Beriman kepada qadha dan qadar
Allah dari realisasi dari rukun iman. Maka yang tidak beriman bisa berakibat
kafir. Dalam kehidupan ini pastilah menghadapi banyak cobaan, kendala,
hambatan. Dan memang itu semua adalah rona-rona kehidupan yang pasti akan dihadapi
oleh setiap manusia. Dan tentu saja antara orang satu dan lainnya tidak sama.
Sama seperti tidak samanya garis tangan pada setiap telapan tangan manusia.
Walau satu saudara kandung bahkan bayi kembar garis tangannnya tidak sama.
Itulah salah satu kekuasaan Allah. Sangat sempurna dalam mencipta.
Ada beberapa hikmah beriman
kepada Takdir, diantaranya:
-
Semangat ikhtiar. Takdir
adalah rahasia Tuhan. Oleh karena itu takdir harus dicari, tidak pasrah akan
nasib. Mencari takdir. Lha, dalam proses pencarian ini menggunakan hukum-hukum
Allah yang sudah ditetapkan. Harus ikhtiar. Ikhtiar disini dikandung maksud
berbuat baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan bahwa apa yang dilakukan
akan berdampak baik pada dirinya. Seorang pelajar atau mahasiswa harus berusaha
rajin belajar, mengerjakan tugas yang diberikan dan menyelesaikan ujian-ujian
yang telah ditentukan agar ilmunya bisa bermanfaat dan selesai seperti yang
diprogramkan. Seorang pegawai yang ingin sukses harus punya integritas dan
antusias. Meminjam istilah yang dipakai Dahlan Iskan dalam memilih direktur
utama di BUMN. Kelihatannya sekarang dalam memilih orang hebat di perusahaan
plat merah ditentukan oleh kapasitas pribadi pegawai. Sebelumnya sistem KKN
masih kental terjadi. Dan ini momen penting dalam sejarah di Indonesia. Hal ini
kalau dilihat keberhasilan suatu lembaga banyak ditentukan oleh siapa
leadernya.
-
Sabar dalam menghadapi
cobaan.
Dalam salah satu ayat al-Qur’an dinyatakan yang
artinya bahwa ada ujian bagi orang beriman. Ini dimaksudkan untuk menguji
tingkat keberimanannya. Seberapa kokoh, dalam, tinggi dan sebagainya. Dalam
menghadapi cobaan ini sifat sabar sangat diperlukan. Lalu berusaha mencari
solusi dengan cara-cara yang telah diterangkan oleh Allah dan rasulNya. Selain
menambah kedekatan dengan al-Khalik juga memperbaiki perilaku. Dan terus
berikhtiar untuk merubah diri dan keadaan. Banyak orang bisa survive karena
diterpa keadaan yang tidak nyaman sebelumnya. Misalnya orang Muhajirin Makkah
hijrah ke Madinah karena dikejar-kejar, dimusuhi, bahkan akan dibunuh. Melihat situasi
seperti ini lalu pindah. Di tempat baru tentu saja memulai hidup dengan modal
seadanya. Bahkan ada yang tidak membawa perbekalan sama sekali. Akhirnya dengan
cobaan seperti ini dilalui dengan kerja keras, ikhtiar, menyerahkan segalanya
kepada Tuhan semesta alam akhirnya hidup juga berubah. Bahkan hidup bisa
berkecukupan. Itulah salah satu contoh perubahan hidup yang harus dilalui dan
berhasil menghadapi cobaan.
-
Sadar bahwa cobaan bagian
dari takdir Tuhan.
Takdir sudah ditentukan Tuhan. Dan manusia tinggal
menjalani kehidupan ini. Namun bukan berarti sama sekali manusia tidak bisa
andil dalam kehidupannya. Manusia yang diberi anugerah akal bisa mendayagunakan
untuk kemaslahatan hidupnya. Dengan akal bisa mengolah, memanfaatkan dan
melestarikan alam yang luas ini untuk kebaikan manusia. Dengan kata lain ada
peranan akal untuk mencari takdir manusia sendiri. Ada contoh dari Sahabat
Umar. Ada gembala yang tidak mau membawa hewan piaraannya ke tempat padang
rumput yang hijau. Padahal di daerahnya tandus, miskin makanan dan sumber air.
Maka Sahabat Umar menyarankan agar si gembala mencari daerah yang subur.
Artinya kita disarankan untuk memilih dan mencari takdir kita sendiri tidak
pasrah dengan keadaan yang ada. Pindah menuju takdir yang lebih baik.
Bila disuruh memilih maka kita berharap hidup cukup, menikmati
ibadah, bermanfaat bagi umat diakhiri dengan khusnul khatimah. Dan itu akan
tercapai bila bergerak ikhtiar untuk
mencapainya. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar