Selasa, 14 Oktober 2014

Menyembelih Hewan Kurban: Meniru Perilaku Nabi Ibrahim



Masjid Baitul Atqiya’ Pisang pada hari Ahad, 5 Oktober 2014 melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Adapun yang disembelih ada 4 ekor sapi. Sedang kambing berjumlah . untuk menghemat tenaga maka hewan di sebar di beberapa titik musala sehingga semua warga satu desa bisa mendapat daging. Hal ini sudah berlangsung sekitar 20 tahun. Bahkan menurut orang-orang sekecamatan, desa Pisang adalah desa yang paling banyak hewan kurbannya dan paling rata pembagian dagingnya. Semoga ini terus bisa berlangsung dan semakin baik lagi.
Untuk menyembelih empat ekor sapi bukan perkara mudah. Untuk tahun lalu hanya satu ekor. Maka sebelum hari H dilakukan pertemuan panitia sedesa. Yang berlangsung -2 H. rapat dihadiri semua perwakilan 14 takmir musala. Juga didata musala mana yang kosong dari hewan kurban dan mana yang sudah ada yang disembelih. Dari ini ada yang berlebih lalu ada yang kurang. Yang berlebih dialihkan ke musala yang kurang dan yang tidak ada disuplai dari masjid. Alhamdulillah solusi ini diterima dengan baik semua pihak.
Ada hal yang menjadi catatan. Bagi semua panitia untuk berusaha menjadi panitia yang baik. Dalam arti tidak mementingkan diri sendiri dengan mengambil daging dan mengambil daging sebanyak-banyaknya untuk dirinya sendiri. Hal ini adalah preseden kurang baik. Semua panitia sudah disiapkan bagiannya. Jadi tidak usah khawatir tidak kebagian.
Di masjid Baitul Atqiya’ ada empat ekor sapi. Satu ekor dari satu keluarga sedangkan yang tiga lainnya dari iuran 21 orang. Ini menjadi catatan untuk panitia berikutnya. Peserta iuran sudah membayar sekitar empat bulan sebelumnya. Dan dibelikan sapi langsung lalu dipelihara oleh orang yang dipercaya. Menjelang penyembelihan harga sapi dihitung dan dibayarkan jerih payah pemeliharanya. Sebagai imbalan atau reward untuk pekurban diberi daging satu kilogram daging dan tiga jatah. Ini untuk para tetangga pekurban agar juga bisa merasakan bersama-sama.
Ada kesepakatan yang dibuat diantaranya satu rumah tidak harus satu bagian. Bila satu rumah terdiri dari dua atau tiga keluarga yang masak makanan sendiri maka diberi seperti itu. Ini meniru prinsip keadilan. Agar bisa merasakan bersama-sama. Selain itu ada bagian untuk ulama, tokoh agama, marbot masjid, dan guru TPQ/Madin. Dimana setiap bagian mempunyai bobot menyesuaikan.
Alhamdulillah prosesi penyembelihan, memotong daging dan distribusi berjalan lancer. Hingga acara selesai tidak ada complain. Ini sebagai tanda awal bahwa panitia sudah berjalan sesuai rencana.
Prosesi penyembelihan ini sebagai ikhtiar untuk meniru perilaku Nabi Ibrahim As. Perintah ini dilakukan Nabi Ibrahim ribuan tahun silam dan tetap dilakukan hingga sekarang karena sesuai dengan fitrah manusia.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar