Sabtu, 15 Februari 2014

Hari Jumat

Hari jumat adalah salah satu nama dari tujuh hari dalam sepekan. Yakni ahad, senin, selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Jumat diantara hari  yang istimewa. Bahkan mendapat julukan sayyidul ayyam, menjadi tuannya hari dalam seminggu. Mengapa demikian bisa ditilik dari namanya jumah, jamaah, berkumpul. Memang Gusti Allah mewajibkan umat Islam untuk berkumpul sekali dalam sepekan yakni hari Jumat.  Pada jamannya Nabi Musa hari berkumpulnya adalah sabtu, Sabat.
Secara sederhana manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendirian. Pasti ingin bertemu dengan orang lain, memerlukan bantuan orang lain. Contoh sederhana saja mengenai makan nasi. Kita perlu beras untuk dimasak sudah banyak tangan yang bekerja. Mulai dari menanam, mengobati, menyiangi, mengairi, memanen, mengeringkan, lalu diselep menggunakan mesin lalu baru menjadi beras dan siap untuk dimasak. Jadi rangkaiannya panjang. Tidak bisa langsung jadi dan bisa digunakan dalam seketika. Bila kita tidak baik dan bertemu dengan orang lain, apa mungkin kita bisa hidup. Secara naluriah, kita membutuhkan waktu berkumpul dan bertemu dengan orang lain disamping juga untuk mencharge keilmuan, ibadah kita. Dan itu waktunya sudah ditentukan Allah yakni hari Jumat. Karena begitu pentingnya salat Jumat sehingga ada klausul bahwa seorang muslim yang tidak salat Jumat tiga kali berturut-turut dipertanyakan keimanannya. Dan hari ini juga diyakini awal mulanya hari akhir.

Pada hari Kamis disunahkan untuk puasa Kamis. Pada hari ini akan ada pelaporan amal perbuatan selama sepekan. Dengan berpuasa diharapkan ketika dilaporkan seseorang dalam keadaan berpuasa. Lalu pada malam Jumat ahli kubur menunggu kiriman amal dari keluarganya. Bisa berupa sedekah uang atau makanan, bacaan Alquran. Makanya seperti di Masjid Pisang juga di masjid yang lain diadakan membaca Surat Yasin bersama selepas salat Magrib dilanjutkan membaca tahlil secara bergiliran di rumah jamaah. Pada malam dan hari Jumat dianjurkan banyak membaca salawat Nabi. Sebelum berangkat salat Jumat di masjid dianjurkan untuk mandi sunah. Pelaksanaannya seperti mandi besar. Bisa dimulai setelah waktu subuh. Mandi bisa juga dilaksanakan menjelang berangkat salat. Ini dikandung maksud ketika berkumpul di masjid dalam keadaan segar. tidak ada bau badan sehingga menambah khitmah ketika salat dan mendengarkan khutbah. Tidak lupa memotong kuku kaki dan tangan agar kelihatan rapi. Juga tidak terlupa merapikan rambut. Baik kumis, jenggot, dan rambut lainnya. Sehingga kelihatan kalau seorang muslim itu orang yang suka kerapian. Dipersiapkan pula karena hari Jumat adalah hari yang waktunya mepet untuk menata waktu bekerja sehingga tidak terlambat berangkat ke masjid, menata pakaian yang akan dikenakan. Biasanya baju yang berwarna putih. Minimal warna polos biar bisa khitmat. Bila sudah waktunya pulang ya harus pulang.
Mengingat Salat Jumat penting maka berusaha berangkat jangat telat. Diperkirakan cukup dan bisa i’tikaf di masjid. Sambil menunggu dimulainya khutbah. Khutbah adalah pidato yang mengajak kepada ketakwaan dan kebaikan hidup. Disampaikan dalam posisi searah dan jamaah mendengarkannya. Karena satu arah terkadang jamaah ngantuk dan tertidur sambil duduk. Apalagi bila durasinya panjang. Uraian cepat lupa diingat. Sehingga ada yang memperbolehkan uraian khutbah dicatat. Dengan alasan mendengarkan sambil dicatat lebih baik dari hanya mendengar saja yang terkadang lebih cepat lupa. Ada juga syarat khutbah. Yakni didengarkan minimal 40 orang. Sebagai pengganti 2 rakaat dhuhur.
Ketika sudah waktunya salat Jumat maka diperintahan untuk meninggalkan pekerjaan. Baik itu jual beli, bekerja di sawah sawah, para pegawai kantor. Untuk bersegera ke masjid. Karena hal tersebut lebih utama daripada bekerja. Bagi orang yang mengerti. Dorongan tetap bekerja adalah dorongan napsu. Bila napsu dituruti tanpa disandarkan keimanan maka akan menjadi celaka. Maka napsu perlu diarahkan ke arah ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan salat Jumat. Bila salat sudah ditunaikan diperintahkan untuk meneruskan bekerja.
Dalam sebuah hadith diceritakan bahwa di Ars ada malaikat yang mempunyai tanduk sebanyak 40 ribu. Jarak satu tanduk dengan tanduk lainnya diperlukan perjalanan seribu tahun. Satu tanduk digunakan baris empat puluh ribu malaikat. Di wajahnya ada matahari, di tengkuknya ada bulan dan di dadanya ada bintangnya.  Pada hari Jumat malaikat Ars ini sujud lalu berdoa kepada Allah. Diantara doanya adalah memohonkan ampun bagi orang yang salat Jumat. Sehingga orang yang salat Jumat dosanya seolah terhapus.

Di hadith yang lain disebutkan bahwa orang yang mandi untuk salat Jumat akan diampuni dosanya. Ada hal yang membuat kita ingin salat Jumat karena begitu besar pahalanya. Disebutkan bahwa satu langkah menuju masjid dihitung sebesar 200 ribu ibadah. Sehingga ada juga jamaah Jumat yang berjalan memutar berbeda jalan dengan berangkatnya. Agar banyak jumlah langkahnya. Ya, boleh-boleh saja. Dan ketika sudah di masjid mendapat pahala 200 tahun ibadah. Ada amalan setelah salat Jumat dilaksanakan yakni membaca surat Alfatihah, Ikhlas, Alfalaq, dan Annas masing-masing tujuh kali sebelum membaca sesuatupun. Dengan tetap pada posisi duduk tawaruk. Bila mau melaksanakan tirakat seperti ini insyaAllah akan dijaga dari perbuatan buruk hingga Jumat mendatang. Lalu ada doa ya ghaniyu ya hamid... dibaca empat kali insyaallah akan diberi kecukupan kehidupan dengan catatan tetap bekerja keras tanpa melupakan ibadah. Wallahu a’lam bi al shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar