Sayup-sayup terdengar suara gemuruh istighosah. Dengan
suasana khitmah dan semua duduk menghadap arah kiblat. Rasa tenang dan tentram
terasa menyelimuti hati semuanya. Begitulah keadaan pertemuan wali santri dan
doa bersama wali santri Perguruan Maarif NU Pisang. Pertemuan sendiri diawali
dengan istighosah dilanjutkan sambutan Takmir Masjid Baitul Atqiya’ Pisang oleh
Bapak Moh. Isro’.
Sebagaimana diketahui Perguruan Maarif NU Pisang membawahi
dua lembaga pendidikan. Yakni Taman Pendidikan Alquran dan Madrasah Diniyah.
Pertemuan ini dikandung maksud sebagai bentuk silaturahmi antara wali santri
dan lembaga. Agar terjalin hubungan saling menguntungkan. Saling memahami, lalu
dari sini akan terbangun keakraban dan bersinergi. Selama ini ditengarahi bahwa
adanya masalah karena miskomunikasi. Dengan adanya pertemuan ini akan terpecahkan
masalah yang ada. Akhirnya akan membuahkan hasil proses kesepahaman untuk proses pembelajaran yang diharapkan.
Orang tua berkewajiban memantau dan memperhatikan
perkembangan anak. Karena anak adalah titipan Allah Swt. Yang harus ditunaikan
dengan sebaik-baiknya. Untuk itu berkaitan dengan pendidikan anak maka orang
tua perlu memperhatikan agak lebih. Karena pendidikan adalah proses untuk
menyiapkan generasi ke depan yang lebih baik. agar bisa menjadi generasi saleh
salehah dan menjadi anak zamannya. Kita sebagai orang tua sekarang ini
menyiapkan hal itu semua. Demikian yang saya sampaikan mewakili Perguruan
Maarif NU Pisang dalam pertemuan wali santri TPQ dan Madrasah Diniyah Baitul
Atqiya’ Pisang pada hari Rabu, 18 September 2013.
Pertemuan ini dipandang penting karena adalah pertemuan
pertama dalam semester ini. Bertemunya lembaga pendidikan dan wali santri
sangat penting untuk menyatukan langkah, menyelaraskan persepsi untuk mencapai
tujuan bersama. Agenda lembaga harus diketahui oleh wali santri dengan begitu bisa
memberi arahan kepada anak untuk melaksanakan beberapa kegiatan. Di Perguruan ini
pembelajaran di awali dengan salat asar berjamaah. Di mulai pada jam 15.15 WIB.
Santri dianjurkan wudu di rumah dan membawa peralatan salat. Dengan kegiatan
ini diharapkan santri terbiasa salat berjamaah. Dan proses pembentukan karakter
santri.
Sebagaimana di pondok pesantren ada kewajiban yang mau tidak
mau harus dilaksanakan oleh semua santri. Diantaranya adalah salat berjamaah
lima waktu. Ternyata dengan melaksanakan ini terbentuk karakter santri yang
menghargai waktu dan disiplin. Dengan salat bisa mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Dan obat dari segala masalah. Akhirnya seberapa nakal santri, di akhir
masa belajarnya biasanya sudah sadar dan menjadi santri yang baik, berguna di
masyarakat. Walau sarana dan prasarana di pondok pesantren sederhana ternyata
bisa membentuk karakter santri yang luar biasa. Buktinya banyak para tokoh
jebolan dari pondok pesantren. Maka bisa dikatakan bahwa pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan yang sudah
teruji waktu dan berhasil. Maka bila sekarang ini pondok pesantren mulai
mendapat perhatian pemerintah memang sudah seharusnya. Walau bisa dikatakan
sudah agak terlambat.
Wali santri juga diharapkan terus untuk memantau kehadiran
anak-anaknya mengaji. Karena bila sering tidak masuk pasti akan ketinggalan
pelajaran. Dan tentu saja ketinggalan dengan teman-temannya. Metode TPQ yang
dipakai adalah Cara Cepat Belajar Alquran Annahdliyah. Menurut program ini
dalam Program Buku Paket (PBP) bisa diselesaikan dalam waktu enam bulan. Ditambah
dengan hari tidak efektif bisa diselesaikan dalam kurun delapan bulan. Dan dalam
Program Sorogan Alquran (PSA) bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun. Dan ditambah
hari tidak efektif bisa ditempuh selama 1,5-2 tahun. Ini sudah termasuk dengan
evaluasi tahap akhir. Karena dari 6 jilid buku setiap akhir buku ada
evaluasinya. Begitu juga dalam PSA ada lima tahapan evaluasi yang dinamakan
tasheh (membetulkan bacaan) yang dilaksanakan oleh Majelis Pembina TPQ PC
Maarif NU Nganjuk. Yakni pada juz 5, 10, 15, 20 dan munaqasah yang diikuti oleh
santri juz 30. Maka dengan setiap hari
masuk akan terus bertambah ilmu yang diterima. Dan bisa lekas selesai
mengkhatamkan belajar Alquran.
Dari sini tidak selesai. Bukan berarti setelah khatam 30 juz
dianggap telah menguasai Alquran sebagai pedoman hidup kaum muslimin. Ini baru
menyelesaikan satu tahap dari belajar membaca Alquran. Belum lagi memahami,
mempelajari dan mengamalkan Alquran. Tahapannya masih cukup panjang. Maka setelah
selesai khatam dianjurkan untuk melanjutkan pendidikan di madrasah diniyah. Dan
di Perguruan Maarif NU Pisang sudah ada. Jadi santri tinggal melanjutkan saja. Dan
Alhamdulillah sekarang ini santri madrasah diniyah sudah ada 11 santri. Sedang santri
TPQ tercatat ada 70 santri dengan 12 guru. Suatu kebanggaan dan menjadi
tantangan tersendiri bagaimana lembaga pendidikan ini bisa melaksanakan amanah
yang telah diberikan oleh wali santri.
Dalam sambutannya, Bapak Moh. Isro’ menandaskan tentang
pentingnya ilmu bagi menyiapkan generasi yang akan datang. Dan ini menjadi
tugas orang tua untuk terus menyediakan pendidikan yang bermutu dan berguna
untuk bekal anak kelak di kemudian hari. Bila anak ingin sukses hidupnya di
dunia dan di akhirat maka tidak lain dan tidak bukan haruslah anak membekali
diri dengan ilmu baik ilmu terapan yang dinamakan ilmu dunia juga tidak kalah
penting dengan ilmu agama yang dikenal dengan ilmu akhirat. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad Saw. Barang siapa ingin menginkan kehidupan bahagia di dunia dan
di akhirat maka cara memperolehnya dengan ilmu.
Dengan perpaduan dua ilmu ini maka generasi emas dengan dua
kemampuan diharapkan menjadi insan paripurna di masa mendatang. Sebagai usaha
izzul Islam wal muslimin. Semoga. Wallahu a’lam bi alshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar