Rabu, 08 Februari 2012

Mengawali Sukses dengan Membaca


Sukses itulah harapan setiap orang. Sehingga mau bekerja atau melakukan apapun untuk meraih yang namanya sukses. Karena satu kata ini pula bisa menghalalkan segala cara. Bahkan “sikut-sikutan” dan tanpa mempedulikan kalau apa yang dilakukan menabrak norma agama, kesusilaan, sosial, dan hukum. Pokoknya sukses harus diraih. Dan dianggap inilah identitas diri. Martabat dan kehormatan ditentukan oleh kesuksesan. Ini yang dipahami oleh sebagian orang. 
Lalu selanjutnya melangkah menuju aktualisasi diri. Memang menurut Maslow dalam piramida kebutuhan manusia yang tertinggi adalah aktualisasi diri. Sehingga kebutuhan akan hal ini menjadi keniscayaan setelah kebutuhan dasar terpenuhi.  
Arti sukses sendiri bermacam-macam sesuai dengan siapa yang memaknai dan dilihat dari sudut pandang mana. Sukses bagi seorang mahasiswa dintaranya adalah bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan langsung bisa bekerja. Untuk bisa menyelesaikan tepat waktu memang perlu kesungguhan. Kesungguhan untuk serius melaksanakan setiap tahapan perkuliahan. Dan mengerti arti penting secepatnya selesai. Berarti pula mengerti rencana setelah ini mau kemana dan mau mengerjakan apa. Hambatan yang terjadi kenapa perkuliahan molor adalah rasa malas. Malas tidak ingin bersusah payah, ingin menikmati status sebagai mahasiswa sehingga tidak perlu bekerja karena masih disuply orang tua, suram melihat masa depan karena persaingan makin ketat.
Melihat dari perspektif ini perlu kejelian dalam melihat, dalam membaca. Membaca tidak hanya diartikan membaca buku, majalah, koran. Tetapi juga fenomena yang terjadi di sekeliling, fenomena ke depan apa yang akan terjadi. Dari hal itu akan ada khayalan ini yang mempunyai peluang, ini yang akan menjadi peluang. Mengapa pengusaha bisa terus berkembang bahkan omzetnya melesat jauh karena pandai dalam membaca peluang bisnis. Para birokrat yang sukses karena bisa membaca kebutuhan rakyatnya. Dan berusaha melayani apa yang dibutuhkan dan karena itu rakyat menjadi sejahtera. Para pemimpin pendidikan yang sukses karena bisa membaca ke depan itu kebutuhanannya adalah bla bla bla. Sehingga bisa memaksimalkan sumber daya yang ada baik sdm, sarana prasarana yang ada, sumber dana yang ada lalu pengelolaan lembaganya untuk memajukan lembaga yang dipimpinnya. Artinya seorang pemimpin pendidikan bisa memprediksi output pendidikan harus berkualifikasi tertentu sehingga bisa menjadi anak zamannya. Memang disadari yang namanya maju tidak hanya terus menggenjot bangunan fisik saja namun juga dibarengi dengan kemajuan akademiknya. Ditopang pula dengan budaya sekolah. Maka akan menghasilkan peserta didik yang sesuai harapan. Memang disadari adanya bangunan fisik yang megah membawa kewibawan lembaga. Belum lagi penempatan labalatorium komputer masak ditempatkan diruangan bocor. Kan tidak mungkin.
Mengapa terjadi resufle kabinet karena ketidakjelian dalam membaca siapa yang dijadikan pembantu. Sehingga ditengah jalan perlu diganti karena dirasa kurang memenuhi persyaratan yang diinginkan. Andaikan sejak awal sudah bisa membaca siapa orangnya yang pas tentu saja tidak akan terjadi pergantian. Inilah pentingnya membaca. Semoga kita berusaha memanfaatkan anugerah anggota tubuh sehingga bisa membaca. Sebagaimana wahyu pertama  yang turun iqra’. Wallahu a’lam bi al shawab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar