Guru selain bertugas
untuk mengajar juga mendidik. Proses mendidik ini yang tidak kalah penting. Dan
ini yang menjadi penting. Bila mengajar hanya sebatas transfer ilmu. Namun
mendidik lebih dari itu. Ada proses keteladanan, pembentukan karakter, dan doa.
Tidak heran bila di pondok pesantren yang sarana prasarananya sederhana dan
terbatas ternyata bisa menghasilkan ulama yang tersebar diberbagai daerah
karena diantara adalah proses ini.
Beberapa waktu yang lalu
saya berusaha browsing blog dari beberapa madrasah terdekat. Hampir semua
madrasah sudah mempunyai website minimal blog sebagai proses komunikasi dengan
masyarakat. Dan ada juga komunitas guru penulis yang sharing tulisan. Bila dari
sisi kuantitas masih sedikit dibanding jumlah guru yang ada. Namun hal ini
sudah luar biasa. Ada sebuah perubahan dari menulis catatan harian di buku
menjadi catatan harian di dunia maya. Bedanya tentu saja ada. Bila ditulis
dibuku maka menjadi catatan individu yang hanya bisa dinikmati sendiri. Namun
bila ditulis di blog masing-masing akan bisa sharing bagi yang lain. Dan semoga
saja menjadi jariyah kita.
Lalu kenapa teman-teman
kita belum banyak yang suka menulis? Memang banyak hal yang menjadi alasan.
Karena sibuk, tidak ada waktu, belum mempunyai pengalaman menulis dan yang
lainnya. Namun bila dalam interaksi facebook aktif. Ini tidak salah. Satu sisi
menunjukkan berhasilnya teknologi yang bisa dikuasai. Seiring dengan
kesejahteraan yang diterima.
Menulis memang sulit.
Untuk menyempatkan waktu bisa corat-coret merangkai kata menjadi kalimat. Lalu
terbentuk paragraf. Dan kemudian menjadi tulisan yang utuh. Namun bukan berarti
tidak bisa dan tidak bisa dimulai. Semua profesi bisa digunakan dan mendukung
untuk kegiatan tulis menulis. Kepala madrasah, pekerja kantor, dosen, anggota
polisi, anggota tentara bisa menuangkan kegiatan kesehariaannya dengan menulis.
Oleh karena yang dituangkan adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari, sudah
dikuasai dan hafal diluar kepala maka akan mudah dituangkan. Seperti menulis
sms yang begitu cekatan seperti yang dilakukan oleh siswa kita.
Ada saudara kita yang
menjadi TKI di Hongkong mempunyai klub menulis. Bahkan alamat blognya narsis
–babu ngeblog. Setelah saya melihat sekilas isinya ternyata tulisannya sederhana
berkaitan dengan hal keseharian dan menjadi masalah para TKI. Namun ternyata sangat
dinanti oleh teman-teman seprofesinya. Dan memberi inspirasi bagi teman-temannya
untuk melakukan hal serupa disela-sela istirahat dari pekerjaan sehari-harinya.
Bila saudara kita yang
berjibaku dengan pekerjaan di negeri orang masih sempat maka bila kita menulis
semoga saja menjadi kebutuhan. Menyempatkan menulis minimal seminggu dua kali.
Hal ini terasa sudah baik pada tahap awal.
Sebagai guru bisa saja
menulis keseharian yang kita temui. Misalnya mengajar dengan siswa yang
kemampuannya tidak sama, ada siswa yang tidak bisa diam, ada siswa yang suka
jahil dengan temannya dan masih banyak yang lain. Semoga kita bisa memberi
inspirasi dengan menulis sederhana. Dan dari hal kecil ini bisa meningkatkan
keinginan kita untuk terus membaca. Karena apa yang kita tulis berasal dan
diperkaya dari bacaan yang kita baca. Sehingga tidak apalah bila dikatakan guru
go blog, guru yang suka menulis di blog. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar