Jumat, 14 Desember 2012

Bila Amanah diremehkan


Dalam hubungan interpersonal atau dengan orang lain dibutuhkan sifat percaya. Saling menjaga diri agar terjalin keseimbangan, tenggang rasa akhirnya dalam hidup bias nyaman dan aman. Tidak ada yang namanya permusuhan, dendam dan segala bentuk ketidakcocokan.
Pengalaman berhubungan dengan orang lain banyak sekali. Memang manusia tidak bisa hidup sendiri. Pasti membutuhkan berhubungan dengan orang lain. Karena manusia adalah makhluk sosial. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan bantuan orang lain. Dalam hal ini contoh yang paling mudah adalah untuk memenuhi kebutuhan makan. Untuk makan nasi, petani tidak bisa menyediakan bibit, pupuk, menanam, menyiangi, membersihkan hama dan memanen sendiri. Tidak bisa dikerjakan sendiri, butuh tenaga diluar dirinya. Begitu juga untuk menjadi nasi siap makan membutuhkan tenaga pengering padi, tukang selep, tukang masak, hingga berbentuk nasi. Sudah berapa alur yang dibutuhkan. Mengingat ini semua, benar bahwa manusia diciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal.
Untuk saling bekerja sama untuk mempermudah kehidupannya.Bila ada orang yang mengingkari hal ini niscaya ia akan hidup sendiri. Logikanya tidak nyambung. Dalam kehidupan ia akan bersifat egois, tidak mau bekerjasama. Akhirnya dikucilkan. Ini bagi orang yang mau menyadari. Maka ia akan berusaha memperbaiki hubungan yang telah dijalinnya. Musuh satu terlalu banyak, teman yang berjumlah ribuan dirasa kurang. Dengan bersilaturahmi akan dapat teman, bertambah rizki dan dipanjangkan umurnya. Maka kehidupan akan terasa berkah. Hidup akan dirasa bahagia.
Kenyataan dalam kehidupan terjadi anomaly. Ada yang tidak sesuai dengan kenyataan. Inginnya ideal namun bias berubah. Memang fakta yang tidak bias dipungkiri. Awalnya baik, namun setelah bekerjasama dan setor modal lambat laun mulai terbuka kedoknya. Sulit ditemui, ditelepon tidak diangkat, di sms tidak dijawab. Ditagih menghindar lalu menghilang.   
Ternyata memang dalam berhubungan dengan orang lain disamping tetap husnudzan namun juga harus berhati-hati. Bukan berarti tidak percaya namun apa salahnya untuk berhati-hati agar barang, harta kita dalam kondisi aman. Dan memang harus seperti itu harusnya. Karena siapa yang akan bertanggungjawab bila terjadi sesuatu pada diri kita kalau tidak kita sendiri.
Saya lalu teringat dengan perkataan Mantan Direktur PT PLN, Dahlan Iskan. Bahwa para pengusaha harus pernah ditipu orang. Bahkan guraunya bila belum didoakan agar cepat ditipu orang. Ada hikmahnya agar bias cepat bias menyelesaikan masalah. Dan harus juga ditagih hingga dapat walau harus nyanggong dan bersabar untuk menjumpai orang tersebut dengan segala cara. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar