Kamis, 09 Agustus 2012

Indahnya Sholat Subuh


Hari-hari ini terasa senang dan hati tenang. Bias melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid sebelah rumah. Dimulai dari aktivitas bangun untuk melaksanakan sahur. Sebagai bentuk ibadah sunah untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Disela-sela sahur bersama keluarga bias melaksanakan sholat lail. Dan dzikiran harian. Setelah selesai dan mendekati waktu sholat subuh maka berjalan ke masjid.
Di sepanjang jalan bertemu dengan tetangga. Sebelumnya jarang terlihat ke masjid di pagi hari. Pas momen Ramadhan ini, Alhamdulillah jamaah masjid bertambah. Terasa enak. Mempunyai saudara banyak. Bias bersilaturahim. Bias berjabat tangan untuk mempererat persaudaraan. Dan bersama-sama sowan kepada Sang Pencipta bersama-sama.
Tidak jarang suasana terasa dingin. Memang masih pagi. Embun pagi masih menghinggap di sela-sela pepohonan. Menjalar dinginnya keseluruh penjuru. Namun hal itu tidak menahan para tetangga untuk menjalankan sholat subuh. Sholat yang menjadi kewajiban seorang muslim. Memang tidak bias dipungkiri kewajiban ini terasa berat. Sebagaimana diterangkan dalam kitab Washiatul Musthofa bahwa untuk melaksanakan sholat berjamaah adalah hal yang sulit. Kecuali seorang mukmin. Dan akan merasa berat untuk melakukannya bagi orang munafik. Dan Allah membenci kelompok ini.
Biasanya jamaah sholat subuh akan berbondong-bondong ke masjid bila sudah mendengar seruan adzan. Yang dimulai terlebih dahulu dengan alunan beduk dan kentongan. Akan terasa desa masa lalu seperti masa kecil apabila sang muadzin suaranya mendayu-dayu. Terasa banget di hati. Hal ini baik dan cukup baik. Namun akan terasa lama bila dating terus sholat sunah lalu menunggu hingga jamaah selesai melakukannya. Dan akan terasa agak lama lagi bila jamaah masih melakukan sholat sunah lalu datangnya bergelombang. Untuk menunggu iqamah diisi dengan lantunan puji-pujian.
Ada hal yang menarik kebiasaan di masjid yang pernah saya temui. Sebelum waktu sholat atau bahkan sebelum adzan para jamaah sudah dating di masjid. Jadi ketika adzan diserukan mereka sudah duduk manis di atas sajadah dan bias menjawab adzan. Selesai diteruskan sholat sunah dan iqamah tidak berselang lama diucapkan dan sholat jamaah dilakukan. Ini ada kesadaran tersendiri. Bahwa sholat berjamaah adalah kewajiban. Maka kedatangannya disongsong bukan malah kita kedahuluan kewajiban dating terlebih dahulu lalu kita tergopoh-gopoh untuk dating melaksanakannya.  Ini sesuai pepatah sedia paying sebelum hujan. Pernah saya membaca memang hal ini dianjurkan. Yang berarti pula kita sangat memperhatikan kewajiban tiang agama ini.
Ketika sholat subuh ditunaikan, shaf berjajar rapid an rapat. Imam memimpin dengan suara yang enak didengar telinga. Lalu dilanjutkan dengan dzikiran dan ditutup dengan doa. Bila dirasakan dan dinikmati akan terasa beda dalam kehidupan. Bahwasanya perilaku ini bukan untuk diri manusia semata namun sudah didesain oleh Sang Pencipta untuk terjadinya harmoni social masyarakat dan untuk menjaga emosi manusia. Bagaimana tidak?dengan sholat berjamaah subuh semua jamaah yang berbeda latar belakang ekonomi, pendidikan dan profesi bahkan etnis suku bersama-sama bertemu dalam satu tempat. Tujuannya sama untuk menyembah kepada Allah. Apalagi seluruh anggota keluarga diajak serta. Sebagai bentuk pembelajaran keluarga tersendiri. Tidak ada perbedaan. Siapa yang berhak untuk berada di shaf pertama. Semuanya berhak tidak ada dominasi orang perorang. Bahkan takmir masjid sekalipun walaupun presiden. Asal dia dating duluan maka berhak untuk berada di shaf terdepan.
Disisi kejiwaan aka nada penurunan tegangan emosi. Urusan duniawi untuk sementara ditinggal dahulu. Sama-sama menghadap ilahi dengan fikiran yang segar, fres. Atau dengan kata lain aktivitas pertama di pagi hari adalah mengingat Tuhan. Sebagai tambahan amunisi untuk mengisi kehidupan selama seharian penuh. Diawali dengan kegiatan mengingat Tuhan. Memohon rahmat dan taufik agar senantiasa dibimbing agar sesuai dengan perintah agama. Setelah bersama-sama melaksanakan kewajiban sholat subuh berjamaah di masjid sebagai implementasi agama bertemu dengan para tetangga sebagai hablum minan nas maka siap sudah untuk beraktivitas bekerja. Kesuksesan dan keberhasilan hidup insyaAllah sudah siap di depan mata. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar