Hari
Rabu pagi, 15 Pebruari 2012 jam 06.30 WIB saya dapat sms mengabarkan bahwa H.
Muadz Jamili telah berpulang ke rahmatullah. Deg, hati saya. Orangnya masih
muda, energik, banyak orang-orang yang menaruh harapan besar akan kariernya di
masa yang akan datang. Hal ini memang wajar, mengingat kiprahnya selama ini dinilai
berhasil. Karya yang ditorehkan dikenang oleh banyak orang.
Awal
ketemu dan tahu ketika saya mengikuti perkemahan pramuka saka bhayangkara di
Air Terjun Sedudo Sawahan selama tujuh hari di tahun 1994. Waktu itu mewakili
dari Kertosono. Kak Muadz- begitu biasa dipanggil- menjadi salah seorang
instruktur. Banyak sesi kegiatan yang diisi olehnya.
Ketika
menjadi mahasiswa di STAI Miftahul ‘Ula Nglawak bertemu lagi. Kapasitasnya
sudah berbeda Pak Muadz menjadi salah seorang dosen. Mulai menjalin komunikasi
ketika saya undang menjadi narasumber di acara seminar mahasiswa sebagai embrio
berdirinya organisasi mahasiswa ekstra kampus di Nganjuk. Di mulai dari
kegiatan ini saya lebih akrab. Dan alhamdulillah pula pasca acara tersebut
organisasi yang dimaksud berdiri hingga sekarang.
Lebih
sering berhubungan dan komunikasi setelah tahun 2005. Sama-sama menjadi guru , dosen
dan di NU. Kerja resminya di MAN Nganjuk. Ketika di Nganjuk kadang juga mampir.
Sekalian silaturahim dengan ibunya yang juga menjadi dosen saya ketika S1. Saya
mengenal Pak Muadz sebagai orang yang baik. Diantaranya ringan tangan. Ketika
awal mempunyai gerobak dan ternyata nyenggo pagar rumah akhirnya rusak saya
meminta bantuan dimana tempat memperbaikinya. Diberitahu di Loceret. Akhirnya
saya ke Nganjuk ternyata malah diantarkan sampai tujuan. Padahal waktu itu
kayaknya juga punya agenda acara. Juga membantu menawar harga sehingga menjadi
tidak begitu mahal.
Komitmen
dan bertanggungjawab. Ketika sama-sama menjadi panitia wisuda tidak kenal lelah
menyiapkan acara. Hingga harus menata karpet. Padahal sudah jam 24.00. begitu
pula ketika acara muswil pergunu jawa timur di Nglawak. Pas hari h tidak pulang
ke rumah. Dan ketika dibutuhkan bisa mengambil inisiatif melaksanakan acara
sesuai yang direncanakan. Menjadi moderator seminar yang dihadiri kepala dinas
pendidikan dan kebudayaan jawa timur. Yang ketika itu Pak Rasiyo. Dan akhirnya
acara berlangsung dengan lancar.
Suka
silaturahim. Pak Muadz bagi saya tergolong senior. Sehingga kaget suatu ketika
bilang mau dolan ke rumah. Dan betulan datang ke rumah di pelosok yang jauh
dari Nganjuk. Saya senang hati menerimanya.
Ketika
sama-sama menapaki dan menjalani pekerjaan masing-masing terdengar bahwa Pak
Muadz sakit. Tidak tanggung-tanggun yakni dicoba sakit kanker otak.
Alhamdulillah bisa di atasi. Dan bisa masuk kerja lagi. Selang beberapa waktu
kemudian diuji lagi dengan sakit kanker hati. Sebagai efek dari obat yang
diminum sebelumnya. Setelah usaha yang dilakukan sudah maksimal akhirnya beliau
dipanggil yang Kuasa.
Pada
Selasa malam sebenarnya saya mau sms namun tidak jadi. Hingga hari rabu pagi
saya akan sms, kedahuluan sms yang masuk bahwa beliau sudah kembali. Selamat
jalan H. M. Muadz Jamili. Semoga dilapangkan kuburnya. Keluarga yang
ditinggalkan di beri ketabahan dan kesabaran untuk bisa melanjutkan perjuangan
beliau. Allahumagh firlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu. La tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu. Amin.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar