Pada hari Jumat siang, 15 Juni
2012 saya diajak Kiai Jamal mengikuti acara di Trawas Mojokerto. Info awal
Hotel Royal Pacet. Ternyata setelah di Pacet tidak ada yang namanya hotel
tersebut. Setelah bertanya kesana kemari diberitahu bahwa hotel itu letaknya di
Trawas. Meluncur kesana ternyata juga masih belum benar. Karena itu Royal Camp.
Masih satu perusahaan dengan Royal Hotel hanya saja khusus untuk pelatihan,
kamping dan sejenisnya. Melihat sekilas areanya memang pas dan cocok untuk hal
tersebut. Karena situasinya sangat mendukung untuk pelatihan out dor, outbond
bagi segala umur. Baik anak, remaja, dewasa dan bahkan pegawai maupun karyawan.
Lalu karena belum pas tempatnya beralih lagi sekitar 2 kiloan. Dan sampailah di
Royal Hotel yang dituju.
Tiba di sana sudah banyak peserta
yang datang. Dan menariknya peserta terdiri atas kepala MTs seSurabaya. Jadi
madrasah tsanawiyah swasta menghimpun diri menjadi satu lewat kepalanya
tergabung dalam MKKM. Singkatan dari musyawarah kerja kepala madrasah.
Jumlahnya lumayan banyak ada puluhan. Ini bisa dimaklumi karena Surabaya memang
luas. Kecamatannya saja ada 23. Namun yang heran ya itu tadi bisa berhimpun
dalam satu wadah. Trawas hawanya dingin. Jadi para kepala madrasah selama raker
didampingi oleh isterinya masing-masing. Ada juga yang membawa anak. Sekalian
refreshing. Jangan heran lho, Royal Trawas Hotel ini hotel bintang lima. Kok
bisa madrasah swasta rakernya saja di hotel bintang lima?
Salah satu ketua MKKM yakni A
Saifullah yang juga dosen fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya
bercerita raker seperti ini setiap tahun dilaksanakan dan berganti-ganti
tempat. Misalnya tahun 2010 ke Bali lalu tahun berikutnya di Jogja lalu tahun
ini di Trawas yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dari Surabaya. Dan semuanya
di hotel bintang lima dan membawa serta keluarga.
Uang bisa dicari. Itu jawaban
simpel dari pengurusnya. Bila bersatu dan bermotto bersama kita bisa maka
segala sesuatu bisa dirembug dan menjadi kenyataan. Dan ini dibuktikan. Untuk
melaksanakan acara seperti ini berasal dari iuran mts yang berasal dari dana
yang disendirikan. Bisa dari buku bahkan dari anggaran lain yang bisa
dipertanggungjawabkan. Akhirnya bisa terkumpul dan dijadikan ajang untuk
melepas kepenatan kepala madrasah setelah selama setahun berjibaku dengan tugas
kependidikan. Apalagi mts di surabaya rata-rata nahdliyyin maka sekalian
dijadikan bagian dari kegiatan atau unit PERGUNU Surabaya. Pergunu adalah
persatuan guru NU yang dulu dijaman tahun ‘60an menjadi wadah para guru NU
berkiprah dan berkhidmah. Sekarang organisasi ini diakui lagi keberadaannya
oleh PBNU setelah kongres yang berlangsung di Makassar.
MKKM ini awalnya hanya lima
madrasah saja. Setelah dilaunching akhirnya beberapa madrasah yang lain
bergabung hingga mencapai sekitar 22 madrasah. Disini MKKM memulai dengan
mengadakan ujian semester bersama, dan upaya peningkatan profesionalisme guru
bersama. Standar dicoba digunakan. Misalnya yang berhak membuat soal adalah
guru yang berasal dari madrasah minimal berakreditasi B. Memang ada protes
karena dianggap menganaktirikan madrasah yang berakreditasi C. Namun disadari
kemudian bahwa yang belum standar ada upaya sungguh-sungguh untuk mencapai
standar ideal.
KH Djamaluddin Abdullah Pondok
Pesantren al-Halim Nglawak adalah pelopor Pergunu dan yang menghidupkan lagi
Pergunu di Jawa Timur. Beliaulah yang menjadi Ketua PW Pergunu Jawa Timur
selama keberadaan organisasi ini belum diakomodasi di NU. Alhamdulillah,
perjuangan beliau dan teman-teman berhasil. Setelah muswil Pergunu Jatim berlangsung
dan beliau dipilih kembali sekarang mengingat usia beliau mengundurkan diri.
Dan berbarengan dengan acara di Trawas ini juga berlangsung rapat formatur
kepengurusan. Selamat Raker, semoga kinerja MKKM semakin berkibar dalam
melayani pendidikan anak bangsa begitu juga semakin profesional guru NU yang
tergabung dalam Pergunu Jawa Timur. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar