Minggu, 13 Juli 2014

Pembentukan LAZISNU Pisang



Hari Sabtu (12/7/2014) adalah waktunya untuk melaksanakan mujahadah Padang Mbulan. Acara ini digagas oleh Pengurus Ranting NU Pisang yang diikuti oleh segenap pengurus baik NU, Muslimat, Fatayat, guru TPQ-Madin serta warga. Sebelum ini sebenarnya sudah rutin dilaksanakan oleh guru-guru TPQ. Seiring dengan kepengurusan baru ranting NU maka program ini diadopsi menjadi program bulanan NU.
Acara mujahadah ini sebagai wahana silaturahim pengurus dan warga. Diawali dengan salat taubat, salat hajat dan diakhiri dengan salat tasbih empat rakaat. Dilanjutkan dengan membaca istighasah dan pengajian singkat dari Rais Syuriah.
Tadi malam acara mujahadah diimami oleh Kiai Moh. Isrok. Dalam pengajian singkatnya beliau berpesan agar pasca pilpres segenap pengurus bisa membawa diri terutama menjaga kekompakan. Karena setiap pengurus mempunyai pilihan sendiri-sendiri. Walau berbeda pilihan itu terjadi di bilik suara. Setelah itu kekompakan sebagai jamiyah harus diutamakan. Momentum Ramadan dijadikan dasar hal ini. Bahwasanya ajaran agama mengajarkan begitu mafsadahnya bercerai berai. Dan tidak ada untungnya sama sekali bagi organisasi.
Ketua NU Solichul Hadi dalam informasi organisasi mengajak segenap pengurus memperhatikan pendidikan generasi yang akan datang. Jangan sampai ada tetangga kita yang tidak bisa mengenyam bangku sekolah. Apalagi usia-usia sekolah. Bila ada mohon segera dilaporkan dan diajak untuk sekolah. Karena investasi pendidikan adalah investasi sumberdaya bagi kita. Bila anak-anak berpendidikan maka insyaallah kita tidak kekurangan kader. Ada pilihan-pilihan untuk bisa melanjutkan pendidikan. Diantaranya PP Daru Ulul Albab Kelutan Ngronggot bisa membantu anak usia MI- SMK untuk dididik di pesantren ini dari keluarga kurang mampu dan yatim. Tidak hanya biaya pendidikan namun juga asrama, makan dan uang saku. Begitu juga SMA Diponegoro Nganjuk. Memberi kemudahan dalam hal biaya pendidikan.
Selanjutnya mengenai silsilah ilmu bagi kita warga Nahdliyin. Kita patut bersyukur dan bangga. Bahwa silsilah ilmu yang kita terima selama ini mutawatir dan bisa bersambung dengan Rasulullah Saw. ilmu dari guru kita, guru dari gurunya terus bersambung sampai dari para wali sanga ke atas dan bertemu dengan Kanjeng Nabi. Jadi kita tidak usah ragu dan bingung mengenai keaslian silsilah ilmu. Hal ini menepis anggapan dari golongan kiri atau kanan mengenai paham keagamaan kita. Insyaallah ahlussunnah wal jamaah annahdliyah sama dengan apa yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi. Referensi kitab yang ditulis para ulama kita begitu banyak. Sehingga menjadi modal dalam kehidupan kita.
Selanjutnya ada program yang mendesak untuk dikerjakan bersama adalah lembaga zakat. Ada pertanyaan dari warga kemana membayar zakat zurk dan tsimar. Perlu diketahui bahwa sawah di Pisang ditanami padi, jagung. Selain itu ditanami buah melon, garbis, bawang merah, cabe. Warga kesulitan untuk membayar di mana karena tidak ada lembaga yang menerima. Ada panitia zakat menjelang akhir Ramadan. Dan tugasnya hanya temporer atau ad hok yang dibentuk oleh takmir masjid. Sehabis lebaran sudah bubar. Begitu juga jarang yang membayar zakat padahal hasil dari buah melon satu petani bisa mendapat ratusan juta rupiah. Jadi adanya lembaga zakat sudah menjadi hal yang urgen. Bila tidak maka para ulama yang ada bisa-bisa berdosa karena tidak menyiapkan lembaga yang di maksud.
Setelah melihat alasan didirikannya diantaranya kewajiban setiap muslim membayar zakat yang berarti juga kewajiban untuk menyiapkan wadahnya maka rapat pengurus ranting NU Pisang memutuskan nama-nama yang dipandang cakap dan mampu untuk dipilih menjadi pengurus Lazisnu Pisang.
Dengan dikomandani Imam Supardi dengan pasukan antara lain Samyo, Suyanto, Sutrisno dan Lomban KHP serta Supriyo. Bertekad untuk menyiapkan perangkat yang akan dilakukan. Diantaranya sosialisasi zakat kepada jamaah bisa lewat Khutbah Jumat, pengajian, stiker, selebaran. Begitu juga adiministrasi organisasi diantaranya persiapan pembukuan dan sekretariat berada di Masjid Baitul Atqiya’ dengan papan nama agar mudah terlihat. Pekerjaan lain sudah menanti selain sosialisasi pendataan muzakki, barang yang harus dizakati dan juga mustahiq. Ini pekerjaan yang tidak ringan karena butuh kejelian, dedikasi bekerja, amanah dan tanggungjawab dari segenap pengurus.
Semoga niat baik ini mendapat rida dan pertolongan dari Allah Swt. Amin. Wallahul a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar