Senin, 07 Januari 2013

Rizki Harus di Cari


Ada beberapa hal yang menjadi rahasia Tuhan. Diantaranya jodoh, rizki dan mati. Sebagaimanapun berusaha namun terkadang diluar dugaan akan mendapatkannya. Atau mendapat terkadang juga tidak seperti yang diharapkan.
Yang bisa dikerjakan adalah berikhtiar dan mempunyai ilmu berkaitan dengan apa yang dikerjakan. Ikhtiar tentu saja dengan sepenuh tenaga, pikiran, bahkan juga harta dan waktu. Kalau kalangan santri juga dengan tirakat, riyadhoh. Riyadhoh disini sederhananya mengurangi makan, tidur, menambah ibadah. Menambah ilmu disini ilmu yang yang sudah ada terus diupgrade agar sesuai dengan perkembangan. Tentu saja mau menggunakan ilmu itu untuk kegiatan yang bermanfaat. Bila ada orang yang membutuhkan dengan senang hati untuk memberikan. Misalnya di acara pengajian, acara pengkaderan dan sebagainya.
Berkaitan dengan rizki memang harus diusahakan. Apalagi bagi orang yang mempunyai tanggungan keluarga. Keberlangsungan keluarga dari kepala keluarga yang harus bekerja. Dari bekerja itu mendapat upah, honor, gaji dan semacamnya untuk keberlangsungan hidup keluarga.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada orang yang bekerja dari pagi hingga malam hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja. Bahkan ada juga yang kurang. Namun ada juga yang kelihatan bekeja seperti biasa namun hasilnya lebih dari cukup. Lalu yang membedakan hal ini apa?
Bisa karena ilmu bisa juga karena cara bekerja. Ilmu disini oleh karena untuk menduduki suatu jabatan diperlukan latar belakang pendidikan tertentuk, senioritas, masa kerja dan lain-lain. Karena jabatan berkaitan pula dengan gaji dan tunjangan. Semakin tinggi jabatan akan semakin tinggi pendapatan. Maka banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kursi empuk pucuk pimpinan karena tergiur pendapatannya. Bahkan untuk mendapatkannnya tersebut menggunakan berbagai cara. Asal jabatan bisa diraih. Mengenai hal ini ada pengalaman menarik dari saudara jauh yang menduduki jabatan kasi mapenda dari daerah luar jawa. Bila dirunut dari pendidikan ia lulusan dari suatu madrasah aliyah bersangkutan. Walalu asli jawa. Setelah menamatkan s1 di malang lalu diterima dialmamaternya. Lalu ada program beasiswa s2 di sebuah perguruan tinggi di bandung. Lalu sekian waktu kemudian menjadi waka sekitar dua tahun lalu ada lowongan kepala madrasah aliyah ia termasuk kandidat. Kebetulan ia dekat dengan kiai disuatu pondok pesantren. Memohon doa sambil silaturahim karena menjadi kandidat kepala MAN. Ternyata tanpa sepengetahuannya, pak kiai ini menelepon kepala Kandepag setempat untuk mengegolkan orang ini. Maka jadilah ia sebagai kepala man. Selang dua tahun kemudian, ada kekosongan kasi mapenda. Ia juga termasuk kandidat yang diusulkan. Kebetulan ia menjadi komite smp bersama isteri bupati. Sewaktu rapat komite ada waktu bincang-bincang ia juga meminta restu kepada isteri bupati akan hal tersebut. Ndilalah, kersane Gusti Allah si isteri bupati juga menelepon kepala kandepag. Akhirnya ia yang dilantik menjadi kasi mapenda. Dan ia dianggap sebagai kuda hitam dari beberapa kandidat. Setelah dilantik ada guyonan dari teman-temannya. Mengapa untuk hal ini kok membawa nama bupati segala. Memang hal ini yang terjadi. Ia dikenal sebagai pekerja keras, ulet dan banyak inovasi untuk pengembangan madrasahnya. Disamping sudah kenal lama dengan beberapa orang kanwil.
Rezeki memang harus dicari namun juga harus ikhtiar dengan betul. Menyesuaikan dengan kapasitas dan kapabiltas pribadi. Maksudnya menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
Sedang rizki yang datang sendiri memang yang bersangkutan haruslah mempunyai keahlian khusus. Misalnya kemampuan ceramah yang sangat ditunggu oleh banyak orang. Ada seorang yang mempunyai kemampuan seperti ini bila mengundang harus tiga bulan sebelumnya harus sudah menghubungi bila tidak nanti maka tidak akan kebagian waktu. Atau juga orang yang mempunyai ilmu langka yang jarang mempunyai maka ilmunya akan dibutuhkan juga. Permintaan kedatangannya juga bejibun. Menanti waktunya saja. Dan fisik kuat tidak.
Agar bisa seperti ini maka perlu usaha sungguh-sungguh pantang menyerah, untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Apalagi sekarang seseorang punya ikon tersendiri. Mislanya marketing orang akan melihat hermawan kertajaya, teh sosro, esq ary ginanjar agustian, motivator mario teguh. Lalu kita mempunyai ikon apa? Inilah seharusnya yang kita jawab. Wallahu a'lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar