Selasa, 22 November 2011

Semut...


Semut bentuknya kecil. Dan banyak orang yang tidak mempedulikannya. Karena dianggap tidak ada manfaatnya. Namun bila ditelisik lebih jauh sebenarnya ada beberapa kelebihan yang bisa dijadikan i’tibar bagi yang mau berfikir. Tentu saja bagi yang mau memperhatikan. Hal inilah yang membuat Nabi Sulaiman as suatu ketika mengajak ngobrol. Memang diketahui bahwa hanya beliau yang dikaruniai Allah bahasa binatang.
bila diperhatikan dengan seksama semut kelihatannya tidak pernah berhenti. Jalan terus. Bila bertemu dengan temannya seperti bersalaman. Menyapa saling mendoakan. Mungkin seperti itu. Ketika ditanya oleh Nabi Sulaiman tercenganglah beliau. Karena jawabannya adalah mencari rizki. Ya, semut terus berjalan kelihatan tanpa henti karena mencari rizki yang disediakan oleh Allah.
Sebenarnya butuh berapa sih semut untuk bisa bertahan hidup? Hal inilah yang membawa Nabi Sulaiman untuk bertanya kepada semut. Ternyata semut butuh 1 butir gandum pertahun. Maka untuk membuktikan hal tersebut Sang Nabi menangkap semut lalu dimasukkan ke wadah lalu diberi sebutir gandum. Berselang satu tahun kemudian wadah dibuka ternyata masih separoh. Ditanyakan mengapa kok masih? Semut bilang bahwa ketika hidup di dalam wadah dan ditutup rapat maka kehidupannya tergantung kepada Nabi Sulaiman. Maka untuk berjaga-jaga bila Sang Nabi lupa maka ia mengurangi jatah makannya separoh tiap hari. Sehingga bisa menyisakan sisanya. Untuk berjaga-jaga saja. Rupanya semut juga tidak percaya kepada Nabi Sulaiman. Karena Nabi juga manusia sehingga bisa saja diliputi salah dan lupa. Maka sewajarnya bila antar manusia untuk saling berwasiat kesabaran dan kebenaran. Karena pada dasarnya manusia mempunyai kelemahan yakni salah dan lupa. Begitu juga sangat perlu disadari bahwa saling mencari kesalahan, lalu menjatuhkan, berdebat dan memasukkan orang lain ke penjara adalah hal yang perlu dihindari. Dalam arti sekarang ini dalam masa membangun mari bagaimana saling mendukung. Apalagi lembaga pendidikan yang sedang menapaki kemajuan. Perlu kiranya saling bekerjasama untuk mempercepat goal yang diimpikan.
Ada lagi kelebihan semut yakni rasa berbagi. Bila dapat makanan maka akan dibagi kepada teman-temannya. Sehingga memberi arti tidak kaya sendiri, tidak kenyang sendiri. Ada rasa kebersamaan, rasa senasib. Teman-temannya yang belum beruntung dipanggil diberi bagian. Sehingga bisa ikut merasakan. Sifat baik ini akan mengurangi rasa tamak yang tidak ketulungan. Oleh karena sekarang ini rasa individualistik sedang menggejala hebat dalam setiap relung kehidupan.
Siapa yang tidak kenal dan tidak menguntungkan tidak akan diajak komunikasi da di beri akses. Bagaimana caranya agar bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan segala cara. Hingga korupsi semakin menggurita. Perlu disadari bahwa ketamakan menjadi perusak sendi-sendi kehidupan. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar