Senin, 09 Juni 2014

Kualitas Sebagai Gaya Hidup

Untuk apa manusia hidup? Mengapa manusia hidup? Apa yang digunakan sebagai sarana hidup? Ini adalah sebagian pertanyaan untuk dijawab oleh kita semua. Dari pengalaman dan pengamatan yang ada, ada yang bisa menemukan jawabannya dan berusaha untuk mempraktekkannya, ada yang menemukan jawaban namun hanya sebatas mengetahui, bahkan ada yang belum menemukan jawaban hingga akhir hayatnya. Nah.
Mengenai hal ini saya teringat dari cerita teman mengenai orang yang pergi haji. Dari sekian rukun, syarat dan sunah haji ada seseorang yang sudah melakukannya. Hingga tawaf, sai, melempar jumrah, tahallul dan bahkan semuanya. Namun seseorang ini nyeletuk begitu saja. Ketika mau pulang, dimana ya kakbahnya kok saya belum melihatnya sama sekali.
Mengenai kualitas sebagai gaya hidup bisa dimulai dari melihat apa harapan dari orang sekelilingnya. Dari gurunya, keluarganya, orang tuanya, masyarakatnya, organisasi yang digelutinya, lalu Allah sang Khalik juga berharap bagaimana. dari hal ini akan tahu seperti apa harapan mereka. Dari harapan-harapan mereka lalu kita rumuskan sesuatu lalu kita berusaha untuk mencapai harapan tersebut.
Kembalinya pada diri kita. Mempersiapkan segala sesuatu, regulasi diri, menejemen diri untuk mencapai hal itu semua. Hal ini tidak mudah, alias sulit dan melalui jalan yang terjal, berliku-liku. Tidak kalah penting adalah istikomah untuk melaksanakan hal itu semua.
Bila apa yang dijalani sekarang ini sudah jauh dari rel maka harus segera dibelokkan lagi ke arah yang pas. Dimulai lagi dari nol. Lama kelamaan akan sampai tujuan bila terus kita berjalan, berproses, tanpa kenal lelah. Bila sudah menapaki satu tahap dan dirasa belum sesuai yang diharapkan maka diperbaiki lagi dan diperbaiki lagi. Hingga kualitas seperti yang diharapkan pelanggan bisa terpenuhi. Semoga. Wallahu a’lam bi al shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar