Dalam hubungan interpersonal atau
dengan orang lain dibutuhkan sifat percaya. Saling menjaga diri agar terjalin
keseimbangan, tenggang rasa akhirnya dalam hidup bias nyaman dan aman. Tidak
ada yang namanya permusuhan, dendam dan segala bentuk ketidakcocokan.
Pengalaman berhubungan dengan
orang lain banyak sekali. Memang manusia tidak bisa hidup sendiri. Pasti
membutuhkan berhubungan dengan orang lain. Karena manusia adalah makhluk
sosial. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan bantuan orang lain. Dalam
hal ini contoh yang paling mudah adalah untuk memenuhi kebutuhan makan. Untuk
makan nasi, petani tidak bisa menyediakan bibit, pupuk, menanam, menyiangi,
membersihkan hama dan memanen sendiri. Tidak bisa dikerjakan sendiri, butuh
tenaga diluar dirinya. Begitu juga untuk menjadi nasi siap makan membutuhkan
tenaga pengering padi, tukang selep, tukang masak, hingga berbentuk nasi. Sudah
berapa alur yang dibutuhkan. Mengingat ini semua, benar bahwa manusia
diciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal.
Untuk saling bekerja sama untuk
mempermudah kehidupannya.Bila ada orang yang mengingkari hal ini niscaya ia
akan hidup sendiri. Logikanya tidak nyambung. Dalam kehidupan ia akan bersifat
egois, tidak mau bekerjasama. Akhirnya dikucilkan. Ini bagi orang yang mau
menyadari. Maka ia akan berusaha memperbaiki hubungan yang telah dijalinnya.
Musuh satu terlalu banyak, teman yang berjumlah ribuan dirasa kurang. Dengan
bersilaturahmi akan dapat teman, bertambah rizki dan dipanjangkan umurnya. Maka
kehidupan akan terasa berkah. Hidup akan dirasa bahagia.
Kenyataan dalam kehidupan terjadi
anomaly. Ada yang tidak sesuai dengan kenyataan. Inginnya ideal namun bias
berubah. Memang fakta yang tidak bias dipungkiri. Awalnya baik, namun setelah
bekerjasama dan setor modal lambat laun mulai terbuka kedoknya. Sulit ditemui,
ditelepon tidak diangkat, di sms tidak dijawab. Ditagih menghindar lalu
menghilang.
Ternyata memang dalam berhubungan
dengan orang lain disamping tetap husnudzan namun juga harus berhati-hati. Bukan
berarti tidak percaya namun apa salahnya untuk berhati-hati agar barang, harta
kita dalam kondisi aman. Dan memang harus seperti itu harusnya. Karena siapa
yang akan bertanggungjawab bila terjadi sesuatu pada diri kita kalau tidak kita
sendiri.
Saya lalu teringat dengan
perkataan Mantan Direktur PT PLN, Dahlan Iskan. Bahwa para pengusaha harus
pernah ditipu orang. Bahkan guraunya bila belum didoakan agar cepat ditipu
orang. Ada hikmahnya agar bias cepat bias menyelesaikan masalah. Dan harus juga
ditagih hingga dapat walau harus nyanggong dan bersabar untuk menjumpai orang
tersebut dengan segala cara. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar