Kekah adalah bahasa Jawa. Dari
perkataan orang Arab aqiqah. Orang Jawa biasanya menyebut sesuatu dengan mudah
saja, sesuai dengan lidah Jawa. Maka untuk lebih memudahkan maka cukup mengucap
kekah. Begitu juga dengan syahadatain maka lebih mudah dengan mengucap sekaten.
Seperti yang dilakukan di Keraton Jogja ada acara sekatenan. Lalu mengucap
fadhil agak susah maka mudahnya cukup palil, Muhammad cukup dipanggil Mad.
Sebenarnya tidak ada yang salah namun menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada. Islam tidak membebani namun mengajarkan kasih sayang, tidak ada
paksaan. Memberi kasih sayang bagi semua umat. Asal maksud yang dikandung
sesuai tidak apalah toh maksud yang dituju adalah itu. Gusti Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Begitu pula adanya Pancasila.
Islam juga mengajarkan dari kelima sila dalam Pancasila. Tidak ada yang
bertentangan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memang diperlukan lima
sila seperti dalam Pancasila. Jadi Pancasila sudah sesuai dengan tujuan ajaran
Islam. begitulah betapa para pendiri bangsa yang tergabung dalam Tim Sembilan
BPUPKI mempunyai wawasan luas akan bhinnekanya nusantara ini. Diantara
anggotanya adalah para Kiai Nahdlatul ‘Ulama. Seperti KH Wahid Hasyim. Luar
biasa pemahaman beliau akan ajaran Islam.
Berkaitan dengan aqiqah
-selanjutnya ditulis kekah saja- adalah salah satu sunah Nabi. Seorang anak
yang lahir masih dalam keadaan tergadai hingga ia disembelihkan satu ekor
kambing bagi anak perempuan dan dua ekor kambing bagi anak laki-laki. Cara
menyembelihpun ada tata cara tersendiri sebenarnya. Diantaranya tidak memotong
tulang kecuali dalam ruas-ruas tulang tertentu. Jadi butuh bejana yang lumayan besar.
Ini dikandung maksud agar si anak nantinya tidak patah tulang bila terjadi
benturan atau kecelakaan. Kambingnyapun ada syarat tersendiri seperti
syarat-syarat hewan kurban. Kalau bisa yang sudah usia dua tahunan atau poel
–bahasa Jawa. Tidak terlalu kurus, tidak sakit-sakitan, sempurna anggota
tubuhnya. Misalnya kakinya pincang ya kurang sempurna. Atau tidak punya ekor
juga tidak tergolong sempurna.
Mengenai kambing jantan atau
betina terserah saja. Ini tergantung selera atau juga kemampuan orang tua si
anak. Dianjurkan disembelih pada hari ketujuh. Memang di Arab tidak ada
sepasaran seperti di Jawa. Ada Pon, Kliwon, Wage, Legi dan Pahing. Bila kekah
dilaksanakan pada hari sepasaran pas dengan memberi nama juga baik. di hari
ketujuh juga baik tinggal menyesuaikan saja. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar