Pada hari Jumat kemarin, 18
Nopember 2011 dilangsungkan acara khotmil qur’an bin nadhar bertempat di MTsN
Termas. Acara berlangsung dengan khitmat. Dimulai dengan sholat subuh berjamaah
dilanjutkan dengan dzikir dan membaca al-Qur’an secara bergantian. Yang membuat
hati gembira dan sekaligus bangga adalah partisipasi dari guru-guru untuk
datang dan mengikuti kegiatan.
Sekitar pukul 03.45 WIB sudah
banyak yang datang. Pagi-pagi yang biasanya masih enak tidur di bawah selimut
apalagi masih dalam musim penghujan namun guru-guru masih menyempatkan waktu
untuk datang. Adzan subuh dikumandangkan lalu sholat berjamaah subuh. Ada
senangnya yaitu yang datang adalah guru-guru SD, SMP. Dengan mengajar mata
pelajaran umum. Namun kok masih ada kepeduliaan dan partisipasi untuk
menghadiri acara seperti ini. Apalagi setelah bincang-bincang dengan ketua
PGRInya tinggal di Mbangi. Lumayan jauh dari Baron. Namun juga hadir.
MTsN Termas sebagai tuan rumah
dalam hal ini guru-guru juga berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Menyiapkan
segala sesuatunya hingga konsumsi harus masak sendiri untuk menghemat biaya
-apalagi tidak ditunggui oleh kepala madrasah karena ada tugas lain ke Surabaya
selama beberapa hari-menjadwal giliran membaca dan sebagainya.
Menjelang sholat ashar acara
khotmil qur’an bin nadhar hampir selesai menyisakan juz 30 untuk dibaca setelah
acara dzikrul ghofilin. Biasanya memang acara semaan serupa juga sering
diadakan dilingkungan sekitar. Bahkan di kabupaten Nganjuk hampir tiap selapan
sekali diadakan semaan qur’an mantab. Begitu juga di tiap kecamatan. Jadi bila
dalam memperingati hari lahirnya PGRI yang notebene wadah induk dari guru
mengadakan sema’an al-qur’an merupakan hal mulia. Mensyukuri nikmat dengan
berupaya lebih mendekatkan diri kepada pemilik kehidupan. Tidak lantas
berfoya-foya atau bermewah-mewah dengan kegiatan yang melupakan makna
kehidupan.
Dalam kegiatan semaan al-qur’an
ini ada hikmah yang bisa dipetik. Selain silaturahim terjalin dengan guru dari
unit kerja yang banyak mulai SD, SMP dan MTs juga untuk menghidupkan kehidupan
spiritual. Mengingat kembali tujuan didirikannya PGRI sebagai upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Juga dalam semaan menjaga sholat lima waktu
dengan berjamaah, sholat dhuha, dzikir bakda maktubah. Bila mengikuti kegiatan
ini ada rasa ayem di hati. Apalagi doanya waktu dzikrul ghofilin serasa
menyentuh hati. Semua kebutuhan kehidupan dipanjatkan. Lalu ada juga tahlil
untuk para leluhur yang sudah mendahului kembali kepadaNya.
Semoga dengan kegiatan sejenis
bisa menyadarkan para anggota PGRI dan sesama muslim yang lain untuk
menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan ruhani. Jasmani sudah ditambah
pendapatannya oleh pemerintah dengan adanya sertifikasi guru –yang mana dengan
sertifikasi ini membuat jalan raya menjadi semakin macet dengan mobil dari para
guru yang sudah bersertifikat- juga menambah gizi ruhani dengan lantunan bacaan
kalam ilahi dan kalimah toyyibah. Dua aspek inilah diantaranya bisa
mendatangkan kebahagiaan di dunia hingga akhirat nanti. Wallahu a’lam bi al
shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar