Senin, 20 Februari 2012

Selamat Jalan H. Muadz


Hari Rabu pagi, 15 Pebruari 2012 jam 06.30 WIB saya dapat sms mengabarkan bahwa H. Muadz Jamili telah berpulang ke rahmatullah. Deg, hati saya. Orangnya masih muda, energik, banyak orang-orang yang menaruh harapan besar akan kariernya di masa yang akan datang. Hal ini memang wajar, mengingat kiprahnya selama ini dinilai berhasil. Karya yang ditorehkan dikenang oleh banyak orang.
Awal ketemu dan tahu ketika saya mengikuti perkemahan pramuka saka bhayangkara di Air Terjun Sedudo Sawahan selama tujuh hari di tahun 1994. Waktu itu mewakili dari Kertosono. Kak Muadz- begitu biasa dipanggil- menjadi salah seorang instruktur. Banyak sesi kegiatan yang diisi olehnya.
Ketika menjadi mahasiswa di STAI Miftahul ‘Ula Nglawak bertemu lagi. Kapasitasnya sudah berbeda Pak Muadz menjadi salah seorang dosen. Mulai menjalin komunikasi ketika saya undang menjadi narasumber di acara seminar mahasiswa sebagai embrio berdirinya organisasi mahasiswa ekstra kampus di Nganjuk. Di mulai dari kegiatan ini saya lebih akrab. Dan alhamdulillah pula pasca acara tersebut organisasi yang dimaksud berdiri hingga sekarang.
Lebih sering berhubungan dan komunikasi setelah tahun 2005. Sama-sama menjadi guru , dosen dan di NU. Kerja resminya di MAN Nganjuk. Ketika di Nganjuk kadang juga mampir. Sekalian silaturahim dengan ibunya yang juga menjadi dosen saya ketika S1. Saya mengenal Pak Muadz sebagai orang yang baik. Diantaranya ringan tangan. Ketika awal mempunyai gerobak dan ternyata nyenggo pagar rumah akhirnya rusak saya meminta bantuan dimana tempat memperbaikinya. Diberitahu di Loceret. Akhirnya saya ke Nganjuk ternyata malah diantarkan sampai tujuan. Padahal waktu itu kayaknya juga punya agenda acara. Juga membantu menawar harga sehingga menjadi tidak begitu mahal.
Komitmen dan bertanggungjawab. Ketika sama-sama menjadi panitia wisuda tidak kenal lelah menyiapkan acara. Hingga harus menata karpet. Padahal sudah jam 24.00. begitu pula ketika acara muswil pergunu jawa timur di Nglawak. Pas hari h tidak pulang ke rumah. Dan ketika dibutuhkan bisa mengambil inisiatif melaksanakan acara sesuai yang direncanakan. Menjadi moderator seminar yang dihadiri kepala dinas pendidikan dan kebudayaan jawa timur. Yang ketika itu Pak Rasiyo. Dan akhirnya acara berlangsung dengan lancar.
Suka silaturahim. Pak Muadz bagi saya tergolong senior. Sehingga kaget suatu ketika bilang mau dolan ke rumah. Dan betulan datang ke rumah di pelosok yang jauh dari Nganjuk. Saya senang hati menerimanya.
Ketika sama-sama menapaki dan menjalani pekerjaan masing-masing terdengar bahwa Pak Muadz sakit. Tidak tanggung-tanggun yakni dicoba sakit kanker otak. Alhamdulillah bisa di atasi. Dan bisa masuk kerja lagi. Selang beberapa waktu kemudian diuji lagi dengan sakit kanker hati. Sebagai efek dari obat yang diminum sebelumnya. Setelah usaha yang dilakukan sudah maksimal akhirnya beliau dipanggil yang Kuasa.
Pada Selasa malam sebenarnya saya mau sms namun tidak jadi. Hingga hari rabu pagi saya akan sms, kedahuluan sms yang masuk bahwa beliau sudah kembali. Selamat jalan H. M. Muadz Jamili. Semoga dilapangkan kuburnya. Keluarga yang ditinggalkan di beri ketabahan dan kesabaran untuk bisa melanjutkan perjuangan beliau. Allahumagh firlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu.  La tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu. Amin. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar