Pada hari Rabu, 5 Juni 2013 berlangsung peringatan hari lahir
sholat lima waktu atau Rajabiah di Masjid Baitul Atqiya’ Pisang Patianrowo
Nganjuk. Acara berlangsung dengan meriah. Diawali penampilan grup banjari Nurul
Fattah dari remas masjid. Ustadz Moh. Isro’ memberi tausiah berkaitan dengan
sholat dan adzan. Akan diuraikan sebagai berikut: Kejadian hari kiamat ketika
sangkakala ditiup maka seluruh makhluk mati. Begitu juga malaikat pencabut
nyawa. Keadaan ini berlangsung selama 40 tahun. Setelah fase ini ditiuplah
sangkakala kedua. Maka makhluk dihidupkan lagi lalu digiring ke suatu tempat,
padang yang sangat luas. Menuju proses perhitungan amal. Enak kalau tempat ini
sejuk, digambarkan bahwa tempat itu panas baik dari atas maupun bawah. Proses
penggiringan ini diliputi rasa ketakutan luar biasa. Karena menghadapi hal yang
belum pernah dialami. Juga mengingat apa yang dikerjakan ketika di dunia. Ada tiga
macam orang yang tidak merasa ketakutan pada fase ini:
Pertama, ahli membaca Alquran yang bertujuan mengharap ridha
ilahi. Alquran adalah kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Membacanya dinilai sebagai ibadah. Membaca, memahami dan melaksanakannya adalah
bagian dari ibadah seorang muslim. Dan memang dalam kehidupan ini seharusnya
seperti itu agar mempunyai pegangan, agar bisa selamat di dunia hingga
akhirat. Semua itu tentu saja perlu
diniati untuk mengharap ridha Allah SWT.
Membaca di sini tidak cukup bisa membaca saja. Namun membaca
dengan baik mengerti hukum bacaan, panjang pendeknya, gharaibul ayat, fawatihus
suwar dan sebagainya. Maka mengaji atau membaca Alquran perlu digurukan. Tidak
cukup bisa membaca dengan standar diri sendiri. Membaca Alquran disarankan
dengan suara yang bagus, membaca dengan tartil. Dengan begitu orang yang
mendengar bacaannya juga akan merasakan keindahan bacaan Alquran. Sangat perlu
kiranya sedari kecil anak diajarkan mencintai Alquran dengan diajari membaca.
Bila orang tua tidak ada waktu bisa dititipkan di TPQ, di masjid, di madrasah
atau juga di pondok pesantren. Anak bisa membaca Alquran adalah satu tahap
untuk melangkah selanjutnya. Dengan bisa membaca dan sering membaca maka
akan terpatri di dalam hati untuk
berusaha memahaminya. Dalam melakukan pemahaman perlu guru tafsir. Jadi tidak
cukup hanya memahami dari terjemahan karena yang didapat hanya tekstual saja.
Untuk pemahaman yang menyeluruh perlu mengaji pada kiai yang ahli tafsir Alquran.
Sehingga bisa membawa keselamatan di dunia hingga kehidupan sesudahnya.
Kedua, muadzin yang mengharap ridha Allah. Muadzin adalah
orang yang mengumandangkan adzan. Adzan sebagai tanda dimulainya waktu sholat.
Keberadaan muadzin bagi suatu masjid atau mushola adalah penting. Dengan adanya
muadzin maka pelaksanaan sholat lima waktu berjamaah akan bisa lebih tertib.
Apalagi dengan suara yang merdu mendayu seakan mengajak jamaah untuk tidak
terlambat mengikuti sholat berjamaah. Muadzin yang melaksanakan tugasnya hanya
mengharap ridha ilahi dan bukan yang lainnya ini maka akan diberi ketenangan
dan tidak takut ketika menghadapi yaumul hisab.
Melaksanakan sholat tepat pada waktunya sangat penting.
Karena bila sembrono dalam arti melaksanakan diluar waktu yang telah ditentukan
maka diancam di akhirat nanti akan bersama Raja Fir’aun dan Raja Hamman.
Berarti tergolong ahli neraka. Bila belum mengerti berarti harus mengaji lagi.
Jangan merasa sudah sarjana, punya status sosial tinggi dan kaya lantas tidak
mau mengaji. Ilmu ibadah keseharian perlu dicari untuk bekal menyempurnakan
kehidupan.
Ketiga. Seseorang yang diberi ujian kesempitan rejeki namun
tetap beribadah. Kehidupan laksana sebuah roda. Kadang di atas, di tengah, dan
di bawah. Ketika kehidupan mapan beribadah serasa tidak ada hambatan karena
semua sarana tersedia. Keinginan beribadah tinggal mengucapkan saja dan akan
berangkat. Namun ketika kehidupan pada titik nadir terasa hidup berat. Berat dalam
menanggung beban. Banyak relasi yang menjauh bahkan merasa tidak kenal. Asset juga
berkurang bahkan uang tidak tidak terpegang tangan. Sehingga melakukan segala
sesuatu sangatlah terbatas. Hal ini bisa menyebabkan keteledoran beribadah
bahkan bisa sampai mengabaikan. Merasa tuhan berbuat tidak adil pada hambanya. Bila
bisa menyadari bahwa memang ini bagian dari takdir maka cobaan akan berlalu dan
happy ending. Namun tentu saja untuk bisa melewati ini semua memang
berat. Yang dilakukan adalah tetap istiqamah dalam beribadah bahkan seharusnya
lebih intensif lagi. Bila sebelumnya datang berjamaah di masjid sudah terlambat
satu rakaat maka diperbaiki kalau bisa sebelum adzan sudah tiba di masjid. Bisa
itikaf, berdizikir, membaca Alquran, membaca solawat dan salat sunah.
Berkaitan dengan ini ada hadis lain yang mengatakan barang
siapa yang menjaga sholatnya dengan sempurnanya bersuci maka akan menjadi
penerang di alam kubur. Bersuci atau istinja memang kelihatan sederhana dan
sepele namun sulit bila tidak dimengerti. Maka mencari ilmu berkaitan dengan
bersuci adalah hal yang penting. Karena menyangkut sahnya ibadah. Bagaimana cara
berwudu, mandi jinabat, membersihkan diri dari buang air kecil dan buang air
besar. Ternyata ini butuh pemahaman tersendiri. Ingat ada seseorang yang kena
hukuman di kubur karena kurang bersih bersuci setelah buang air kecil. Ada juga
kasus sudah dewasa dan menikah namun setelah berkumpul dengan isterinya lalu
menjalankan sholat. Karena tidak tahu bahwa hal tersebut harus didahului dengan
mandi.
Suci bersih dari najis dan hadas. Najis itu kotoran. Terbagi
menjadi tiga ringan, sedang dan berat. Lebih berat lagi bila mempunyai anak
kecil. Karena bisa saja semua tempat terkena najis dari kotoran si kecil. Maka memperhatikan
hal ini adalah memerlukan waktu tersendiri.
Yang agak terlupakan ketika mau menjalankan sholat adalah bersihnya
badan, pakaian, dan tempat. Pakaian bagaimana cara mencucinya, tempatnya juga
harus suci. Jarak antara tempat wudhu dan tempat sholat juga perlu dijaga dari
najis. Pakaian tidak harus baru. Yang penting adalah suci.
Hadas kecil dan besar juga belum ada yang begitu paham.
Apalagi tentang masalah haid. Ini perlu ilmu tersendiri. Bisa juga ditemui sesudah
tidur dan bermimpi lalu sholat. Lupa bahwa mimpi lalu mengeluarkan mandi
menyebabkan wajibnya mandi.
Acara Rajabiyah yang dimulai setelah sholat magrib dengan
acara pertama penampilan Grup Banjari Nurul Fattah dari remaja masjid.
Dirangkai kemudian dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Ustadzah Sri
Insiyah, sholawat Nabi, tahlil, mauidhoh hasanah dan doa. Acara berlangsung
dengan meriah dan diakhiri dengan makan bersama seluruh jamaah yang hadir. Semua
tampak senang dengan makan acara terakhir ini. Kelihatan sangat guyub dan ke depan
disarankan untuk membuat acara serupa. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar