Hari-hari
ini terasa senang dan hati tenang. Bias melaksanakan sholat subuh berjamaah di
masjid sebelah rumah. Dimulai dari aktivitas bangun untuk melaksanakan sahur.
Sebagai bentuk ibadah sunah untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.
Disela-sela sahur bersama keluarga bias melaksanakan sholat lail. Dan dzikiran
harian. Setelah selesai dan mendekati waktu sholat subuh maka berjalan ke
masjid.
Di
sepanjang jalan bertemu dengan tetangga. Sebelumnya jarang terlihat ke masjid
di pagi hari. Pas momen Ramadhan ini, Alhamdulillah jamaah masjid bertambah.
Terasa enak. Mempunyai saudara banyak. Bias bersilaturahim. Bias berjabat
tangan untuk mempererat persaudaraan. Dan bersama-sama sowan kepada Sang
Pencipta bersama-sama.
Tidak
jarang suasana terasa dingin. Memang masih pagi. Embun pagi masih menghinggap
di sela-sela pepohonan. Menjalar dinginnya keseluruh penjuru. Namun hal itu
tidak menahan para tetangga untuk menjalankan sholat subuh. Sholat yang menjadi
kewajiban seorang muslim. Memang tidak bias dipungkiri kewajiban ini terasa
berat. Sebagaimana diterangkan dalam kitab Washiatul Musthofa bahwa untuk
melaksanakan sholat berjamaah adalah hal yang sulit. Kecuali seorang mukmin.
Dan akan merasa berat untuk melakukannya bagi orang munafik. Dan Allah membenci
kelompok ini.
Biasanya
jamaah sholat subuh akan berbondong-bondong ke masjid bila sudah mendengar
seruan adzan. Yang dimulai terlebih dahulu dengan alunan beduk dan kentongan.
Akan terasa desa masa lalu seperti masa kecil apabila sang muadzin suaranya
mendayu-dayu. Terasa banget di hati. Hal ini baik dan cukup baik. Namun akan
terasa lama bila dating terus sholat sunah lalu menunggu hingga jamaah selesai
melakukannya. Dan akan terasa agak lama lagi bila jamaah masih melakukan sholat
sunah lalu datangnya bergelombang. Untuk menunggu iqamah diisi dengan lantunan
puji-pujian.
Ada hal
yang menarik kebiasaan di masjid yang pernah saya temui. Sebelum waktu sholat
atau bahkan sebelum adzan para jamaah sudah dating di masjid. Jadi ketika adzan
diserukan mereka sudah duduk manis di atas sajadah dan bias menjawab adzan.
Selesai diteruskan sholat sunah dan iqamah tidak berselang lama diucapkan dan
sholat jamaah dilakukan. Ini ada kesadaran tersendiri. Bahwa sholat berjamaah
adalah kewajiban. Maka kedatangannya disongsong bukan malah kita kedahuluan
kewajiban dating terlebih dahulu lalu kita tergopoh-gopoh untuk dating
melaksanakannya. Ini sesuai pepatah
sedia paying sebelum hujan. Pernah saya membaca memang hal ini dianjurkan. Yang
berarti pula kita sangat memperhatikan kewajiban tiang agama ini.
Ketika
sholat subuh ditunaikan, shaf berjajar rapid an rapat. Imam memimpin dengan
suara yang enak didengar telinga. Lalu dilanjutkan dengan dzikiran dan ditutup
dengan doa. Bila dirasakan dan dinikmati akan terasa beda dalam kehidupan.
Bahwasanya perilaku ini bukan untuk diri manusia semata namun sudah didesain
oleh Sang Pencipta untuk terjadinya harmoni social masyarakat dan untuk menjaga
emosi manusia. Bagaimana tidak?dengan sholat berjamaah subuh semua jamaah yang
berbeda latar belakang ekonomi, pendidikan dan profesi bahkan etnis suku
bersama-sama bertemu dalam satu tempat. Tujuannya sama untuk menyembah kepada
Allah. Apalagi seluruh anggota keluarga diajak serta. Sebagai bentuk
pembelajaran keluarga tersendiri. Tidak ada perbedaan. Siapa yang berhak untuk
berada di shaf pertama. Semuanya berhak tidak ada dominasi orang perorang.
Bahkan takmir masjid sekalipun walaupun presiden. Asal dia dating duluan maka
berhak untuk berada di shaf terdepan.
Disisi
kejiwaan aka nada penurunan tegangan emosi. Urusan duniawi untuk sementara
ditinggal dahulu. Sama-sama menghadap ilahi dengan fikiran yang segar, fres.
Atau dengan kata lain aktivitas pertama di pagi hari adalah mengingat Tuhan.
Sebagai tambahan amunisi untuk mengisi kehidupan selama seharian penuh. Diawali
dengan kegiatan mengingat Tuhan. Memohon rahmat dan taufik agar senantiasa
dibimbing agar sesuai dengan perintah agama. Setelah bersama-sama melaksanakan
kewajiban sholat subuh berjamaah di masjid sebagai implementasi agama bertemu dengan
para tetangga sebagai hablum minan nas maka siap sudah untuk beraktivitas
bekerja. Kesuksesan dan keberhasilan hidup insyaAllah sudah siap di depan mata.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar