Selasa, 28 Januari 2014

Mengentas Pengangguran

Menarik bahwa banyak lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur. Disatu sisi memang adanya fenomena pengangguran karena sedikitnya lapangan kerja. Hal ini dipicu oleh karena sedikitnya orang atau perusahaan yang membuka usaha. Semakin banyak usaha yang dibuka pastilah lapangan pekerjaan akan terbuka dan mencari pekerja.
Pekerjaan disamping dicari oleh lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi juga dicari oleh calon pengantin, calon orang yang mau menikah. Ada teman yang sudah berusia cukup -28 tahun, teman laki-laki- bilang bila ia akan menikah. Status sekarang masih menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi begitu juga calon isterinya. Pihak calon mertua juga berkehendak untuk segera melangsungkan pernikahan. Teman ini juga agak risau bin galau. Mau menikah sedangkan pekerjaan ada namun bila dihitung secara matematis belum cukup untuk menghidupi sebuah keluarga. Belum lagi tempat tinggal walau pihak mertua menyediakan rumah untuk ditinggali namun karena anak sulung kiranya tidak enak kalau berlama-lama tinggal di pondok mertua indah.

Dilihat dari pengalaman hidup yang sudah dilalui teman saya ini termasuk pekerja keras. Sejak kecil sudah terbiasa hidup mandiri. Untuk menyelesaikan sekolahnya dari SD hingga SMK dan sekarang kuliah berasal dari usaha membanting tulang sendiri. Ada beberapa pekerjaan yang pernah dilakukannya diantaranya menunggu rumah orang yang ditinggal pemiliknya ke Jakarta. Belum lagi membantu bekerja di kantin sekolah saudaranya. Walau begitu masih sempat membantu mengajar di TPQ dan masih mengaji kitab di waktu malam. Kelihatan waktunya habis untuk beraktivitas. Setelah bertemu ada sedikit saran saya sebagai gambaran yang harus dilakukan. Diantaranya masalah rumah, ada rumah kosong yang penghuninya baru saja meninggal. Perabot dapur masih lengkap berikut listrik, telepon dan toilet. InsyaAllah bila mau melobi ahli warisnya maka akan diijinkan. Bahkan bila ingin saya kira tidak akan dimintai ongkos sewa. Sebagai timbal baliknya mau menjaga rumah dan membayar listrik saja. Kedua,ada keinginannya untuk berwirausaha sedang ia belum punya cukup modal. Saran saya, ditentukan dulu usaha apa yang mau dilakukan, lalu dilihat prospeknya bagaimana, butuh modal berapa dan butuh kemampuan apa untuk mengerjakannya. Bila butuh modal, ada uang dari teman yang bisa dipinjam untuk sementara waktu. Bila butuh jenis usaha tertentu bisa saya antar ke teman yang sudah berkecimpung di dalamnya.

Semua usaha memang butuh perencanaan. Namun lagi-lagi tergantung dari niat dan ikhtiar yang akan dilakukan. Bila sudah bertekad untuk usaha maka insyaAllah akan ada jalan keluarnya. Apalagi mau bermusyawarah atau sharing dengan teman. Bukankah dengan bermusyawarah akan ada hasil yang memuaskan. Tidak akan ada penyesalan. Begitulah kata pepatah. Maka akan ada masukan dan dari masukan itu akan bisa dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar