Jumat, 18 April 2014

Ujian Untuk Pemimpin



Ujian nasional setingkat Madrasah Aliyah/SMA/SMK telah usai. Info mengenai pelanggaran masih saja terjadi. Mulai dari bocornya soal, penjual kunci jawaban, mencontek di ruang ujian, soal ujian yang isinya menyebut salah satu kandidat presiden, dan semacamnya. Hal tersebut adalah masalah teknis dan setiap tahun terulang. Memang ujian nasional adalah rutinitas tahunan yang terus akan dijalani.
Bentuk soal ujian berupa pilihan ganda dengan asumsi objektif, mudah dikoreksi dengan dipindai scan. Namun tidak lupa cara menjawabnya siswa bisa saja gambling. Bila tidak bisa ada cara seperti jaman dulu waktu sekolah. Yakni menghitung kancing baju dari atas ke bawah. Dan yang bawah menjadi alternatif jawaban. Bisa juga karena pilihan ganda maka ada peluang orang lain untuk menjual kunci jawaban palsu. Karena tergiur banyak siswa sekolah yang rela merogoh kocek hingga Rp 150.000,00 perjawaban. Celakanya ternyata kunci jawabannya salah. Info yang ada pembelinya tidak hanya sekolah negeri pinggiran juga ada siswa sekolah favorit banyak juga yang ikut-ikutan membeli. Nah, bagaimana ini? Setelah dicek ternyata kunci jawaban palsu. Ada korban yang menangis, takut gagal ujian karena jawabannya banyak yang salah. Ya, resiko.  Namun mengapa masih saja ada yang tergiur membeli seperti itu. Lalu selama tiga tahun belajar dan ditambahi bimbel masih saja tidak percaya diri. Kesalahannya sebenarnya terletak dimana? Namun ujian yang sudah selesai biarlah berlalu. Semoga bisa diambil hikmahnya.
Disamping ujian sekolah, bolehlah menoleh ada ujian untuk para pemimpin negeri ini. Hal ini menarik seperti yang ditulis Imam Suprayogo. Ujian jenis ini tidak perlu polisi untuk mengamankan pembuatan soalnya, tidak perlu dikoreksi oleh mesin pemindai, tidak perlu pengawas dari dosen yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pelaksanaannyapun boleh dimana saja para pemimpin suka mengerjakannya. Menggunakan bantuan staf ahli atau orang yang mempunyai kompetensi juga dipersilahkan. Dikerjakan dengan alat bantu kalkulator, ipod dan menggunakan rumus atau teori apapun juga boleh. Bahkan dikerjakan dengan sebuah team kerja  profesional juga dianjurkan. Soal ujiannya adalah mau dibawa kemana negeri ini? Sumber daya alam yang melimpah bagaimana caranya agar semuanya dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat? Mempersempit jurang kesenjangan si kaya dan si miskin? Pemerataan akses pendidikan dan kesehatan bagi seluruh rakyat? Begitu pula akses mendapatkan pangan yang mudah bagi orang miskin? Rakyat mendapatkan rasa aman di rumah sendiri dan dalam beraktivitas? Tidak ada pekerja rumah tangga yang diekspor ke luar negeri? Menciptakan jutaan lapangan pekerjaan untuk antisipasi berkah demografi di masa yang akan datang? Dan  masih banyak pertanyaan ujian krusial yang lain tak kalah mutunya untuk dijawab.
Jawabannya berupa aksi  nyata dari para pemimpin. Jutaan mata melihat, memandang dan memperhatikan dengan serius jawaban dari para pemimipin bangsa. Ketika para elit partai sekarang ini sedang sibuk mencari koalisi untuk maju di laga pilpres Juli nanti, pertanyaan-pertanyaan di atas masih terus saja ditunggu jawabannya. Kita berharap para wakil rakyat yang terpilih adalah orang-orang yang mampu menyampaikan dan merasakan aspirasi warga di akar rumput. Harapan ini sebenarnya tidak muluk namun sebenarnya dinanti oleh semua warga negara yang menginginkan kesejehteraan di tanah kandungnya sendiri. Pemimpin yang amanah, jujur, seorang yang visioner, bisa bekerja dengan semua pihak untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar