Hari Sabtu (12/7/2014)
adalah waktunya untuk melaksanakan mujahadah Padang Mbulan. Acara ini digagas
oleh Pengurus Ranting NU Pisang yang diikuti oleh segenap pengurus baik NU,
Muslimat, Fatayat, guru TPQ-Madin serta warga. Sebelum ini sebenarnya sudah
rutin dilaksanakan oleh guru-guru TPQ. Seiring dengan kepengurusan baru ranting
NU maka program ini diadopsi menjadi program bulanan NU.
Acara mujahadah ini
sebagai wahana silaturahim pengurus dan warga. Diawali dengan salat taubat,
salat hajat dan diakhiri dengan salat tasbih empat rakaat. Dilanjutkan dengan
membaca istighasah dan pengajian singkat dari Rais Syuriah.
Tadi malam acara
mujahadah diimami oleh Kiai Moh. Isrok. Dalam pengajian singkatnya beliau
berpesan agar pasca pilpres segenap pengurus bisa membawa diri terutama menjaga
kekompakan. Karena setiap pengurus mempunyai pilihan sendiri-sendiri. Walau berbeda
pilihan itu terjadi di bilik suara. Setelah itu kekompakan sebagai jamiyah
harus diutamakan. Momentum Ramadan dijadikan dasar hal ini. Bahwasanya ajaran
agama mengajarkan begitu mafsadahnya bercerai berai. Dan tidak ada untungnya
sama sekali bagi organisasi.
Ketua NU Solichul Hadi
dalam informasi organisasi mengajak segenap pengurus memperhatikan pendidikan generasi
yang akan datang. Jangan sampai ada tetangga kita yang tidak bisa mengenyam
bangku sekolah. Apalagi usia-usia sekolah. Bila ada mohon segera dilaporkan dan
diajak untuk sekolah. Karena investasi pendidikan adalah investasi sumberdaya
bagi kita. Bila anak-anak berpendidikan maka insyaallah kita tidak kekurangan
kader. Ada pilihan-pilihan untuk bisa melanjutkan pendidikan. Diantaranya PP
Daru Ulul Albab Kelutan Ngronggot bisa membantu anak usia MI- SMK untuk dididik
di pesantren ini dari keluarga kurang mampu dan yatim. Tidak hanya biaya
pendidikan namun juga asrama, makan dan uang saku. Begitu juga SMA Diponegoro
Nganjuk. Memberi kemudahan dalam hal biaya pendidikan.
Selanjutnya mengenai
silsilah ilmu bagi kita warga Nahdliyin. Kita patut bersyukur dan bangga. Bahwa
silsilah ilmu yang kita terima selama ini mutawatir dan bisa bersambung dengan
Rasulullah Saw. ilmu dari guru kita, guru dari gurunya terus bersambung sampai
dari para wali sanga ke atas dan bertemu dengan Kanjeng Nabi. Jadi kita tidak
usah ragu dan bingung mengenai keaslian silsilah ilmu. Hal ini menepis anggapan
dari golongan kiri atau kanan mengenai paham keagamaan kita. Insyaallah ahlussunnah
wal jamaah annahdliyah sama dengan apa yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi. Referensi
kitab yang ditulis para ulama kita begitu banyak. Sehingga menjadi modal dalam
kehidupan kita.
Selanjutnya ada program
yang mendesak untuk dikerjakan bersama adalah lembaga zakat. Ada pertanyaan
dari warga kemana membayar zakat zurk dan tsimar. Perlu diketahui bahwa sawah
di Pisang ditanami padi, jagung. Selain itu ditanami buah melon, garbis, bawang
merah, cabe. Warga kesulitan untuk membayar di mana karena tidak ada lembaga
yang menerima. Ada panitia zakat menjelang akhir Ramadan. Dan tugasnya hanya
temporer atau ad hok yang dibentuk oleh takmir masjid. Sehabis lebaran sudah
bubar. Begitu juga jarang yang membayar zakat padahal hasil dari buah melon
satu petani bisa mendapat ratusan juta rupiah. Jadi adanya lembaga zakat sudah
menjadi hal yang urgen. Bila tidak maka para ulama yang ada bisa-bisa berdosa
karena tidak menyiapkan lembaga yang di maksud.
Setelah melihat alasan
didirikannya diantaranya kewajiban setiap muslim membayar zakat yang berarti
juga kewajiban untuk menyiapkan wadahnya maka rapat pengurus ranting NU Pisang
memutuskan nama-nama yang dipandang cakap dan mampu untuk dipilih menjadi
pengurus Lazisnu Pisang.
Dengan dikomandani Imam
Supardi dengan pasukan antara lain Samyo, Suyanto, Sutrisno dan Lomban KHP
serta Supriyo. Bertekad untuk menyiapkan perangkat yang akan dilakukan.
Diantaranya sosialisasi zakat kepada jamaah bisa lewat Khutbah Jumat,
pengajian, stiker, selebaran. Begitu juga adiministrasi organisasi diantaranya
persiapan pembukuan dan sekretariat berada di Masjid Baitul Atqiya’ dengan
papan nama agar mudah terlihat. Pekerjaan lain sudah menanti selain sosialisasi
pendataan muzakki, barang yang harus dizakati dan juga mustahiq. Ini pekerjaan
yang tidak ringan karena butuh kejelian, dedikasi bekerja, amanah dan
tanggungjawab dari segenap pengurus.
Semoga niat baik ini
mendapat rida dan pertolongan dari Allah Swt. Amin. Wallahul a’lam bi al
shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar