Ada beberapa hal yang menjadi
rahasia Tuhan. Diantaranya jodoh, rizki dan mati. Sebagaimanapun berusaha namun
terkadang diluar dugaan akan mendapatkannya. Atau mendapat terkadang juga tidak
seperti yang diharapkan.
Yang bisa dikerjakan adalah
berikhtiar dan mempunyai ilmu berkaitan dengan apa yang dikerjakan. Ikhtiar tentu
saja dengan sepenuh tenaga, pikiran, bahkan juga harta dan waktu. Kalau kalangan
santri juga dengan tirakat, riyadhoh. Riyadhoh disini sederhananya mengurangi
makan, tidur, menambah ibadah. Menambah ilmu disini ilmu yang yang sudah ada
terus diupgrade agar sesuai dengan perkembangan. Tentu saja mau menggunakan
ilmu itu untuk kegiatan yang bermanfaat. Bila ada orang yang membutuhkan dengan
senang hati untuk memberikan. Misalnya di acara pengajian, acara pengkaderan
dan sebagainya.
Berkaitan dengan rizki memang
harus diusahakan. Apalagi bagi orang yang mempunyai tanggungan keluarga. Keberlangsungan
keluarga dari kepala keluarga yang harus bekerja. Dari bekerja itu mendapat
upah, honor, gaji dan semacamnya untuk keberlangsungan hidup keluarga.
Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa ada orang yang bekerja dari pagi hingga malam hanya cukup untuk kebutuhan
sehari-hari saja. Bahkan ada juga yang kurang. Namun ada juga yang kelihatan
bekeja seperti biasa namun hasilnya lebih dari cukup. Lalu yang membedakan hal
ini apa?
Bisa karena ilmu bisa juga karena
cara bekerja. Ilmu disini oleh karena untuk menduduki suatu jabatan diperlukan
latar belakang pendidikan tertentuk, senioritas, masa kerja dan lain-lain. Karena
jabatan berkaitan pula dengan gaji dan tunjangan. Semakin tinggi jabatan akan
semakin tinggi pendapatan. Maka banyak orang yang berlomba-lomba untuk
mendapatkan kursi empuk pucuk pimpinan karena tergiur pendapatannya. Bahkan untuk
mendapatkannnya tersebut menggunakan berbagai cara. Asal jabatan bisa diraih. Mengenai
hal ini ada pengalaman menarik dari saudara jauh yang menduduki jabatan kasi
mapenda dari daerah luar jawa. Bila dirunut dari pendidikan ia lulusan dari
suatu madrasah aliyah bersangkutan. Walalu asli jawa. Setelah menamatkan s1 di
malang lalu diterima dialmamaternya. Lalu ada program beasiswa s2 di sebuah
perguruan tinggi di bandung. Lalu sekian waktu kemudian menjadi waka sekitar
dua tahun lalu ada lowongan kepala madrasah aliyah ia termasuk kandidat. Kebetulan
ia dekat dengan kiai disuatu pondok pesantren. Memohon doa sambil silaturahim
karena menjadi kandidat kepala MAN. Ternyata tanpa sepengetahuannya, pak kiai
ini menelepon kepala Kandepag setempat untuk mengegolkan orang ini. Maka jadilah
ia sebagai kepala man. Selang dua tahun kemudian, ada kekosongan kasi mapenda. Ia
juga termasuk kandidat yang diusulkan. Kebetulan ia menjadi komite smp bersama
isteri bupati. Sewaktu rapat komite ada waktu bincang-bincang ia juga meminta
restu kepada isteri bupati akan hal tersebut. Ndilalah, kersane Gusti Allah si
isteri bupati juga menelepon kepala kandepag. Akhirnya ia yang dilantik menjadi
kasi mapenda. Dan ia dianggap sebagai kuda hitam dari beberapa kandidat. Setelah
dilantik ada guyonan dari teman-temannya. Mengapa untuk hal ini kok membawa
nama bupati segala. Memang hal ini yang terjadi. Ia dikenal sebagai pekerja
keras, ulet dan banyak inovasi untuk pengembangan madrasahnya. Disamping sudah
kenal lama dengan beberapa orang kanwil.
Rezeki memang harus dicari namun
juga harus ikhtiar dengan betul. Menyesuaikan dengan kapasitas dan kapabiltas
pribadi. Maksudnya menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
Sedang rizki yang datang sendiri
memang yang bersangkutan haruslah mempunyai keahlian khusus. Misalnya kemampuan
ceramah yang sangat ditunggu oleh banyak orang. Ada seorang yang mempunyai
kemampuan seperti ini bila mengundang harus tiga bulan sebelumnya harus sudah
menghubungi bila tidak nanti maka tidak akan kebagian waktu. Atau juga orang
yang mempunyai ilmu langka yang jarang mempunyai maka ilmunya akan dibutuhkan
juga. Permintaan kedatangannya juga bejibun. Menanti waktunya saja. Dan fisik
kuat tidak.
Agar bisa seperti ini maka perlu
usaha sungguh-sungguh pantang menyerah, untuk terus meningkatkan kemampuan
diri. Apalagi sekarang seseorang punya ikon tersendiri. Mislanya marketing
orang akan melihat hermawan kertajaya, teh sosro, esq ary ginanjar agustian,
motivator mario teguh. Lalu kita mempunyai ikon apa? Inilah seharusnya yang
kita jawab. Wallahu a'lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar