Senin, 24 Februari 2014

Beratnya Sifat Amanah



Amanah adalah salah satu sifat wajib para rasul Allah. Jadi para nabi dan rasul pastilah dihiasi sifat wajib tersebut. Diantaranya sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah. Amanah sendiri secara sederhana berarti dapat dipercaya. Bila dilihat dari lingkup tugas para utusan Allah, mereka menjadi pemimpin bagi umatnya. Baik menjadi pemimpin masyarakat, militer, agama, dan bahkan Negara. Karena menjadi contoh teladan bagi umat maka sifat ini menjadi hal yang urgen.
Bila melihat panutan kita Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang berhasil membawa peradaban jahiliyah menjadi modern yang islamiyah karena beliau menghiasi diri dengan akhlak mahmudah  yakni amanah. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya atas tugas yang dibebankan dipundak. Apapun posisinya maka tugas itu dilaksanakan dengan penuh integritas dan antusias.
Maka menjadi kewajiban bagi para pemimpin untuk menghiasi diri dengan sifat wajib para rasul. Maka niscaya kepemimpinannya akan berhasil dan membawa rakyat yang dipimpinnya menjadi sejahtera. Dalam sejarah Islam telah membuktikan hal tersebut. Mulai dari jaman Nabi Muhammad sendiri dilanjutkan para khulafaur Rasyidin, dan beberapa sultan di jaman kerajaan Islam setelahnya.
Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini kiranya sulit untuk menemukan pribadi yang amanah. Dimulai dari para pemimpin, pelaku usaha, di masyarakat dan hampir diseluruh sector kehidupan. Namun bukan berarti tidak ada sama sekali. Ada hanya proporsinya sedikit. Alasan yang mengemuka adalah mencari hal yang dilarang saja sulit apalagi mencari yang halal. Bisa-bisa nanti tidak dapat bagian. Factor lingkungan juga yang membuat system seperti ini. Karena sudah mengakar dan bahkan sudah menjadi budaya maka sulit untuk keluar dari kungkungan jeratan ini. Bisa-bisa dinilai sebagai orang yang nyleneh, kharikul ‘adah. Walaupun dalam teori harus bersih bukan berarti boleh mengatakan bahwa dialah orang yang bersih. Dalam percaturan kehidupan ternyata hal tersebut juga bisa . menjadi bumerang. Yang dibutuhkan dalam kehidupan adalah kerja tim, bukan perseorangan.  Bagaikan burung yang bisa terbang karena mempunyai dua sayap. Jadi bekerja sama dalam tim dengan orang lain adalah mutlak. Bagaimana beradaptasi, bagaimana memimpin, bagaimana menempatkan diri mutlak diperlukan. Kalau merasa paling pinter, paling bersih, paling bisa lalu semuanya tidak cocok dijadikan partner maka sama ilustrasinya dengan burung yang bersayap sebelah.
Tidak elok kiranya merasa sok bersih, koar-koar dimana-mana paling bersih. Tapi berusaha menunjukkan bahwa kinerjanya efektif, efisien dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Bahkan menghasilkan karya dengan mengagumkan. Maka semua orang akan melihat sebagai prototype karya yang bias ditiru dan disebarkan kepada khalayak.
Bila para pemimpin menghiasi diri dengan sifat amanah sebagaimana para rasul maka masyarakat dan bawahannya akan berusaha meniru. Tiap diri akan berusaha meneladani sifat amanah ini dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Namun  bila suatu komunitas sudah baik, lalu melebar ditingkat selanjutnya hingga nation state secara keseluruhan maka akan menjadi baldatun toyyibatun warobbun ghofur –negara sejahtera.

Hari-hari ini kita akan menghadapi pemilu. Pemilu legislative besok tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para wakil rakyat baik ditingkat kabupaten, propinsi dan nasional. Perlu kiranya kita untuk aktif menggunakan hak pilih kita demi Indonesia. Warga Negara yang baik adalah menggunakan hak pilihnya. Dalam menggunakan hak pilih kiranya juga perlu memilih para wakil rakyat terbaik. Yang benar-benar bias mengemban suara masyarakat. Bukan karena memilih yang memberi sesuatu kepada kita. Caleg yang memberi sesuatu suatu saat nanti akan mencari ganti atas modal yang sudah dikeluarkan. Lalu menjadi siklus yang tidak berujung. Akhirnya, semoga para pemimpin yang kita pilih adalah pilihan terbaik dan amanah sehingga bias membawa perubahan yang lebih baik untuk kita semua. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar