Pada hari kedua PLPG, ada
beberapa hal yang menjadi catatan. Diantaranya
problematika dalam pembelajaran yang dikerjakan guru selama ini.
Ternyata yang banyak adalah media pembelajaran. Jadi media apa yang pas untuk
materi ini. Misalnya untuk materi taubat medianya apa? Bisa saja medianya
pemutaran film tentang perilaku orang yang banyak berbuat maksiat hingga
melakukan molimo dan akhirnya jatuh. Lalu dititik nadir kehidupannya mendapat
hidayah Allah akhirnya bertaubat.
Yang lebih penting lagi dipahami
bahwa akidah akhlak adalah pelajaran tentang keimanan, tentang keyakinan jadi
guru akidah akhlak juga dituntut untuk yakin terlebih dahulu. Tidak mungkin
siswa disuruh yakin terhadap sesuatu yang ditentukan Allah sedang gurunya
sendirinya tidak yakin. Jadi dimulai dari guru terlebih dahulu. Bila guru telah
yakin meningkat menjadi ainul yaqin hingga haqqul yaqin maka siswa akan bisa
menerima pelajaran dan mempraktekkannya. Dalam hal ini saya teringat dengan apa
yang disampaikan Pak Kiai ketika di pondok pesantren. Kiai Ghozali Kholil
sering memberi wejangan kepada santri agar mengajarkan ilmu yang diperoleh di
pondok pesantren sebisanya walaupun hingga tidak punya santri. Maka yang diajar
adalah dinding, tiang. Jadi kitab tetap dibacakan walaupun tidak ada yang
mendengar secara langsung. Karena Pak Kiai sendiri melaksanakannya maka membuat
sugesti kepada diri santri untuk melaksanakannya. Walaupun ilmunya yang didapat
hanya membaca alif ba’ ta (untuk menyebut ilmu belajar membaca Alquran tingkat
dasar).
Lalu ada yang menarik dari yang
disampaikan Pak Syaifuddin, M.Pd.I. beliau dari keluarga yang biasa tidak
makan. Makan nasi aking adalah hari rayanya. Maklum adiknya tujuh orang sedang
orang tuanya hanya orang yang sangat biasa. Mengganjal perut dengan batu adalah
hal yang rutin dilakukan dikala belum makan. Bukan cerita namun benar-benar
dilakukan. Bila bisa lulus sampai sarjana adalah suatu hal yang luar biasa
menurut para tetangganya di Gresik. Namun ada satu keyakinan yang menancap di
hati bahwa hal itu semua (kesulitan hidup) akan bisa diatasi dengan puasa. Maka
dipraktekkannya puasa senin kamis hingga bertahun-tahun. Akhirnya masalah bisa
selesai dengan sendirinya atas pertolongan Allah. Saya kagum dengan bejibunnya
mengajar di tujuh perguruan tinggi yang tersebar di berbagai kota selain
tentunya menjadi dosen PNS di IAIN Sunan Ampel. Disamping itu juga menduduki
jabatan penting di beberapa lembaga pendidikan. Diantaranya dua jabatan wakil
ketua I di dua PTAIS, juga menjadi ketua yayasan pendidikan yang membawahi TK,
SD dan SMP.
Yang menarik semuanya bisa
dikerjakan. Diilustrasikan hidup ini ada 24 jam dan terus berjalan. Bahkan
transaksi keuanganpun tidak tidur. Selama waktu itu pula aktif. Bisa
menggunakan ATM, transfer via handphone, tetap bisa dilakukan. Kita juga bisa
melakukannya tentu saja. Mengajar perkuliahan bila berhalangan tetap saja bisa
dilakukan via kuliah online. Dalam membina lembaga pendidikannya tidak pernah
memotong hak guru. Bila mendapat tunjangan profesi misalnya juga tidak pernah
“mengkhitan”. Karena memang itu adalah hak guru. Siswa di sekolahnya sangat
ditanamkan budaya jujur. Lebih baik tidak lulus daripada menyontek ketika
ujian. Walau tantangannya banyak sekali baik dari internal hingga eksternal.
Namun ternyata hasilnya bisa dirasakan banyak alumninya menjadi bintang kelas
di jenjang pendidikan selanjutnya dan diterima di beberapa PTN favorit. Inilah
hasil didikan kejujuran yang ditanamkan.
Karena keyakinan yang tertanam di
dalam hati banyak persoalan pelik yang bisa dipecahkan oleh beliau. Ini
menyangkut permohonan dari orang lain misalnya orang yang tidak bisa tawaf
karena mengidap penyakit setelah berdoa bersama dengan air zam-zam akhirnya
atas izin Allah bisa melaksanakan tawaf bahkan sai dengan lancar. Begitu juga
vonis meninggal dari dokter setelah berdoa juga Alhamdulillah bisa sembuh
dengan pelan-pelan.
Memang ternyata disadari tugas
guru akidah akhlak memang tidak ringan. Bahasa guyonannya menyangkut nasib
murid untuk masuk dan tidaknya ke surge. Bila tidak berhasil memahamkan akidah
kepada diri siswa maka berakibat akan digugat si siswa nanti di akhirat. Ini
tergantung guru akidah akhlak. Memang tugas guru akidah diantaranya membentuk
akhlak siswa dan menanamkan keyakinan.
Siswa MTs berusia menginjak
remaja. Perlu diarahkan jangan sampai melamun dan menganggur karena berbahaya.
Maka salah satu caranya menggiatkan organisasi remaja semisal IPNU, IPPNU, Osis
dan semacamnya. Diarahkan pada kegiatan positif.
Bila waktu ujian ada tulisan
harap tenang, ini tidak berlaku bagi lembaganya pak syaifuddin. Dikandung maksud
agar siswa menyelesaikan masalah dalam kondisi apapun.
Sedang masalah
takdir tergantung apa yang diusahakan manusia. Manusia wajib berusaha maksimal sedang
Allah yang menentukan. Laha ma kasabat waalaiha maktasabat. Kesuksesan seseorang
bisa dibuat skala. Misalnya namanya sukses diberi skala 10. Bila ada sesuatu tinggal
mengurangi. Ini caranya melihat tingkat kesuksesan.
Alquran adalah bukti mukjizat
abadi yang ada hingga akhir zaman. Di lihat dari segi manapun memang hal yang
luar biasa. Misalnya kata dunya ternyata setelah dihitung berjumlahh 145 sama
dengan penyebutan kata akhirat. Begitu pula kata khayat berjumlah 115 sama
dengan kata maut. Kata malaikat juga berjumlah sama dengan kata setan sebanyak
85 kali. Kata yaum ada disebut 165 kali sedang syahrun ada 12 kali. Apakah ini
kebetulan? Jelas ini bukan suatu kebetulan. Sebagai bukti kemahabesaran Allah.
Subhanallah.
Ada kata yang bila dibaca
terbalik sama persis misalnya katak. Dibalik tetap katak. Bila dua kata kasur
rusak dibaca balik tetap kasur rusak. Bila ayat contohnya rabbaka fakabbir.
Dibalik tetap sama. Dalam memaknai ayat tilka ‘asyaratun kamilah jelas ada
sesuatu di balik itu. Alkhawarizmi cendikiawan muslim akhirnya menjawab
teka-teki ini dengan menciptakan bilangan 0. 3+7=10. Sehingga beliau dijuluki
bapak matematika. Mengabadikan nama algoritma, adalah nama latinnya. Selama ini
menafsiri ayat alif lam mim dengan allahu a’lmu bimurodihi. Ada juga yang
memakni alif menunjukkan Allah, lam malaikat jibril dan mim Nabi Muhammad Saw.
Setela ada penghitungan huruf Alquran diketahui bahwa huruf terbanyak adalah
huruf alif disusul lam lalu mim. Ini tentu bukan buatan manusia.
Problematika media diantaranya
adalah media alam kubur. Bisa menggunakan media gambar dari youtube tentang pemuda Arab yang
baru dikubur 3 jam setelah digali ternyata muka sudah rusak seperti baru
dipukul benda tumpul. Rambutnyapun berubah
putih total. Padahal usianya baru 18 tahun. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar