelihara oleh orang
yang dipercaya. Menjelang penyembelihan harga sapi dihitung dan dibayarkan
jerih payah pemeliharanya. Sebagai imbalan atau reward untuk pekurban diberi
daging satu kilogram daging dan tiga jatah. Ini untuk para tetangga pekurban
agar juga bisa merasakan bersama-sama.
Ada kesepakatan yang dibuat diantaranya
satu rumah tidak harus satu bagian. Bila satu rumah terdiri dari dua atau tiga
keluarga yang masak makanan sendiri maka diberi seperti itu. Ini meniru prinsip
keadilan. Agar bisa merasakan bersama-sama. Selain itu ada bagian untuk ulama,
tokoh agama, marbot masjid, dan guru TPQ/Madin. Dimana setiap bagian mempunyai
bobot menyesuaikan.
Alhamdulillah prosesi penyembelihan,
memotong daging dan distribusi berjalan lancer. Hingga acara selesai tidak ada complain.
Ini sebagai tanda awal bahwa panitia sudah berjalan sesuai rencana.
Prosesi penyembelihan ini sebagai ikhtiar
untuk meniru perilaku Nabi Ibrahim As. Perintah ini dilakukan Nabi Ibrahim
ribuan tahun silam dan tetap dilakukan hingga sekarang karena sesuai dengan
fitrah manusia.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar