Kehidupan terus berjalan. Dari
detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun. Terus berjalan seperti
perputaran jarum jam. Kehidupanpun tidak statis. Namun dinamis. Ada yang di
atas, di tengah, di bawah. Begitu juga dalam kehidupan pejabat. Ada yang diangkat,
dirotasi, bahkan dilengserkan. Seperti kehidupan seorang menteri. Menteri
adalah jabatan politis. Yang setiap saat harus siap untuk diberhentikan. Begitu
kira-kira ucapan Yusril Ihza Mahendra. Yang hanya menjadi menteri selama 2
tahun pada KIB 1. Padahal dia disinyalir sebagai menteri utama. Kebetulan
hari-hari ini adalah proses resuffle kabinet KIB 2.
Ketika dijaman pergerakan
mahasiswa proses regenarasi kepemimpinan adalah suatu keniscayaan. Tidak bisa
lama periode kepengurusan. Rata-rata setahun. Mengapa dipilih setahun? Jawabannya
oleh karena mahasiswa adalah manusia setengah dewasa. Apa-apanya bisa dipikir
dan dikerjakan. Apalagi mahasiswa adalah kategori berlatar belakang
intelektual. Jadi hanya butuh satu tahun sudah cukup untuk melaksanakan program
yang diamanahkan.
Ketika maju menjadi calon
pemimpin organisasi ada tiga tipe aktivis. Diantaranya sebagai berikut:
Telur
Pembawaannya lentur, elestis,
bisa membaur. Itu terlihat sebelum proses pemilihan. Dengan anak buah dan
kolega cair bisa kelihatan bekerjasama. Namun setelah pemilihan dan terpilih
kelihatan bentuk aslinya. Sak klek, sok disiplin, egois. Tipe aktivis seperti
telur. Ketika masih mentah sebelum menjadi pimpinan kelihatannya bisa cair dan
membaur dengan koleganya. Namun telur berubah menjadi kaku setelah di masak.
Wortel
Ada juga aktivis yang
berpendirian teguh, berpegang prinsip yang ideal, keinginan yang menggebu-gebu
untuk memajukan organisasi. Setelah terpilih menjadi pimpinan semangat itu
luntur. Tidak ada aktivitas yang dilakukan. Lemah dalam gerakan. Kelihatan hilang
semangatnya untuk melakukan kerja-kerja organisasi. Malah dipermainkan orang
karena tidak berpendirian atau juga senang mempermainkan orang lain. Sudah tidak
berpikir lagi bagaimana memajukan organisasi yang dipimpinnya. Inilah tipe
aktivis seperti wortel. Ketika masih mentah tegar, segar, penuh semangat. Namun
ketika waktu terus berjalan menjadi lembek dan akhirnya busuk. Karena tidak
tahan menghadapi kerasnya perubahan waktu dan kehidupan.
Kopi
Seperti yang kita ketahui kopi
mempunyai cita rasa khas. Baik ketika mentah maupun sesudah disedu dengan air
panas dan gula. Aromanya tetap. Dan bisa dikenali. Tipe aktivis seperti ini
performance-nya biasa. Nada bicaranya biasa-biasa saja. Hanya saja action-nya
yang luar biasa. Atau dalam bahasa Jawanya “sepi ing pamrih rame ing gawe”. Tipe
ini ideal untuk aktivis. Sebelum dan sesudah menjadi pemimpin karakternya
tetap. Bisa membaur dengan teman. Mempunyai inovasi, kreasi dan tanggungjawab
yang stabil. Dialah calon pemimpin yang didambakan. Dan bisa diharapkan membawa
perubahan organisasi di masa depan.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar