Senin, 13 Mei 2013

Sambutan Mabincab dalam pelantikan PC PMII Nganjuk


Pada hari Ahad, 12 Mei 2013 saya diminta mewakili Majelis Pembina Cabang PMII Nganjuk untuk memberi sambutan pada pelantikan PC PMII Nganjuk di aula STAI Pangeran Diponegoro Nganjuk. Berikut ini sambutan lengkapnya.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Hamdan wa syukron lillah. Allahumma shalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala sayyidina Muhammad amma ba’du.
Yang terhormat sahabat PB PMII,
Sahabat PKC PMII Jawa Timur,
Sahabat PC PMII yang dilantik,
Ketua STAI Padi Nganjuk,
Hadirin yang saya hormati
Alhamdulillah, pada hari ini kita bisa menyaksikan pelantikan pengurus cabang PMII Nganjuk. Estafet kepengurusan berganti nahkoda dan personalia. Dan ini dilakukan setiap tahun dalam arti masa khitmah kepengurusan hanya dibatasi satu tahun. Ini ada suatu percepatan sebuah organisasi. Mengapa ad art menetapkan demikian karena siapa pmii dan anggotanya. Pmii beranggota mahasiswa. Status mahasiswa dianggap sebagai intelektual muda. Kemampuan intelektual, emosional dan spritualnya dianggap melebihi dari orang kebanyakan. Jumlah penduduk yang berstatus mahasiswa masih berapa persen saja. Sehingga dengan kemampuan yang dimiliki diharapkan membawa angin segar, pencerahan, pemberdayaan bagi umat. Yang berarti pula perubahan terus terjadi. Dan yang abadi memang perubahan itu sendiri.
Kecenderungan mahasiswa sekarang ini hanya kuliah ansih. Tidak ingin mengikuti kegiatan organisasi. Sehingga ada adegium 3k bagi mahasiswa semacam ini. Yakin kuliah, kantin dan kamar. Rutinitas yang dilakukan hanya berkutat kuliah lalu makan di kantin dan kamar kos atau kontrakan. Selama empat tahun kuliah hanya dihabiskan dalam tiga kegiatan utama tadi. Hasil yang diperoleh hanya ilmu semata. Bahkan tidak jarang karena  takut dengan bayangan susah mencari kerja pasca kuliah maka memperlama selesainya kuliah. Dengan status jelas masih mahasiswa maka terasa masih aman dalam hidup. Kiriman uang dari orang tua tetap lancar. Daripada selesai dari kuliah menyandang gelar sarjana namun menjadi pengangguran.
Bisa juga mahasiswa enggan mengikuti organisasi ekstra kampus oleh karena tidak menarik. Program yang dikerjakan hanya monoton tidak menimbulkan keinginan untuk ikut. Maka PMII sebagai organisasi mahasiswa harus back to campus. Kegiatan yang dilakukan harus bisa menarik mahasiswa tentu saja dalam koridor tri khitmah PMII yakni kemahasiswaan, keindonesiaan dan keislaman. Program yang dikerjakan masih berciri khas mahasiswa sebagai calon intelektual muda yang rasional, mengasah nalar akademik yang mencerminkan sebagai warga Negara republic Indonesia yang taat hukum dan keislaman yang ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah. Karena walau bagaimana PMII tidak bisa memutus rantai sejarah bahwa PMII secara historis dilahirkan dari NU tepatnya dari banom IPNU melalui departemen kemahasiswaan. Dan selanjutnya berdiri sendiri dengan nama PMII agar cakupannya biar lebih luas dari pelajar dan bisa otonom.
Tertulis dalam sejarah pula hamper semua tokoh PMII terutama ketua umum PB PMII selalu menjadi fungsionaris di PBNU. Misalnya saja sahabat Zamroni. Selain menjadi anggota DPR RI juga menjadi wakil sekjen PBNU. Begitu juga Mahbub Junaidi, sang penulis. Juga aktif di PBNU. Hingga Ahmad Bagdja, Slamet Effendi Yusuf, Surya Dharma Ali, Ali Maskur Musa, Iqbal Assegaf, Muhaimin Iskandar, Saiful Bahri Anshori, Nusron Wahid, Juga Malik Haramain. Bila tidak di PBNU ada di banom, lembaga dan lajnah. Semuanya bisa mewarnai di kepengurusan NU. Itulah sumbangsih dan kiprah para alumni. Kita selanjutnya bisa dan akan melanjutkan perjuangan itu. Dan semoga berhasil. Karena memang kita di PMII dikader menjedi penerus dan penegak aqidah ahlus sunnah wal jamaah an nahdliyah. Amin.
Menjadi pengurus cabang PMII adalah sebuah amanah yang harus dilaksanakan. Dan untuk menjadi pengurus bukan sembarang orang. Namun sudah melewati criteria dan kapasitas pengurus. Jadi ini amanah luar biasa pada pada diri sahabat pengurus sekalian. Sekaligus sebagai tantangan yang harus dihadapi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena warga pergerakan akan melihat karya nyata dari sahabat sekalian. Maka perlu kekompakan dan integritas untuk ini semua. Bila meminjam istilahnya dahlan iskan bila memilih seorang pemimpin haruslah dipilih orang yang mempunyai integritas dan kemauan. Integritas saja tidak cukup bila tidak mempunyai kemauan. Karena kemauan beda dengan keinginan. Keinginan lebih setara dengan hanya mimpi disiang bolong. Sedang kemauan adalah perpaduan mimpi+aksi+terus menerus dilaksanakan. Bila kedua hal ini dipadu maka tidak ayal lagi maka PMII Nganjuk akan lebih berdaya dan jaya. Amin.
Ada beberapa tawaran untuk distribusi alumni. Diantaranya adalah agamawan muda. Alumni PMII sebagian adalah alumni sekolah tinggi agama, iain sehingga kemampuan ilmu agamanya mumpuni. Apalagi pula sebagian besar alumni PMII juga alumni pondok pesantren. Jadi kloplah santri pesantren menjadi tercerahkan dengan kuliah di perguruan tinggi. Profesi dai, mubaligh, kiai, bu nyai, mendirikan pondok pesantren menjadi pilihan yang baik. kedua, menjadi intelektual organic. Alumni PMII adalah intelektual muda. Kemampuannya bisa dilanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kemudian disalurkan ke perguruan tinggi menjadi dosen, dekan, rector, peneliti, lembaga studi. Alumni ini sudah banyak tersebar di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Ketiga, menjadi pekerja social-social worker. Di Australia ada jenjang magister yang konsentrasi di bidang ini. Sebaran profesinya bisa aktif di NU diberbagai tingkatan, banon, lembaga, lajnah juga bisa mendirikan lsm, atau pemberdayaan masyarakat yang lain.
Juga tidak menutup kemungkinan menjadi politisi atau di jalur birokrasi. Banyak sekali alumni yang konsen di bidang ini. Atau mungkin juga sudah menjadi contoh dari para pendahulu. Karena banyak alumni senior yang terjun dibidang politik dan berhasil. Ini tawaran dan gambaran untuk kiprah alumni di masa yang akan datang. Yang jelas sekarang bagaimana pengurus melaksanakan kerja-kerja organisasi sehingga bermanfaat bagi warga.
Selintas tadi terlihat sahabat fauzi sosok yang low profile. Bicaranya sederhana, tidak aneh dan neko-neko. Semoga dibalik itu semua akan membuat karya besar untuk PMII Nganjuk tahun ini dan tahun depan. Sekian, mohon maaf atas segala kesalahan. Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thorieq. Wassalamu’alaikum wr.wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar