Gagasan menjadikan ptain menjadi
universitas adalah sebuah keniscayaan dan kebutuhan mendesak. Mengingat selama
ini lulusan dari ptaian sebagian besar hanya bisa terserap di kementerian agama
atau dalam lingkup yang terbatas. Padahal lapangan kehidupan yang begitu luas
dan membutuhkan sdm yang mumpuni dalam bidangnya dan mempunyai akhlak yang baik
(pengetahuan agamanya yang juga mumpuni). Dengan menjadikan ptain menjadi
universitas atau ptin sehingga dimungkinkan fakultas-fakultas baru yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Pada akhirnya lulusan akan tersebar di segala lini
kehidupan dan semakin bias berkiprah di tengah masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa ada
lima iain dan 1 stain yang telah bertransformasi menjadi uin. Yakni iain syarif
hidayatullah, iain sunan gunung jati, iain sunan kalijaga, iain alaudin, iain
syarif qasim dan stain malang. Dengan berubah menjadi universitas dimungkinkan
dibuka fakultas baru yang tidak identik dengan fakultas agama yang berada di institute.
Seperti fakultas adab, tarbiyah, syariah, ushuluddin, dan dakwah. Namun lebih
berkembang lagi menjadi fakultas tarbiyah dan keguruan, fakultas ilmu kesehatan,
fakultas ekonomi, fisip, fakultas bahasa dan humaniora, fakultas kedokteran,
fakultas psikologi dan masih banyak lagi yang lain.
Dengan beragam pilihan program
studi menjadikan uin menjadi salah satu pilihan para calon mahasiswa. Sehingga dilihat
yang mendaftar di uin setiap tahun menunjukkan tren meningkat. Ini patut
disyukuri. Pesertanya tidak hanya lulusan madrasah aliyah namun banyak juga
dari sma dan smk. Semua menjadikan fakultas di uin menjadi pilihan alternative.
Mengenai kekhawatiran merosotnya
peminat masuk fakultas agama juga sebenarnya kurang beralasan. Karena dengan
dijadikan universitas bukan berarti mematikan fakultas agama namun sebaliknya
semakin kompetitif buktinya peminatnya juga banyak. Bila ada perlu dicari
penyebabnya sehingga kurang peminat. Jangan-jangan yang takut ternyata
putra-putrinya malah dikuliahkan di fakultas non agama. Jadi tidak pas. Dicarikan
terobosan misalnya diberi beasiswa hingga selesai. Atau ada program studi agama
kelas internasional. Sehingga menarik minat calon mahasiswa dari luar negeri.
Ada kekhawatiran lain fakultas
agama akan terkebiri menjadi fakultas marginal. Saya kira juga tidak sepenuhnya
benar. Karena bila dibuat perbandingan begini sederhananya. Lebih baik mana mahasiswa
fakultas agama bias mengaji al-qur’an sedangkan mahasiswa fakultas non agama
malah hafal al-qur’an 30 juz. Yang jelas ada tantangan, hambatan dan juga
peluang. Peluang agar bias berkiprah lebih luas dalam kehidupan beragama,
berbangsa dan bernegara adalah menjadikan ptain menjadi universitas. Wallahu a’lam
bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar