Selasa, 20 Mei 2014

Guru Go Blog


Guru selain bertugas untuk mengajar juga mendidik. Proses mendidik ini yang tidak kalah penting. Dan ini yang menjadi penting. Bila mengajar hanya sebatas transfer ilmu. Namun mendidik lebih dari itu. Ada proses keteladanan, pembentukan karakter, dan doa. Tidak heran bila di pondok pesantren yang sarana prasarananya sederhana dan terbatas ternyata bisa menghasilkan ulama yang tersebar diberbagai daerah karena diantara adalah proses ini. 
Beberapa waktu yang lalu saya berusaha browsing blog dari beberapa madrasah terdekat. Hampir semua madrasah sudah mempunyai website minimal blog sebagai proses komunikasi dengan masyarakat. Dan ada juga komunitas guru penulis yang sharing tulisan. Bila dari sisi kuantitas masih sedikit dibanding jumlah guru yang ada. Namun hal ini sudah luar biasa. Ada sebuah perubahan dari menulis catatan harian di buku menjadi catatan harian di dunia maya. Bedanya tentu saja ada. Bila ditulis dibuku maka menjadi catatan individu yang hanya bisa dinikmati sendiri. Namun bila ditulis di blog masing-masing akan bisa sharing bagi yang lain. Dan semoga saja menjadi jariyah kita.
Lalu kenapa teman-teman kita belum banyak yang suka menulis? Memang banyak hal yang menjadi alasan. Karena sibuk, tidak ada waktu, belum mempunyai pengalaman menulis dan yang lainnya. Namun bila dalam interaksi facebook aktif. Ini tidak salah. Satu sisi menunjukkan berhasilnya teknologi yang bisa dikuasai. Seiring dengan kesejahteraan yang diterima.
Menulis memang sulit. Untuk menyempatkan waktu bisa corat-coret merangkai kata menjadi kalimat. Lalu terbentuk paragraf. Dan kemudian menjadi tulisan yang utuh. Namun bukan berarti tidak bisa dan tidak bisa dimulai. Semua profesi bisa digunakan dan mendukung untuk kegiatan tulis menulis. Kepala madrasah, pekerja kantor, dosen, anggota polisi, anggota tentara bisa menuangkan kegiatan kesehariaannya dengan menulis. Oleh karena yang dituangkan adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari, sudah dikuasai dan hafal diluar kepala maka akan mudah dituangkan. Seperti menulis sms yang begitu cekatan seperti yang dilakukan oleh siswa kita.
Ada saudara kita yang menjadi TKI di Hongkong mempunyai klub menulis. Bahkan alamat blognya narsis –babu ngeblog. Setelah saya melihat sekilas isinya ternyata tulisannya sederhana berkaitan dengan hal keseharian dan menjadi masalah para TKI. Namun ternyata sangat dinanti oleh teman-teman seprofesinya. Dan memberi inspirasi bagi teman-temannya untuk melakukan hal serupa disela-sela istirahat dari pekerjaan sehari-harinya.
Bila saudara kita yang berjibaku dengan pekerjaan di negeri orang masih sempat maka bila kita menulis semoga saja menjadi kebutuhan. Menyempatkan menulis minimal seminggu dua kali. Hal ini terasa sudah baik pada tahap awal.
Sebagai guru bisa saja menulis keseharian yang kita temui. Misalnya mengajar dengan siswa yang kemampuannya tidak sama, ada siswa yang tidak bisa diam, ada siswa yang suka jahil dengan temannya dan masih banyak yang lain. Semoga kita bisa memberi inspirasi dengan menulis sederhana. Dan dari hal kecil ini bisa meningkatkan keinginan kita untuk terus membaca. Karena apa yang kita tulis berasal dan diperkaya dari bacaan yang kita baca. Sehingga tidak apalah bila dikatakan guru go blog, guru yang suka menulis di blog. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar