Senin, 08 September 2014

Nyadran di Pisang



Nyadran dikenal dengan bersih desa. Entah dari mana asal mula tradisi tahunan ini. Namun seingat waktu masih kecil pada hari yang telah ditentukan orang-orang tua muda laki-laki perempuan pergi ke kuburan utara desa Pisang sambil membawa makanan yang diwadahi lengkong. Lengkong semacam kotak bujur sangkar terbuat dari pelepah pisang. Tengahnya diberi  anyaman bamboo. Di dalamnya tentunya banyak makanan yang terdiri atas nasi dan uborampenya.
Karena masih kecil saya tidak tahu persis apa yang ada di dalamnya, motivasinya apa lalu apa yang dilakukan di kuburan tersebut. Oleh karena orang tua dan keluarga besar saya tidak melakukan ritual semacam itu. Ketika sekarang saya diundang nyadran maka acaranya sudah berubah. Saya  mendapat informasi bila dulu makanan di lengkong di bawa ke kuburan lalu diadakan kenduri oleh sesepuh desa. Mungkin dipersembahkan kepada danyang desa untuk menjaga desa dari pagebluk. Bila kenduri diadakan di dalam kuburan lalu beralih di luar kuburan di sisi jalan. Lalu ada juga ritual tayub. Tarian gending oleh perempuan yang katanya juga ada suguhan minuman keras segala. Biasanya di ploso kuning, suatu tempat di tengah sawah ancer-ancernya di barat desa.
Sekarang sudah banyak berubah. Bila waktunya ditentukan jumat pahing kayaknya masih tetap. Agendanya ada khataman quran dibalai desa. Acara dimulai bakda salat subuh, lalu sesudah salat jumat diteruskan bapak-bapak. Terus ditutup doa khataman quran. ada rampatan nasi ingkung dan kue yang disediakan untuk dimakan dan dibawa pulang. Acara membawa sesaji yang dulu dibawa ke kuburan sekarang diganti membawa berkat ke masjid dan musala. Seperti yang lalu. Warga membawa berkat untuk dibawa ke masjid. Sesudah salat lalu diadakan doa tahlil untuk para leluhur yang sudah meninggal. Lalu berkat di makan bersama-sama. Jadi sekarang makna nyadran untuk syukuran paska panen sudah bergeser menjadi kegiatan yang lebih baik. Semoga senantiasa kesyukuran ini menjadi berkah untuk semua warga. Amin. Wallahul a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar