Kamis, 14 Agustus 2014

Nu Benar Legal dan Barokah



Organisasi keagamaan sudah banyak berdiri, dan kemungkinan banyak juga akan berdiri. Memang di alam demokrasi seperti di negeri kita kran untuk berorganisasi terbuka lebar. Sedang yang masih bertahan dan besar yang diikuti warga hanya ada beberapa. Diantaranya adalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Banyak orang yang loyal terhadap organisasi agamanya. Ada karena fanatik, taklid, namun tidak jarang karena mengerti asal, usul, sejarah, sanad keilmuan, barokah dan menjadi aktivitasnya sekaligus. Bahkan tidak jarang akan tetap mempertahankan hingga akhir hayat walau sudah tidak menjabat dijajaran struktural. Contoh yang saya ketahui misalnya DR. KH. Sahal Mahfudz almarhum begitu juga KH. Muchit Muzadi.
Ada yang menarik mengenai hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh KH. Marzuki Mustamar. Beliau mengatakan mati urip tetap NU. Maksudnya siap bersama dikala senang dan susah dengan NU. Alasan nyang dikemukakan diantaranya adanya kebenaran, legal dan barokah.
Silsilah keilmuan NU adalah benar. Ilmu yang diterima berasal dari guru kita hingga para wali penyebar Islam hingga para sahabat dan sampai kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Jadi tidak perlu khawatir bahwa sanad ilmu kita mutawatir bersambung kepada Kanjeng Nabi. Perilaku, gaya hidup, pengambilan hukum tidak menyimpang dari perilaku Nabi. Itulah Islam rahmatal lil alamin. Islam yang tidak diajarkan atau didakwahkan dengan pedang di tangan kanan dan Alquran di tangan kiri. Artinya berdakwah dengan tidak memaksakan kehendak, dengan kekerasan, dengan perusakan fasilitas umum bahkan dengan mudah membunuh orang yang tidak berdosa dengan sangat mudah. Kejam terhadap orang lain yang tidak sepaham dan dengan anggotanya sendiri. Islam diidentikkan dengan kekerasan dan kekejaman. Sehingga kelihatan menjadi Islam garang.
Jamaah NU berjumlah puluhan juta. Diperkirakan ada 70 juta orang. Para anggota dengan sadar dan rela mengamalkan ubudiyah seperti kiai yang diyakinya. Menurut aturan pemerinlah legal tidak ada keraguan. Dan menjadi bukti adalah sumbangsihnya terhadap kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan selama ini.
Dan yang tidak kalah adalah barokah yang ingin diraih dalam kehidupan. Ajaran islam ramah dari dulu hingga sekarang tetap sama. Jadi tidak ada perbedaan apa yang diajarkan para pendiri dan pendahulu dengan pimpinan NU sekarang ini. Barokah dalam kehidupan menjadi harapan semua warga NU. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar