Sabtu, 20 April 2013

Fakir Batin


Sholat sebagaimana diketahui bersama adalah pokok ibadah. Bila sholatnya baik maka semua ibadah yang lain akan dianggap juga baik. Oleh karena begitu pentingnya ibadah sholat maka pertama kali yang ditanya nanti di alam kubur adalah sholatnya. Begitu urgen atau sangat pentingnya sholat bisa dilihat dari cara turunnya perintah ibadah ini. Bila zakat, haji, puasa melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril. Namun khusus untuk sholat, Kanjeng Nabi Muhammad harus menghadap sendiri kepada Dzat pencipta alama semesta ini. Hal tersebut bisa dilihat dalam perjalanan isra’ dan mi’raj. Jadi ibadah sholat menjadi pokok ibadah seorang muslim. Bila ia menjaga sholatnya maka ia menegakkan agama namun sebaliknya bila kadang-kadang sholat. Kadang sholat kadang tidak maka sama artinya dengan merobohkan agamanya.
Sholat di sini yang dimaksud adalah sholat fardu lima kali sehari. Yakni sholat dhuhur, ashar, magrib, isya’ dan subuh. Untuk menjaga kebersamaan dalam hidup bermasyarakat maka didirikanlah masjid. Masjid tentu saja tidak hanya digunakan untuk melaksanakan ritual ibadah mahdoh saja seperti sholat. Namun kegiatan muamalah seperti pertemuan, kegiatan pemberdayaan masyarakat, pendidikan termasuk di dalamnya ada pengajian, sekolah formal dan informal, madrasah diniyah adalah hal yang sangat baik. Ini mengingat pula dari sejarah Islam. Bahkan Kanjeng Nabi ketika pertama kali yang dibangun setelah hijrah dari Mekkah tidak pasar, istana, penjara, rumah pribadi namun adalah masjid. Masjid Quba namanya. Dari hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebenarnya posisi masjid sangat strategis untuk pembinaan umat sekaligus kesejahteraannya.
Diantara upaya memakmurkan masjid adalah dengan sholat berjamaah. Para tetangga masjid setelah mendengar adzan berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan sholat dengan berjamaah. Akan terjadi harmoni sosial yang luar biasa. Akan terkurangi permasalahan antar pribadi karena setiap hari bertemu, bersalaman, saling mendoakan. Bila hal ini terjalin lima kali sehari maka tak ayal ketentraman dan kebahagiaan hidup akan bisa diraih.
Jaminan bagi orang yang melaksanakan sholat jamaah sebagaimana diterangkan dalam hadith nabi adalah sebagai berikut:
1.     Tidak fakir di dunia. Fakir dalam pengertian sederhana tidak mampu mencukupi kebutuhan dasarnya setiap hari. Untuk makan tidak bisa tiga kali dalam sehari. Tidak mampu karena tidak mampu untuk membeli. Dan kebutuhan dasar yang lain. Misalnya rumah cukup seadanya, begitu juga pakaiannya. Belum lagi masalah kesehatan apalagi pendidikan. Mungkin belum bisa berfikir sejauh itu untuk meraihnya. Namun pengertian fakir, miskin menurut bps, pemprov, kabupaten, bappenas terkadang tidak sama. Tergantung dari sisi mana untuk melihatnya.
Ada seseorang dalam keadaan fakir atau kesulitan ekonomi sebagai alasan untuk tidak sholat berjamaah. Sehingga lama seseorang terperangkap dalam keadaan seperti ini. Seharusnya pola pikir ini harus dirubah. Perlu berpikir out the box, berfikir tidak seperti biasanya. Dengan keadaan masih kesulitan ekonomi namun berusaha ajek untuk sholat berjamaah. Oleh karena fadhilah sholat berjamaah ini maka kesulitan akan diangkat oleh Allah menjadi kemudahan. Dan ditemukannya solusi kehidupan. Apa tidak begitu kira-kira? Mengenai kebenaran ini sudah banyak yang mempraktekkan bahkan hasilnya lebih dari yang diperkirakan.
Lalu juga bukan berarti hanya mengandalkan sholat berjamaah di masjid namun tidak bekerja. Bukan seperti itu. Bila waktunya sholat ya sholat. Sedang sudah waktunya bekerja bekerja dengan serius. Allah sangat menyukai orang yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Bahkan bila meninggal di waktu bekerja konon terhitung sebagai mati syahid.
Fakir tidak melulu tidak mampu dalam keadaan dhohir saja. Maksudnya seperti di depan mata kita sehari-hari. Memang kelihatan ada sebuah keluarga hidupnya pas-pasan. Namun masih juga hidup. Keluarganya tumbuh seperti tetangga yang lain. Kelihatan rukun, damai dalam menjalani hidup. Bisa tertawa, bisa menikmati hidup. Memang tidak selalu identik fakir dengan serba kekurangan. Makanya ada pemisahan pengertian fakir. Ada fakir secara dhohir dan juga ada fakir secara batin.
Fakir secara dhohir sudah dijelaskan seperti di atas. Namun satunya ini yang lebih memprihatinkan bin mengkhawatirkan. Ada seseorang yang secara ekonomi sudah mapan. Mobil sudah punya. Mewah lagi. Sopir, biaya perawatan mobil dan bensin sudah tersedia. Tinggal pakai. Rumah mewah. Isteri cantik. Aset yang lain sudah bertebaran di mana-mana. Namun ternyata masih selalu menumpuk-numpuk harta. Bahkan ditempuh dengan jalan yang kurang benar.. Sebenarnya tipe orang seperti ini yang tergolong fakir. Fakir secara batin. Bila fakir dhohir hanya ia dan keluarganya yang mengalami dan merasakan sedikit gambaran kehidupan. Namun fakir batin banyak orang yang merasakan sengsara. Tidak hanya ia sendiri, namun juga keluarga dan orang banyak yang merasakan akibatnya.
Dengan melaksanakan sholat berjamaah seseorang akan terhindar dari fakir dhohir. Segala kebutuhannya akan dicukupi oleh Allah, hati tenteram, keluarga ayem. Dan bisa beribadah dengan tenang.
2.      dihilangkan siksa kubur. Alam kubur atau alam barzah adalah sekat antara alam dunia dan alam akhirat. Setiap manusia akan melewati tahap ini bila kontrak kehidupannya sudah selesai. Tidak ada yang bisa dibawa kecuali amal sendiri-sendiri. Walau di dunia dikaruniai harta berlimpah tidak ada yang dibawa. Kecuali kain kafan yang melekat sebagai penutup tubuh. Disinilah nanti manusia akan menjumpai dua hal. Yakni nikmat kubur dan siksa kubur, tentu saja ini tergantung pada amal yang diperbuat di dunia. Nikmat kubur akan diterima oleh seseorang yang mempunyai amal sholeh yang banyak. Sedang siksa kubur diterima oleh orang yang banyak melanggar aturan-aturan agama. Diantara siksa kubur adalah sempitnya ruangan kubur dan gelap. Bila di dunia rajin dan istikomah melaksanakan sholat berjamaah maka akan dihilangkan siksa kubur bagi dirinya.
3.    Menerima buku catatan amal dengan tangan kanan. Seseorang yang senantiasa sholat berjamaah akan menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanan. Sebagaimana telah diketahui bahwa buku catatan amal manusia akan diterima dalam tiga kategori. Dengan tangan kanan, tangan kiri dan dari balik punggung. Dua hal yang terakhir diterima sebagai tanda bagi orang yang kurang beruntung di akhirat.
4. Melewati jembatan shiratal mustakim seperti kilat. Shiratal mustakim digambarkan sebagai jembatan di atas neraka. Ada bermacam-macam cara seseorang melewati jembatan ini. Ada dengan berlari, berjalan, merangkak, bergantungan, dengan jalan tertatih-tatih, ada juga yang baru melangkah langsung jatuh ke neraka. Namun ada juga yang melewati jembatan ini laksana kilat. Satu kedipan mata saja sudah sampai di ujung menuju surga. Orang yang melaksanakan sholat berjamaah akan menerima balasan seperti yang terakhir tadi, melewati dengan secepat kilat.
5. masuk surga tanpa dihisab. Mengenai masuk surga. Setelah ditimbang amal seseorang lalu dihitung, seseorang nantinya menunggu giliran masuk surga. Namun ada juga yang harus menunggu di padang mahsyar yang panas sekali. Ada juga yang masuk surga namun di siksa terlebih dahulu di neraka. Hingga amal jeleknya habis.
Di dalam suatu hadith qudsi Allah memberi tahu bila seseorang mau menjaga tiga perkara maka akan menjadi kekasih Allah. Namun bila menyia-nyiakan tiga perkara tadi menjadi musuh Allah. Apa saja hal itu?
Pertama, menjaga sholat lima waktu dengan berjamaah serta memperhatikan syarat, rukun dan sunah-sunahnya. Kedua, menjaga puasa ramadhan. Dan yang ketiga, menjaga mandi jinabat. Maksudnya menjaga kesucian badan dari hadats besar. Bila hadats bersegera mandi untuk menghilangkan hadats tersebut. Tentu saja harus mengetahui ilmunya. Inilah amanah Allah yang harus dijaga oleh seorang hamba. Semoga kita semua diberi hidayah dan inayah untuk bisa melaksanakan sholat berjamaah. Dengan harapan mendapat ridha dari Allah SWT. Amin. Wallahu a’lam bi al shawab.                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar