Pada hari Ahad, 12 Mei 2013 saya
diminta mewakili Majelis Pembina Cabang PMII Nganjuk untuk memberi sambutan
pada pelantikan PC PMII Nganjuk di aula STAI Pangeran Diponegoro Nganjuk.
Berikut ini sambutan lengkapnya.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Hamdan wa syukron lillah.
Allahumma shalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala sayyidina Muhammad
amma ba’du.
Yang terhormat sahabat PB
PMII,
Sahabat PKC PMII Jawa
Timur,
Sahabat PC PMII yang
dilantik,
Ketua STAI Padi Nganjuk,
Hadirin yang saya hormati
Alhamdulillah, pada hari
ini kita bisa menyaksikan pelantikan pengurus cabang PMII Nganjuk. Estafet
kepengurusan berganti nahkoda dan personalia. Dan ini dilakukan setiap tahun
dalam arti masa khitmah kepengurusan hanya dibatasi satu tahun. Ini ada suatu
percepatan sebuah organisasi. Mengapa ad art menetapkan demikian karena siapa
pmii dan anggotanya. Pmii beranggota mahasiswa. Status mahasiswa dianggap
sebagai intelektual muda. Kemampuan intelektual, emosional dan spritualnya
dianggap melebihi dari orang kebanyakan. Jumlah penduduk yang berstatus
mahasiswa masih berapa persen saja. Sehingga dengan kemampuan yang dimiliki
diharapkan membawa angin segar, pencerahan, pemberdayaan bagi umat. Yang
berarti pula perubahan terus terjadi. Dan yang abadi memang perubahan itu sendiri.
Kecenderungan mahasiswa sekarang
ini hanya kuliah ansih. Tidak ingin mengikuti kegiatan organisasi. Sehingga ada
adegium 3k bagi mahasiswa semacam ini. Yakin kuliah, kantin dan kamar.
Rutinitas yang dilakukan hanya berkutat kuliah lalu makan di kantin dan kamar
kos atau kontrakan. Selama empat tahun kuliah hanya dihabiskan dalam tiga
kegiatan utama tadi. Hasil yang diperoleh hanya ilmu semata. Bahkan tidak
jarang karena takut dengan bayangan
susah mencari kerja pasca kuliah maka memperlama selesainya kuliah. Dengan
status jelas masih mahasiswa maka terasa masih aman dalam hidup. Kiriman uang
dari orang tua tetap lancar. Daripada selesai dari kuliah menyandang gelar
sarjana namun menjadi pengangguran.
Bisa juga mahasiswa enggan
mengikuti organisasi ekstra kampus oleh karena tidak menarik. Program yang
dikerjakan hanya monoton tidak menimbulkan keinginan untuk ikut. Maka PMII
sebagai organisasi mahasiswa harus back to campus. Kegiatan yang dilakukan
harus bisa menarik mahasiswa tentu saja dalam koridor tri khitmah PMII yakni
kemahasiswaan, keindonesiaan dan keislaman. Program yang dikerjakan masih
berciri khas mahasiswa sebagai calon intelektual muda yang rasional, mengasah
nalar akademik yang mencerminkan sebagai warga Negara republic Indonesia yang taat
hukum dan keislaman yang ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah. Karena walau
bagaimana PMII tidak bisa memutus rantai sejarah bahwa PMII secara historis
dilahirkan dari NU tepatnya dari banom IPNU melalui departemen kemahasiswaan.
Dan selanjutnya berdiri sendiri dengan nama PMII agar cakupannya biar lebih
luas dari pelajar dan bisa otonom.
Tertulis dalam sejarah pula
hamper semua tokoh PMII terutama ketua umum PB PMII selalu menjadi fungsionaris
di PBNU. Misalnya saja sahabat Zamroni. Selain menjadi anggota DPR RI juga menjadi
wakil sekjen PBNU. Begitu juga Mahbub Junaidi, sang penulis. Juga aktif di
PBNU. Hingga Ahmad Bagdja, Slamet Effendi Yusuf, Surya Dharma Ali, Ali Maskur
Musa, Iqbal Assegaf, Muhaimin Iskandar, Saiful Bahri Anshori, Nusron Wahid, Juga
Malik Haramain. Bila tidak di PBNU ada di banom, lembaga dan lajnah. Semuanya
bisa mewarnai di kepengurusan NU. Itulah sumbangsih dan kiprah para alumni.
Kita selanjutnya bisa dan akan melanjutkan perjuangan itu. Dan semoga berhasil.
Karena memang kita di PMII dikader menjedi penerus dan penegak aqidah ahlus
sunnah wal jamaah an nahdliyah. Amin.
Menjadi pengurus cabang PMII
adalah sebuah amanah yang harus dilaksanakan. Dan untuk menjadi pengurus bukan
sembarang orang. Namun sudah melewati criteria dan kapasitas pengurus. Jadi ini
amanah luar biasa pada pada diri sahabat pengurus sekalian. Sekaligus sebagai
tantangan yang harus dihadapi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena
warga pergerakan akan melihat karya nyata dari sahabat sekalian. Maka perlu
kekompakan dan integritas untuk ini semua. Bila meminjam istilahnya dahlan
iskan bila memilih seorang pemimpin haruslah dipilih orang yang mempunyai
integritas dan kemauan. Integritas saja tidak cukup bila tidak mempunyai
kemauan. Karena kemauan beda dengan keinginan. Keinginan lebih setara dengan
hanya mimpi disiang bolong. Sedang kemauan adalah perpaduan mimpi+aksi+terus
menerus dilaksanakan. Bila kedua hal ini dipadu maka tidak ayal lagi maka PMII
Nganjuk akan lebih berdaya dan jaya. Amin.
Ada beberapa tawaran untuk
distribusi alumni. Diantaranya adalah agamawan muda. Alumni PMII sebagian
adalah alumni sekolah tinggi agama, iain sehingga kemampuan ilmu agamanya
mumpuni. Apalagi pula sebagian besar alumni PMII juga alumni pondok pesantren.
Jadi kloplah santri pesantren menjadi tercerahkan dengan kuliah di perguruan
tinggi. Profesi dai, mubaligh, kiai, bu nyai, mendirikan pondok pesantren
menjadi pilihan yang baik. kedua, menjadi intelektual organic. Alumni PMII
adalah intelektual muda. Kemampuannya bisa dilanjutkan kejenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Kemudian disalurkan ke perguruan tinggi menjadi dosen,
dekan, rector, peneliti, lembaga studi. Alumni ini sudah banyak tersebar di
berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Ketiga, menjadi pekerja
social-social worker. Di Australia ada jenjang magister yang konsentrasi di
bidang ini. Sebaran profesinya bisa aktif di NU diberbagai tingkatan, banon,
lembaga, lajnah juga bisa mendirikan lsm, atau pemberdayaan masyarakat yang
lain.
Juga tidak menutup kemungkinan
menjadi politisi atau di jalur birokrasi. Banyak sekali alumni yang konsen di
bidang ini. Atau mungkin juga sudah menjadi contoh dari para pendahulu. Karena
banyak alumni senior yang terjun dibidang politik dan berhasil. Ini tawaran dan
gambaran untuk kiprah alumni di masa yang akan datang. Yang jelas sekarang
bagaimana pengurus melaksanakan kerja-kerja organisasi sehingga bermanfaat bagi
warga.
Selintas tadi terlihat sahabat
fauzi sosok yang low profile. Bicaranya sederhana, tidak aneh dan neko-neko.
Semoga dibalik itu semua akan membuat karya besar untuk PMII Nganjuk tahun ini
dan tahun depan. Sekian, mohon maaf atas segala kesalahan. Wallahul muwafiq
ilaa aqwamith thorieq. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar