Marbot adalah istilah yang agak
asing walaupun sebenarnya sudah lama. Hanya saja mungkin karena yang
menggunakan hanya kalangan terbatas. Dan banyak orang yang sering tidak
menggunakannya. Marbot bertugas membersihkan tempat ibadah. Bisa masjid atau
musala. Petugas ini sangat penting keberadaannya disamping adanya takmir atau
pengurus masjid. Karena tempat ibadah merupakan tempat umum/publik sehingga
kebersihan dan kenyamanan sangat berpengaruh atas ketenangan beribadah. Semakin
nyaman dan betah jamaah beribadah di masjid berarti satu poin tersendiri
keberhasilan takmir.
Di masjid Baitul Atqiya’ Pisang
ada marbot yang suda lama mengbdi. Pak Sampun namanya. Beliau pensiunan PJKA
(Perusahaan Jawatan Kereta Api sebelum menjadi PT KAI). Menjadi marbot atas
kesadaran pribadi terlepas dari penyakit akut yang hampir merenggut nyawa.
Berkat pertolongan Allah sehingga beliau bisa sehat seperti semula. Atas rasa
terima kasih dan syukur lalu berazam dalam hati bila sehat maka sisa hidupnya
digunakan untuk mengabdi di masjid sebagai marbot. Jadi sudah puluhan tahun
tepatnya lebih dari 10 tahun beliau membersihkan masjid tanpa diminta,
diingatkan. Sejak jam 3 pagi suda berangkat ke masjid menyapu dan mengepel.
Bila muazin belum datang beliau sendiri yang azan dengan suara khasnya.
Seiring dengan usia yang semakin
bertambah, beliau hanya bisa membantu hanya di pagi hari tadi. Sebelumnya
hampir semua kebersihan masjid beliau yang menangani. Berupa kegiatan
pengajian, salat jumat, salat hari raya dan kegiatan incidental yang lain.
Karena tenaga terbagi dengan kewajiban di rumah yakni beternak bebek yang cukup
menyita waktu. Dan satu lagi yang bisa dijadikan contoh yakni keikhlasan dalam
bekerja. Selama ini tidak pernah menerima bayaran sepeserpun. Jadi masjid belum
pernah mengeluarkan uang kas untuk membayar beliau. Dan Alhamdulillah selama
ini beliau tidak pernah sakit. Sakit biasa flu tidak pernah sakit hingga harus
opname.
Lalu takmir mencari tenaga
tambahan untuk membantu tugas Pak Sampun. Tugasnya membersihkan masjid di sore
hari dan azan. Hanya saja karena persoalan ekonomi dan sudah tenaga sepuh
sehingga tidak bisa maksimal melaksanakan tugasnya. Walau ada honor untuk
menunjang tugas ini. Persoalan kebersihan tidak bisa ditunda karena menyangkut
kenyamanan beribadah. Sehingga takmir berembug memikirkan bagaimana jalan
keluarnya. Sudah hampir seminggu merenung akhirnya didapat hasil mencari tenaga
muda yang ditugasi untuk mengurusi kebersihan masjid. Kemarin sore sudah
bertemu dan disampaikan beberapa item tugasnya. Disepakati dan disanggupi.
Tenaga yang direkrut satunya masih kuliah dan satunya persiapan untuk menikah
bulan depan. Ada hal menarik yang disampaikan takmir kepada kedua tenaga muda.
Diminta untuk bisa bekerja dengan sebaik-baiknya hanya saja jangan berharap dapat
imbalan. Namun takmir tidak akan tinggal diam insyaallah akan memberikan
amplopnya.
Satu lagi masalah yang tersisa
yakni bagaimana memutus hubungan kerja dengan marbot satunya yang berhalangan.
Satu sisi jamaah aktif dan rumahnya depan masjid. Kalau diputus sekarang
rasanya tidak enak, sungkan. Setelah sharing dan berdebat agak lama disepakati
untuk disampaikan keputusan ini diakhir bulan dan salah satu takmir diminta
untuk menyampaikannya. Walau dengan berat hati. Dan dengan segala resiko.
Semoga ikhtiar ini bisa membuat
kenyamanan beribadah di masjid dan semoga juga tenaga muda bisa melaksanakan
tugasnya dengan sebaik-baiknya. Lemah teles Gusti Allah ingkang mbales. Wallahu
a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar