Organisasi keagamaan
sudah banyak berdiri, dan kemungkinan banyak juga akan berdiri. Memang di alam
demokrasi seperti di negeri kita kran untuk berorganisasi terbuka lebar. Sedang
yang masih bertahan dan besar yang diikuti warga hanya ada beberapa. Diantaranya
adalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Banyak orang yang loyal
terhadap organisasi agamanya. Ada karena fanatik, taklid, namun tidak jarang
karena mengerti asal, usul, sejarah, sanad keilmuan, barokah dan menjadi
aktivitasnya sekaligus. Bahkan tidak jarang akan tetap mempertahankan hingga
akhir hayat walau sudah tidak menjabat dijajaran struktural. Contoh yang saya
ketahui misalnya DR. KH. Sahal Mahfudz almarhum begitu juga KH. Muchit Muzadi.
Ada yang menarik mengenai
hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh KH. Marzuki Mustamar. Beliau
mengatakan mati urip tetap NU. Maksudnya siap bersama dikala senang dan susah
dengan NU. Alasan nyang dikemukakan diantaranya adanya kebenaran, legal dan
barokah.
Silsilah keilmuan NU
adalah benar. Ilmu yang diterima berasal dari guru kita hingga para wali
penyebar Islam hingga para sahabat dan sampai kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Jadi tidak perlu khawatir bahwa sanad ilmu kita mutawatir bersambung kepada
Kanjeng Nabi. Perilaku, gaya hidup, pengambilan hukum tidak menyimpang dari
perilaku Nabi. Itulah Islam rahmatal lil alamin. Islam yang tidak diajarkan
atau didakwahkan dengan pedang di tangan kanan dan Alquran di tangan kiri.
Artinya berdakwah dengan tidak memaksakan kehendak, dengan kekerasan, dengan
perusakan fasilitas umum bahkan dengan mudah membunuh orang yang tidak berdosa
dengan sangat mudah. Kejam terhadap orang lain yang tidak sepaham dan dengan
anggotanya sendiri. Islam diidentikkan dengan kekerasan dan kekejaman. Sehingga
kelihatan menjadi Islam garang.
Jamaah
NU berjumlah puluhan juta. Diperkirakan ada 70 juta orang. Para anggota dengan
sadar dan rela mengamalkan ubudiyah seperti kiai yang diyakinya. Menurut aturan
pemerinlah legal tidak ada keraguan. Dan menjadi bukti adalah sumbangsihnya
terhadap kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan selama ini.
Dan
yang tidak kalah adalah barokah yang ingin diraih dalam kehidupan. Ajaran islam
ramah dari dulu hingga sekarang tetap sama. Jadi tidak ada perbedaan apa yang
diajarkan para pendiri dan pendahulu dengan pimpinan NU sekarang ini. Barokah
dalam kehidupan menjadi harapan semua warga NU. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar