Dr. KH. Kharisuddin Aqib
dalam tausiah pengajiannya mengatakan ahlu dzikir tidak akan takut dan gelisah
dalam mengarungi kehidupan. Sebagaimana para wali seperti disebut dalam Quran
Surat Yunus: 10. Tidak takut dalam arti emosi stabil, hati lepas, dan tawakal.
Namun hal ini juga
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan hati. Dengan mengamalkan dzikir secara
konsisten, ajeg, istikomah diharapkan akan timbul hikmah beningnya hati. Adanya
forum ngaji sebagai kroscek, pengingat agar apa yang dilakukan selama ini sesuai
dengan relnya.
Mengapa para wali bisa
tenang dalam menjalani hidup karena wali berakhlak dengan akhlaknya Allah. Sebagaimana
Kanjeng Nabi Muhammad Saw. memberi contoh. Diantara contoh yakni bersifat
rahman rahim. Manusia sebagai khalifah fil ardh wakil Allah dimuka bumi. Ada seseorang
yang menjadi tukang masak. Bersifat welas asih membuatkan makan bagi orang lain
yang tidak punya waktu untuk memasak. Sehingga bisa makan dan bisa melaksanakan
aktivitasnya tanpa terhalang waktu untuk memasak. Tinggal makan saja. Sehingga orang
semacam ini juga orang yang penting. Bayangkan saja, seorang presiden suatu
negara dengan seabreg kegiatan menyangkut nasib ratusan juta rakyatnya akan
terganggu manakala perutnya kosong. Dan apalagi harus memasak terlebih dahulu. Dengan
adanya tukang masak maka kebijakannya akan bisa cepat dieksekusi tanpa harus
menunggu selesainya pekerjaan di dapur.
Allah bersifat rahman,
memberi kasih sayang bagi semua makhluk tanpa terkecuali. Sifat kasih sayang
ini terkait dengan materi, kebendaan. Mulai dari qarik hingga korak. Semuanya diberi
kasih sayang Allah tanpa diminta. Misalnya kekayaan, makan, kesejahteraan,
kesehatan, kepandaian, bahkan juga prestise, kehormatan dan wibawa. Justru terkadang
diberikan kepada orang yang tidak rajin beribadah. Ini menjadi petunjuk nyata
bahwa Allah tanpa pilih kasih memberi kasih sayangNya.
Sifat rahim Allah
bersifat maknawi atau ruhani. Bermakna hampir sama welas asih, kasih sayang
juga. Hanya saja hanya tertuju kasih sayangnya untuk orang yang mukmin, orang
yang bertakwa saja. Orang yang terpilih ini tentu saja adalah orang yang
dicintaiNya saja. Dan ini berlaku di kehidupan akhirat. Sama seperti perlakuan
Bapak Ibu kita terhadap anak-anaknya. Pastilah orang tua membuat kebijakan yang
terbaik untuk tiap anak-anaknya.
Biasanya sifat Ibu
bersifat rahman kepada anak. Apa saja yang diminta anak ibu segera
mengabulkannya. Karena rasa sayang ibu kepada anaknya. Sedang sifat rahim lebih
dimiliki oleh bapak. Bila ibu terlalu memanjakan anak maka bapak bisa mengerem.
Inilah namanya sifat rahim. Perlu kombinasi dari bapak dan ibu dalam mendidik
anak bila salah satu yang suka hambur-hamburan namun satunya ada yang mengingatkan
jadi akan ada keseimbangan. Wallahu a’lam bi al shawab.
(disarikan dari pengajian
mujahadah akhir bulan oleh Dr. KH. Kharisuddin Aqib, M.Ag. tanggal 25 Mei 2014
di PP Dua Kelutan Nganjuk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar