Senin, 18 Juni 2012

Raker MKKM MTs Surabaya


Pada hari Jumat siang, 15 Juni 2012 saya diajak Kiai Jamal mengikuti acara di Trawas Mojokerto. Info awal Hotel Royal Pacet. Ternyata setelah di Pacet tidak ada yang namanya hotel tersebut. Setelah bertanya kesana kemari diberitahu bahwa hotel itu letaknya di Trawas. Meluncur kesana ternyata juga masih belum benar. Karena itu Royal Camp. Masih satu perusahaan dengan Royal Hotel hanya saja khusus untuk pelatihan, kamping dan sejenisnya. Melihat sekilas areanya memang pas dan cocok untuk hal tersebut. Karena situasinya sangat mendukung untuk pelatihan out dor, outbond bagi segala umur. Baik anak, remaja, dewasa dan bahkan pegawai maupun karyawan. Lalu karena belum pas tempatnya beralih lagi sekitar 2 kiloan. Dan sampailah di Royal Hotel yang dituju.
Tiba di sana sudah banyak peserta yang datang. Dan menariknya peserta terdiri atas kepala MTs seSurabaya. Jadi madrasah tsanawiyah swasta menghimpun diri menjadi satu lewat kepalanya tergabung dalam MKKM. Singkatan dari musyawarah kerja kepala madrasah. Jumlahnya lumayan banyak ada puluhan. Ini bisa dimaklumi karena Surabaya memang luas. Kecamatannya saja ada 23. Namun yang heran ya itu tadi bisa berhimpun dalam satu wadah. Trawas hawanya dingin. Jadi para kepala madrasah selama raker didampingi oleh isterinya masing-masing. Ada juga yang membawa anak. Sekalian refreshing. Jangan heran lho, Royal Trawas Hotel ini hotel bintang lima. Kok bisa madrasah swasta rakernya saja di hotel bintang lima?
Salah satu ketua MKKM yakni A Saifullah yang juga dosen fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya bercerita raker seperti ini setiap tahun dilaksanakan dan berganti-ganti tempat. Misalnya tahun 2010 ke Bali lalu tahun berikutnya di Jogja lalu tahun ini di Trawas yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dari Surabaya. Dan semuanya di hotel bintang lima dan membawa serta keluarga.
Uang bisa dicari. Itu jawaban simpel dari pengurusnya. Bila bersatu dan bermotto bersama kita bisa maka segala sesuatu bisa dirembug dan menjadi kenyataan. Dan ini dibuktikan. Untuk melaksanakan acara seperti ini berasal dari iuran mts yang berasal dari dana yang disendirikan. Bisa dari buku bahkan dari anggaran lain yang bisa dipertanggungjawabkan. Akhirnya bisa terkumpul dan dijadikan ajang untuk melepas kepenatan kepala madrasah setelah selama setahun berjibaku dengan tugas kependidikan. Apalagi mts di surabaya rata-rata nahdliyyin maka sekalian dijadikan bagian dari kegiatan atau unit PERGUNU Surabaya. Pergunu adalah persatuan guru NU yang dulu dijaman tahun ‘60an menjadi wadah para guru NU berkiprah dan berkhidmah. Sekarang organisasi ini diakui lagi keberadaannya oleh PBNU setelah kongres yang berlangsung di Makassar.
MKKM ini awalnya hanya lima madrasah saja. Setelah dilaunching akhirnya beberapa madrasah yang lain bergabung hingga mencapai sekitar 22 madrasah. Disini MKKM memulai dengan mengadakan ujian semester bersama, dan upaya peningkatan profesionalisme guru bersama. Standar dicoba digunakan. Misalnya yang berhak membuat soal adalah guru yang berasal dari madrasah minimal berakreditasi B. Memang ada protes karena dianggap menganaktirikan madrasah yang berakreditasi C. Namun disadari kemudian bahwa yang belum standar ada upaya sungguh-sungguh untuk mencapai standar ideal.
KH Djamaluddin Abdullah Pondok Pesantren al-Halim Nglawak adalah pelopor Pergunu dan yang menghidupkan lagi Pergunu di Jawa Timur. Beliaulah yang menjadi Ketua PW Pergunu Jawa Timur selama keberadaan organisasi ini belum diakomodasi di NU. Alhamdulillah, perjuangan beliau dan teman-teman berhasil. Setelah muswil Pergunu Jatim berlangsung dan beliau dipilih kembali sekarang mengingat usia beliau mengundurkan diri. Dan berbarengan dengan acara di Trawas ini juga berlangsung rapat formatur kepengurusan. Selamat Raker, semoga kinerja MKKM semakin berkibar dalam melayani pendidikan anak bangsa begitu juga semakin profesional guru NU yang tergabung dalam Pergunu Jawa Timur. Wallahu a’lam bi al shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar