Selasa, 21 Februari 2012

Kongres I ISNU

Pada hari Sabtu, 18 Pebruari 2012 saya mengikuti kongres I Ikatan Sarjana Nahdlatul ‘Ulama. Bertempat di Universitas Islam Darul ‘Ulum Sukodadi Lamongan. Seperti biasa penyelenggaraan acara serupa baik itu munas, konbes, kongres, muktamar acaranya berlangsung ramai. Peserta dari berbagai daerah di Indonesia hadir. Tepatnya ada 15 wilayah yang hadir dan 30 cabang yang hadir. Termasuk dari Nganjuk. Direncanakan acara ini berlangsung dari tanggal 18-19 Pebruari 2012.
Nganjuk sendiri mengirimkan 5 peserta. Sebenarnya bila dicerna banyak sekali acara yang bisa diikuti oleh nahdliyin. Mulai dari kalangan remaja dengan IPNU-IPPNU, lalu pemuda ada GP Ansor NU dan Fatayat NU, bagi ibu-ibu bisa berkiprah di Muslimat NU dan bapak-bapak bisa di Nahdlatul ‘Ulama. Belum lagi badan otonom lain baik berlatar belakang profesi maupun latar belakang pendidikan. Misalnya ada Pergunu (Persatuan Guru NU), Sarbumusi (Serikat Buruh Muslimin Indonesia), ISNU (Ikatan Sarjana NU), Jatman (Jamiah Thariqah Muktabarah an-Nahdliyah), Jamqur (Jamiah Qurra’ wal Huffadz), Pagar Nusa (pencak silat), lalu ada juga RMI (asosiasi pondok pesantren). Selain itu ada juga lembaga dan lajnah yang dibentuk untuk ikut melaksanakan beberapa program spesifik NU misalnya ada LKK (lembaga kemaslahatan keluarga), lakpesdam (lembaga kajian dan pengembangan sumberdaya manusia), ltn (lembaga penerbitan), lbm (lembaga bahsul masail), lpnu (lembaga perekonomian nu), lesbumi (lembaga seni dan budaya muslimin indonesia), lazisnu (lembaga zakat, infak dan sedekah), lembaga ma’arif yang mengurusi pendidikan, lembaga yang mengurusi pertanian, ada juga yang mengurusi hisab dan rukyat, dan masih ada juga yang lain. Tentunya semuanya membutuhkan sdm yang pas dan mumpuni untuk membesarkan lembaga. Di sisi lain juga untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dari nahdliyin dalam melaksanakan pengabdian terhadap organisasi ulama yakni nahdlatul ‘ulama.
          Kalau melihat dari segi kuantitatif semua lembaga tadi membutuhkan pengurus dari level nasional, provinsi hingga kabupaten. Sedang badan otonom dari level nasional hingga kecamatan dan desa. Bahkan di NU sendiri sekarang ini ada kepengurusan anak ranting. Jadi satu ranting tingkatan desa terdiri dari beberapa pengurus anak ranting. Sehingga dalam memilih pengurus ranting dilakukan dalam konferensi ranting yang dihadiri oleh anak ranting. Tentunya semua itu membutuhkan jumlah pengurus yang tidak sedikit.
Kongres ISNU I ini selain untuk memilih pengurus pusat yang baru juga dimeriahkan dengan khitanan massal, festival rebana dan seminar nasional. Pada sesi seminar para petinggi negeri ini bisa hadir. Mulai dari ketua MK, Prof. Dr. Mahfudz MD lalu ketua DPR Marzuki Ali, juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. M. Nuh. Dengan dimoderatori oleh Prof. Kacung Marijan acara berlangsung gayeng banyak informasi dan wawasan baru yang bisa diperoleh.
Diantaranya masalah politik, politik uang, pendidikan karakter, konstitusi, urgensi parpol dan gerakan politik. Keberadaan ISNU sendiri dimaksudkan untuk menghimpun para sarjana NU yang berserak dan sekarang ini berjumlah ribuan agar bisa berkiprah, bermanfaat dan memberikan pengabdian kepada umat, bangsa dan negara. Laksana sapu lidi. Kalau hanya satu lidi saja untuk membersihkan tidak bisa maksimal. Namun bila ada segepok yang disatukan lalu diikat maka akan menjadi satu kekuatan yang dahsyat. Begitulah kiranya maksud keberadaannya.
Bila melihat para sarjana NU sudah banyak sekali. Dan itupun dari berbagai latar belakang keilmuan. Bahkan bila merunut dari tulisan Cak Nur pasca tahun ‘90an NU panen sarjana. Sedang Pak Imam Suprayogo mengatakan pasca tahun 2000 NU panen doktor. Banyak sekali kader NU yang sudah selesai pendidikan doktornya dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Ini sebuah kebanggaan tersendiri. Mengingat NU dicap sebagai gerakan masyarakat tradisional yang suka “sarungan”. Namun faktanya sekarang sudah tercerahkan. Dan siap berkiprah ditengah-tengah masyarakat.
Dengan modal sosial yang begitu besar dan melihat antusiasme peserta yang tinggi dalam mengikuti acara semoga ISNU semakin bisa berkiprah di segala lini kehidupan berlandaskan ajaran ahlussunnah wal jamaah an-Nahdliyah. Apalagi sudah terpilih kader NU yang sudah teruji di pentas nasional yakni duet Prof. Dr. Mahfud MD dan Dr. Ali Maskur. Masing-masing berkapasitas sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum PP ISNU. Kapasitas Ketua MK dan anggota BPK ini diharapkan dapat membawa angin segar dan perubahan mendasar dalam tubuh para sarjana nahdliyyin. Yang sebelumnya masih setingkat provinsi terutama di Jawa Timur. Ini bisa dimaklumi karena keberadaan ISNU yang sebelumnya bernama FOSSNU (forum silaturahmi sarjana NU) lahir di Surabaya di bawah komandan Prof. Abu Amar. kemudian baru diakui dan ditetapkan sebagai banom dalam muktamar NU di Kediri. jadi masih sebenarnya ISNU masih dalam tahap pemantapan organisasi. Akhiran, Semoga Munas I ini selain menghasilkan kepengurusan baru, juga program kerja dan rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh stakeholder yang berkepentingan. Tentu saja kiprah nyata ISNU ke depan. Wallahu a’lam bi al shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar