Menjual barang atau berdagang sudah menjadi salah satu profesi manusia sejak dahulu kala. Karena lamanya maka yang melakoni profesi ini juga banyak. Bisa dilihat di pasar-pasar tradisional modern. Bahkan konsep swalayan mengadopsi konsep pasar tradional ini. Hanya saja pembelinya membeli sendiri dan membayar di kasir. Kata retail pas untuk menyebut hal tersebut.
Karena mengacu pada menjual barang eceran. Mungkin begitu juga untuk jajanan. makanan snack yang dijual secara eceran juga termasuk ritel. Menjual makanan gampang-gampang susah juga. Dalam arti terkadang sukses terkadang ya gagal. Makanya penting yang namanya promosi. Promosi sebagai usaha memperkenalkan produk kepada masyarakat atau istilahya edukasi. Untuk pelaksanaannya tentu saja memerlukan biaya. I
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pedagang untuk kelancaran usahanya:
1. Buka dan tutup tepat waktu. Saya ingat dari membaca. Bahwa mengapa para pedagang Tionghoa sukses? Diantaranya karena rutin dalam membuka dan menutup toko. Bila jam 6 pagi waktunya buka maka akan buka walau pembeli masih sepi. Begitu juga tutupnya. Bila jam 20 baru jadwal tutup ya segitu tutupnya. Tidak dikurangi namun mundur boleh bila dalam keadaan darurat. Karena rutin dan istikomahnya ini.
2. Menjaga kualitas produk. Rasa, kualitas, dan kuantitas dijaga. Bahkan mau merugi asal pelanggan tidak lari. Sedang kemasan biasanya menyesuaikan.
3. Keramahan penjual. Orang yang suka bermuka masam tidak punya teman Memang betul maka dianjurkan untuk berwajah ceria. Ajer kata orang Jawa.
4. Kebersihan tempat, pakaian, dan lingkungan sekitar. Produk disukai dipengaruhi juga dari kebersihan tempat di sekitar jualan, pakaian penjual
lalu dari kebersihan lingkungan sekitar.
5. Jemput bola. Sudah bukan jamannya kalau hanya menerima pesanan. Atau menunggu pembeli. Kalau bisa penjual yang melayani pembeli dan datang ke pembeli. Caranya bisa kerjasama dengan orang yang punya hajat menawarkan produknya, pedagang yang biasa melayani eceran untuk titip, atau juga perusahaan yang biasa menyediakan produk eceran. Terkadang konpensasinya diturunkannya harga. Sehingga margin keuntungan berkurang namun banyak dari segi kuantitas.
Wallahu a’lam bi al-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar