Minggu, 22 September 2013

Pertemuan Wali Santri Perguruan Maarif NU Pisang

Sayup-sayup terdengar suara gemuruh istighosah. Dengan suasana khitmah dan semua duduk menghadap arah kiblat. Rasa tenang dan tentram terasa menyelimuti hati semuanya. Begitulah keadaan pertemuan wali santri dan doa bersama wali santri Perguruan Maarif NU Pisang. Pertemuan sendiri diawali dengan istighosah dilanjutkan sambutan Takmir Masjid Baitul Atqiya’ Pisang oleh Bapak Moh. Isro’.
Sebagaimana diketahui Perguruan Maarif NU Pisang membawahi dua lembaga pendidikan. Yakni Taman Pendidikan Alquran dan Madrasah Diniyah. Pertemuan ini dikandung maksud sebagai bentuk silaturahmi antara wali santri dan lembaga. Agar terjalin hubungan saling menguntungkan. Saling memahami, lalu dari sini akan terbangun keakraban dan bersinergi. Selama ini ditengarahi bahwa adanya masalah karena miskomunikasi. Dengan adanya pertemuan ini akan terpecahkan masalah yang ada. Akhirnya akan membuahkan hasil proses kesepahaman  untuk proses pembelajaran yang diharapkan.
Orang tua berkewajiban memantau dan memperhatikan perkembangan anak. Karena anak adalah titipan Allah Swt. Yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu berkaitan dengan pendidikan anak maka orang tua perlu memperhatikan agak lebih. Karena pendidikan adalah proses untuk menyiapkan generasi ke depan yang lebih baik. agar bisa menjadi generasi saleh salehah dan menjadi anak zamannya. Kita sebagai orang tua sekarang ini menyiapkan hal itu semua. Demikian yang saya sampaikan mewakili Perguruan Maarif NU Pisang dalam pertemuan wali santri TPQ dan Madrasah Diniyah Baitul Atqiya’ Pisang pada hari Rabu, 18 September 2013.
Pertemuan ini dipandang penting karena adalah pertemuan pertama dalam semester ini. Bertemunya lembaga pendidikan dan wali santri sangat penting untuk menyatukan langkah, menyelaraskan persepsi untuk mencapai tujuan bersama. Agenda lembaga harus diketahui oleh wali santri dengan begitu bisa memberi arahan kepada anak untuk melaksanakan beberapa kegiatan. Di Perguruan ini pembelajaran di awali dengan salat asar berjamaah. Di mulai pada jam 15.15 WIB. Santri dianjurkan wudu di rumah dan membawa peralatan salat. Dengan kegiatan ini diharapkan santri terbiasa salat berjamaah. Dan proses pembentukan karakter santri.
Sebagaimana di pondok pesantren ada kewajiban yang mau tidak mau harus dilaksanakan oleh semua santri. Diantaranya adalah salat berjamaah lima waktu. Ternyata dengan melaksanakan ini terbentuk karakter santri yang menghargai waktu dan disiplin. Dengan salat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dan obat dari segala masalah. Akhirnya seberapa nakal santri, di akhir masa belajarnya biasanya sudah sadar dan menjadi santri yang baik, berguna di masyarakat. Walau sarana dan prasarana di pondok pesantren sederhana ternyata bisa membentuk karakter santri yang luar biasa. Buktinya banyak para tokoh jebolan dari pondok pesantren. Maka bisa dikatakan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan  yang sudah teruji waktu dan berhasil. Maka bila sekarang ini pondok pesantren mulai mendapat perhatian pemerintah memang sudah seharusnya. Walau bisa dikatakan sudah agak terlambat.
Wali santri juga diharapkan terus untuk memantau kehadiran anak-anaknya mengaji. Karena bila sering tidak masuk pasti akan ketinggalan pelajaran. Dan tentu saja ketinggalan dengan teman-temannya. Metode TPQ yang dipakai adalah Cara Cepat Belajar Alquran Annahdliyah. Menurut program ini dalam Program Buku Paket (PBP) bisa diselesaikan dalam waktu enam bulan. Ditambah dengan hari tidak efektif bisa diselesaikan dalam kurun delapan bulan. Dan dalam Program Sorogan Alquran (PSA) bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun. Dan ditambah hari tidak efektif bisa ditempuh selama 1,5-2 tahun. Ini sudah termasuk dengan evaluasi tahap akhir. Karena dari 6 jilid buku setiap akhir buku ada evaluasinya. Begitu juga dalam PSA ada lima tahapan evaluasi yang dinamakan tasheh (membetulkan bacaan) yang dilaksanakan oleh Majelis Pembina TPQ PC Maarif NU Nganjuk. Yakni pada juz 5, 10, 15, 20 dan munaqasah yang diikuti oleh santri juz 30.  Maka dengan setiap hari masuk akan terus bertambah ilmu yang diterima. Dan bisa lekas selesai mengkhatamkan belajar Alquran.
Dari sini tidak selesai. Bukan berarti setelah khatam 30 juz dianggap telah menguasai Alquran sebagai pedoman hidup kaum muslimin. Ini baru menyelesaikan satu tahap dari belajar membaca Alquran. Belum lagi memahami, mempelajari dan mengamalkan Alquran. Tahapannya masih cukup panjang. Maka setelah selesai khatam dianjurkan untuk melanjutkan pendidikan di madrasah diniyah. Dan di Perguruan Maarif NU Pisang sudah ada. Jadi santri tinggal melanjutkan saja. Dan Alhamdulillah sekarang ini santri madrasah diniyah sudah ada 11 santri. Sedang santri TPQ tercatat ada 70 santri dengan 12 guru. Suatu kebanggaan dan menjadi tantangan tersendiri bagaimana lembaga pendidikan ini bisa melaksanakan amanah yang telah diberikan oleh wali santri.
Dalam sambutannya, Bapak Moh. Isro’ menandaskan tentang pentingnya ilmu bagi menyiapkan generasi yang akan datang. Dan ini menjadi tugas orang tua untuk terus menyediakan pendidikan yang bermutu dan berguna untuk bekal anak kelak di kemudian hari. Bila anak ingin sukses hidupnya di dunia dan di akhirat maka tidak lain dan tidak bukan haruslah anak membekali diri dengan ilmu baik ilmu terapan yang dinamakan ilmu dunia juga tidak kalah penting dengan ilmu agama yang dikenal dengan ilmu akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. Barang siapa ingin menginkan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat maka cara memperolehnya dengan ilmu.
Dengan perpaduan dua ilmu ini maka generasi emas dengan dua kemampuan diharapkan menjadi insan paripurna di masa mendatang. Sebagai usaha izzul Islam wal muslimin. Semoga. Wallahu a’lam bi alshawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar