Senin, 18 Juni 2012

Lembaga Pendidikan Islam Unggulan


Dalam perbincangan dengan teman lama ada hal yang menarik akan aktivitasnya sehari-hari. Di pagi hari ia menjadi guru pegawai negeri di sebuah smp swasta di surabaya. Lalu sisa waktu mengajarnya adalah memegang menegemen di sebuah madrasah swasta unggulan di kota yang sama.
Waktu awal saya berkunjung di awal tahun 2000an saya melihat madrasahnya sama dengan madrasah yang lain. Walaupun sudah ada keunggulan lebih dari yang lain. Secara fisik setiap rombel terdiri atas 24 siswa. Berasrama, bangunan fisiknya sama dengan pondok pesantren yang lain. Bahkan masih menerima input siapa yang mendaftar terlebih dahulu. Ternyata sekarang sudah melampaui itu semua.
Dalam setiap tahun ada kelas reguler dan kelas akselerasi. Di Surabaya bahkan yang membuka kelas akselerasi pertama di Surabaya bahkan di Indonesia. Bisa dibilang demikian karena waktu meminta arahan dari Kanwil Kemenag Jawa Timur diminta langsung untuk meminta ke Jakarta Kemenag pusat. Lalu di pejabat Kemenag pusat sendiri belum punya panduan. Akhirnya ada panduan. Dan prakteknya dilakukan di madrasah tsanawiyah ini. Kelas akselerasinya sudah ada tiga kelas tiap tahun. Belum lagi kelas reguler. Terus membuka madrasah serupa di daerah tepatnya di Pacet Mojokerto. Ada kelas akselerasi jumlahnya tujuh tiap rombel. Kok, bisa. Mungkin ini pertanyaan dari berbagai kalangan. Yayasan swasta membuat madrasah yang disegani. Ini bukan berita bohongan. Tapi betulan.
Memang siapapun boleh mendirikan dan membuat lembaga pendidikan begitu juga lembaga pendidikan Islam. Hanya saja yang perlu dilakukan adalah perencanaan yang matang dan kualitas apa yang akan diberikan kepada stakeholder pendidikan dan konsumen pendidikan. Bukankah lembaga pendidikan adalah penyedia jasa layanan pendidikan. Senyampang bisa memberikan hal terbaik dan berkualitas serta masyarakat menerima dengan baik tak ayal lembaga pendidikan tersebut akan diserbu masyarakat. Tidak pandang berapapun orang tua harus menguras koceknya dalam-dalam. Asal putra-putrinya mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Apalagi melihat fenomena kehidupan remaja sekarang ini yang membuat miris hati setiap orang tua.
Pastilah orang tua berharap anak-anaknya bisa mendapatkan ilmu yang sesuai kebutuhan zaman dan tidak melupakan untuk senantiasa mendoakan orang tua di saat orang tua membutuhkannya nanti. Artinya orang tua menginginkan anaknya shalih shalihah di zamannya. Lha, oleh karena itu hal ini menjadi tantangan bagi para meneger pendidikan madrasah harus berbuat apa? Melangkah apa yang ingin diraih?
Dari penuturan teman saya tadi biaya operasional sudah cukup dari spp siswa. Baik itu untuk gaji guru, karyawan, dan kebutuhan operasional madrasah setiap hari. Sedangkan yang berasal dari pemerintah digunakan yayasan untuk pengembangan pendidikan. Bila berbicara tentang gaji, gaji atau honor guru lumayan. Dibedakan antara gaji mengajar pagi dan malam hari yakni pelajaran muadalah setingkat pelajaran di al-Azhar Mesir. Besarnya lebih tinggi. mungkin karena mengajarnya malam atau hanya orang khusus saja yang bisa melakukannya. Tiap jam pelajaran mencapai Rp 60.000,00.
Akhirnya, semoga kita tergugah untuk berbuat sesuatu untuk membesarkan madrasah kita masing-masing. Dimulai dari diri kita, sejak sekarang, dari hal yang sepele atau sederhana. Semoga Allah meridhoi. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar