Bila ada organisasi
keagamaan memang perlu memasang papan nama. Bukan bertujuan untuk pamer namun
untuk menambah keyakinan, rasa percaya diri pengurus dan jamaah. Sudah sekian
lama papan nama organisasi NU bahkan diranting-ranting NU sekecamatan
Patianrowo tidak kelihatan nongol. Beberapa waktu lalu penulis sempat
berkeliling tanpa sengaja. Dan memang belum kelihatan ada papan nama NU dan
banomnya yang dipasang. Ini ada apa.
Pernah suatu ketika saya
berbincang dengan jamaah NU di desa sebelah. Beliau memegang jabatan sebagai
perangkat desa. Tidak usahlah atribut NU dipajang yang penting amaliahnya saja
tetap lestari, begitu ia mengatakan panjang lebar. Secara tidak langsung frame
pemikirannya NU secara kultural biarlah tetap berjalan. Namu NU sebagai
organisasi tidak sama sekali tersentuh bahkan terbengkalai. Keadaan seperti ini
NU sebagai jamiyah atau organisasi tidak jalan sama sekali. Tidak ada komando
pemberdayaan jamaah, rencana-rencana organisasi untuk dilaksanakan tidak ada.
Otomatis jamaah hanya melaksanakan amaliyah ala NU namun tidak ada ikatan
organisasi. Bisa suatu saat jadi rebutan organisasi lain. Ada organisasi yang
maaf tidak jelas namun karena gerakannya massif malah bisa solid, menggerakkan
organisasinya juga luar biasa sehingga bisa mengumpulkan biaya operasional
organisasi dengan mudah. Berkat dari mobilisasi massanya jelas.
Nahdlatul Ulama sebagai
organisasi yang jelas, didirikan para ulama berpedoman pada Alquran, hadith,
ijmak dan qiyas. Bila membaca referensi keilmuan NU adalah hal yang luar biasa.
Bisa dilihat dari referensi kitab-kitab para kiai NU dan juga santrinya. Secara
keilmuan kita tidak perlu gamang sama sekali. Karena silsilah keilmuan kita
bersambung sampai Rasulullah Saw.
Bila organisasi jelas,
referensi jelas, sanad keilmuan jelas apa ada alasan lain untuk tidak menata
organisasi menjadi lebih baik. Sayyidina Ali berkata organisasi yang batil bila
diorganisir dengan baik akan bisa mengalahkan organisasi yang benar namun tidak
diorganisir. Nah, NU ini adalah warisan karya para pendahulu ulama kita. Siapa
lagi yang akan merawat dan melestarikannya bila bukan kita? Wallahu a’lam bi al
shawab.
assalamualaikum ustadz
BalasHapusmaaf cara bikin papan nama nya bagaimana yaaaa majlis di sini mau bikin