Senin, 07 Juli 2014

Ternyata Tulisanku Ada yang Membaca

Suatu saat ketika liburan madrasah,  saya bertemu dengan teman guru. Ia bilang sudah membaca tulisan saya tentang memberi makan pekerja di bulan Ramadan. Deg, hati saya. Rasanya malu, bangga, senang beraduk-aduk menjadi satu. Ya, tulisan itu sudah agak lama saya posting. Dan setelah itu tidak menulis dalam waktu yang agak lama.
Ada sedikit kebanggaan ternyata ada orang yang mau membacanya. Padahal hal itu adalah tulisan sederhana. Dari hasil pengajian rutin yang dilaksanakan di Masjid Baitul Atqiya’ Pisang. Benar memang kata Sayyidina Ali. Bahwa ilmu harus ditulis bila tidak ditulis maka akan lari atau hilang. Memori manusia memang tidak terbatas. Namun kemampuan menghafal yang terbatas. Apalagi bagi saya yang banyak lupanya. Hal yang sederhana seringkali bermanfaat untuk ditulis. Mungkin bagi diri kita hal itu kelihatan hal yang sederhana. Namun bisa juga bagi orang lain itu hal yang bermanfaat. Karena terkait langsung dengan kehidupan nyata. Dan berkaitan dengan hidup keseharian.
Menjaga spirit menulis memang berat dan sulit. Perlu kesungguhan dan kerja keras. Begitulah kata para penulis yang saya baca. Menulis minimal dua halaman sehari misalnya. Ternyata itu beratnya bukan main. Taruhlah satu halaman saja. walhasil butuh energi besar untuk melaksanakannya bisa dengan istikomah.
Berhenti menulis terkadang dikarenakan sebab lain. Misalnya kesibukan yang tidak bisa ditunda. Seiring dengann pergerakan karir yang mananjak maka seorang penulis bisa menapaki karir yang moncer. Berbarengan dengan hal tersebut terasa tidak waktu luang untuk menuangkan ide untuk menulis. Nyaris waktunya untuk menyelesaikan segala yang menjadi tanggungjawabnya. Sehingga tidak ada karya yang muncul.
Bisa juga karena sudah mapan secara ekonomi. Giat menulis karena kurang dana karena pekerjaan belum mapan, banyakan tanggungan yang harus dikerjakan sehingga harus berjibaku untuk mendapatkan uang dengan menulis. Lalu dikirim ke media dan mendapatkan uang. Setelah hal itu semua sudah terlampuai maka spirit menulis menjadi berkurang bahkan hilang.
Matinya ide. Ini juga salah satu biang berhenti menulis. Ada anjuran bijak dari para ulama. Bacalah buku, bacalah Alquran. Maka tidak akan kering idemu. Benar memang dengan membaca buku dan membaca kalam ilahi maka ide akan banyak sekali. Hingga untuk menuliskannya tidak akan cukup tinta dari tujuh samudera. Alquran selain sebagai wahyu dari Allah juga mukjizat yang tidak akan ada habisnya untuk menjadi inspirasi dan pedoman dalam kehidupan hingga akhir zaman kelak. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar