Rabu, 07 Maret 2012

Penyakit Institusi Pendidikan


Kelihatan terlalu keras bila menyebut dengan istilah pengkhianat. akan lebih rada pas dengan istilah dengan penyakit saja. Pengkhianat berasal dari kata dasar khianat. Khianat adalah lawan dari sifat amanah. Kalau amanah dimaknai dengan terpercaya. Berarti khianat bisa juga diartikan tidak bisa dipercaya. Diumpamakan sebagai tubuh ada yang namanya penyakit. Bila penyakit fisik semisal flu, batuk, pilek  setelah diperiksa oleh dokter maka akan ditemukan indikasi penyakitnya lalu diberi resep dan diobatilah penyakit itu. Lalu akan sembuh.
Ternyata ada juga penyakit yang tidak kelihatan. Oleh karena itu dikatakan sebagai penyakit hati. Penyakit jenis ini tidak terlihat namun bisa mematikan. Seperti bisa ular. Tidak kelihatan namun dampaknya luar biasa. Bahkan bisa merenggut nyawa. Sejenis penyakit hati diantaranya dendam, iri hati, fitnah, provokasi atau ananiyah. Penyakit ini tidak kelihatan namun daya rusaknya luar biasa baik bagi yang sakit begitu juga orang lain. Orang lain bila tidak menyadari penyakit yang dideritanya maka akan sakit selamanya. Dampaknya bagi orang lain akan terasa. Apalagi yang bersangkutan dalam posisi dalam suatu institusi. Misalnya institusi pendidikan.
Ternyata pengkhianat institusi ini ada diberbagai lembaga pendidikan baik milik pemerintah juga swasta. Sebenarnya tidak sulit untuk mendeteksi hal ini. Diantaranya bila institusi pendidikan tidak berkembang secara signifikan, lalu antar orang-orang didalamnya tidak saling sapa, saling menjatuhkan, berebut pengaruh, berebut kedudukan, berebut jabatan, berebut proyek bukan berebut prestasi. Itulah diantara tanda-tandanya.
Dampak bagi institusi akan sangat terasa. Suasana tidak kondusif, situasi pembelajaran tidak nyaman, suasana kerja tidak menggambarkan sebuah lembaga pendidikan. Karena orang-orang di dalamnya ada keinginan untuk menjatuhkan atau bahkan merusak keadaan yang ada. Pimpinan maunya diturunkan, dijebloskan ke penjara, dicari kesalahan-kesalahannya. Memang manusia tidak ada yang sempurna. Namun perlu disadari bahwa semuanya ingin memajukan institusinya. Agar bisa menyiapkan anak bangsa agar sesuai dengan zamannya.
Bagi yang sadar akan hal ini haruslah segera dicari penyebabnya. Karena bila berlarut-larut maka akan berakibat lembaga tidak akan berkembang maju, bertahan saja itu sudah syukur. Orang yang mengidap penyakit ini biasanya tidak syukur nikmat, tidak sabar, tidak qanaah, dan egois. Hanya mementingkan dirinya sendiri dan mungkin juga kelompoknya.
Akhirnya bagi pemimpin pendidikan dan institusi di atasnya harus sadar akan hal ini dan segera mencari solusinya. Bahkan bila perlu harus frontal sekalian. Karena lembaga pendidikan adalah taruhan masa depan peserta didik. Bagi yang masih sadar sebagai pendidik perlu menumbuhkan lagi gerakan peduli pendidikan. Seperti yang dicontohkan oleh para kiai di pondok pesantren dengan ikhlas mendidik para santri untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar