Minggu, 09 Juni 2013

Peringatan Rojabiah di Masjid Baitul Atqiya’

Pada hari Rabu, 5 Juni 2013 berlangsung peringatan hari lahir sholat lima waktu atau Rajabiah di Masjid Baitul Atqiya’ Pisang Patianrowo Nganjuk. Acara berlangsung dengan meriah. Diawali penampilan grup banjari Nurul Fattah dari remas masjid. Ustadz Moh. Isro’ memberi tausiah berkaitan dengan sholat dan adzan. Akan diuraikan sebagai berikut: Kejadian hari kiamat ketika sangkakala ditiup maka seluruh makhluk mati. Begitu juga malaikat pencabut nyawa. Keadaan ini berlangsung selama 40 tahun. Setelah fase ini ditiuplah sangkakala kedua. Maka makhluk dihidupkan lagi lalu digiring ke suatu tempat, padang yang sangat luas. Menuju proses perhitungan amal. Enak kalau tempat ini sejuk, digambarkan bahwa tempat itu panas baik dari atas maupun bawah. Proses penggiringan ini diliputi rasa ketakutan luar biasa. Karena menghadapi hal yang belum pernah dialami. Juga mengingat apa yang dikerjakan ketika di dunia. Ada tiga macam orang yang tidak merasa ketakutan pada fase ini:
Pertama, ahli membaca Alquran yang bertujuan mengharap ridha ilahi. Alquran adalah kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Membacanya dinilai sebagai ibadah. Membaca, memahami dan melaksanakannya adalah bagian dari ibadah seorang muslim. Dan memang dalam kehidupan ini seharusnya seperti itu agar mempunyai pegangan, agar bisa selamat di dunia hingga akhirat.  Semua itu tentu saja perlu diniati untuk mengharap ridha Allah SWT.
Membaca di sini tidak cukup bisa membaca saja. Namun membaca dengan baik mengerti hukum bacaan, panjang pendeknya, gharaibul ayat, fawatihus suwar dan sebagainya. Maka mengaji atau membaca Alquran perlu digurukan. Tidak cukup bisa membaca dengan standar diri sendiri. Membaca Alquran disarankan dengan suara yang bagus, membaca dengan tartil. Dengan begitu orang yang mendengar bacaannya juga akan merasakan keindahan bacaan Alquran. Sangat perlu kiranya sedari kecil anak diajarkan mencintai Alquran dengan diajari membaca. Bila orang tua tidak ada waktu bisa dititipkan di TPQ, di masjid, di madrasah atau juga di pondok pesantren. Anak bisa membaca Alquran adalah satu tahap untuk melangkah selanjutnya. Dengan bisa membaca dan sering membaca maka akan  terpatri di dalam hati untuk berusaha memahaminya. Dalam melakukan pemahaman perlu guru tafsir. Jadi tidak cukup hanya memahami dari terjemahan karena yang didapat hanya tekstual saja. Untuk pemahaman yang menyeluruh perlu mengaji pada kiai yang ahli tafsir Alquran. Sehingga bisa membawa keselamatan di dunia hingga kehidupan sesudahnya.
Kedua, muadzin yang mengharap ridha Allah. Muadzin adalah orang yang mengumandangkan adzan. Adzan sebagai tanda dimulainya waktu sholat. Keberadaan muadzin bagi suatu masjid atau mushola adalah penting. Dengan adanya muadzin maka pelaksanaan sholat lima waktu berjamaah akan bisa lebih tertib. Apalagi dengan suara yang merdu mendayu seakan mengajak jamaah untuk tidak terlambat mengikuti sholat berjamaah. Muadzin yang melaksanakan tugasnya hanya mengharap ridha ilahi dan bukan yang lainnya ini maka akan diberi ketenangan dan tidak takut ketika menghadapi yaumul hisab.
Melaksanakan sholat tepat pada waktunya sangat penting. Karena bila sembrono dalam arti melaksanakan diluar waktu yang telah ditentukan maka diancam di akhirat nanti akan bersama Raja Fir’aun dan Raja Hamman. Berarti tergolong ahli neraka. Bila belum mengerti berarti harus mengaji lagi. Jangan merasa sudah sarjana, punya status sosial tinggi dan kaya  lantas  tidak mau mengaji. Ilmu ibadah keseharian perlu dicari untuk bekal menyempurnakan kehidupan.
Ketiga. Seseorang yang diberi ujian kesempitan rejeki namun tetap beribadah. Kehidupan laksana sebuah roda. Kadang di atas, di tengah, dan di bawah. Ketika kehidupan mapan beribadah serasa tidak ada hambatan karena semua sarana tersedia. Keinginan beribadah tinggal mengucapkan saja dan akan berangkat. Namun ketika kehidupan pada titik nadir terasa hidup berat. Berat dalam menanggung beban. Banyak relasi yang menjauh bahkan merasa tidak kenal. Asset juga berkurang bahkan uang tidak tidak terpegang tangan. Sehingga melakukan segala sesuatu sangatlah terbatas. Hal ini bisa menyebabkan keteledoran beribadah bahkan bisa sampai mengabaikan. Merasa tuhan berbuat tidak adil pada hambanya. Bila bisa menyadari bahwa memang ini bagian dari takdir maka cobaan akan berlalu dan happy ending. Namun tentu saja untuk bisa melewati ini semua memang berat. Yang dilakukan adalah tetap istiqamah dalam beribadah bahkan seharusnya lebih intensif lagi. Bila sebelumnya datang berjamaah di masjid sudah terlambat satu rakaat maka diperbaiki kalau bisa sebelum adzan sudah tiba di masjid. Bisa itikaf, berdizikir, membaca Alquran, membaca solawat dan salat sunah.
Berkaitan dengan ini ada hadis lain yang mengatakan barang siapa yang menjaga sholatnya dengan sempurnanya bersuci maka akan menjadi penerang di alam kubur. Bersuci atau istinja memang kelihatan sederhana dan sepele namun sulit bila tidak dimengerti. Maka mencari ilmu berkaitan dengan bersuci adalah hal yang penting. Karena menyangkut sahnya ibadah. Bagaimana cara berwudu, mandi jinabat, membersihkan diri dari buang air kecil dan buang air besar. Ternyata ini butuh pemahaman tersendiri. Ingat ada seseorang yang kena hukuman di kubur karena kurang bersih bersuci setelah buang air kecil. Ada juga kasus sudah dewasa dan menikah namun setelah berkumpul dengan isterinya lalu menjalankan sholat. Karena tidak tahu bahwa hal tersebut harus didahului dengan mandi.
Suci bersih dari najis dan hadas. Najis itu kotoran. Terbagi menjadi tiga ringan, sedang dan berat. Lebih berat lagi bila mempunyai anak kecil. Karena bisa saja semua tempat terkena najis dari kotoran si kecil. Maka memperhatikan hal ini adalah memerlukan waktu tersendiri.
Yang agak terlupakan ketika mau menjalankan sholat adalah bersihnya badan, pakaian, dan tempat. Pakaian bagaimana cara mencucinya, tempatnya juga harus suci. Jarak antara tempat wudhu dan tempat sholat juga perlu dijaga dari najis. Pakaian tidak harus baru. Yang penting adalah suci.
Hadas kecil dan besar juga belum ada yang begitu paham. Apalagi tentang masalah haid. Ini perlu ilmu tersendiri. Bisa juga ditemui sesudah tidur dan bermimpi lalu sholat. Lupa bahwa mimpi lalu mengeluarkan mandi menyebabkan wajibnya mandi.

Acara Rajabiyah yang dimulai setelah sholat magrib dengan acara pertama penampilan Grup Banjari Nurul Fattah dari remaja masjid. Dirangkai kemudian dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Ustadzah Sri Insiyah, sholawat Nabi, tahlil, mauidhoh hasanah dan doa. Acara berlangsung dengan meriah dan diakhiri dengan makan bersama seluruh jamaah yang hadir. Semua tampak senang dengan makan acara terakhir ini. Kelihatan sangat guyub dan ke depan disarankan untuk membuat acara serupa. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar