Rabu, 19 Oktober 2011

Berbuat Lebih Baik


Bagi pegawai berangkat pagi pulang sore adalah hal yang menjadi kebiasaan. Bahkan  menjadi rutinitas harian dan seolah menjadi pakem. Itulah ritme kehidupan pegawai. Semua orang sudah memakluminya. Bila ada orang yang berkepentingn dalam suatu urusan lalu ingin menemui maka akan berusaha menyesuikan bila ingin bertemu. Bisa pagi-pagi setelah sholat subuh atau malam sesudah sholat  isya’.
Walau berangkat pagi menjadi kewajiban dan kebutuhan sudah lama dilakukan bertahun-tahun namun tidak jarang seorang pegawai masih juga telat datang ke kantor. Ada saja alasannya. Ban sepeda atau mobil gembos, anaknya ngambek tidak mau sekolah, anaknya banyak sehingga harus “ngopeni” dulu, bangun kesiangan dan sebagainya. Biasanya memang banyak alasan yang diutarakan untuk menutup kesalahan. Keluh kesah memang sudah tabiat manusia. Dan memang diciptakan seperti itu. “inna khuliqa halu’a”. Namun apa dengan berkeluh kesah permasalahan menjadi selesai. Ternyata tidak. Dan bahkan akan menjadi bumerang bagi diri sendiri setelah ini. Dalam hukum alam  LOA “low of attraction” bila mengeluh dan terus mengeluh akan berpengaruh dengan kegiatan yang lain. Dalam bahasa agama dimaknai sebagai orang yang tidak bersyukur. Maka akibatnya nikmat akan dikurangi dan mendapat balasan di neraka.
Sebenarnya ada hal-hal yang perlu dipahami oleh pegawai mengenai suatu profesi berkaitan dengan mencintai pekerjaan. Diantaranya: status pegawai adalah anugerah. Masih banyak bahkan ribuan orang yang menanti status ini. Maka sangat perlu dipahami bahwa menjadi pegawai ada kode etik yang perlu dikerjakan. Dan jangan sampai dilanggar. Kedua, mencintai pekerjaan. Berusaha profesi yang disandang dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan ini dicintai. Dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bangga sebagai pegawai sekaligus tidak melupakan sebagai pelayan masyarakat, abdi masyarakat. Hal ini berbeda dengan status “ningrat”, yang minta dilayani.
Berkaitan dengan hal tersebut perlu kiranya pegawai berusaha bekerja secara optimal dengan cara:
a.       Dimulai dari yang sederhana dan kecil
Bila waktu tempuh ke kantor 20 menit dan sering terlambat berarti maksimal 30 menit sebelumnya harus sudah keluar rumah. Pastikan kendaraan yang digunakan (motor, mobil) dalam kondisi siap pakai/ready. Bisa dicek pada sore hari misalnya ketersediaan bahan bakar, ban atau ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan berkendara. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh karena sering terlupakan. Begitu mau berangkat ternyata ban kempes. Terpaksa mencari pinjaman kendaraan atau ke bengkel terlebih dahulu. Ini juga membutuhkan waktu tersendiri. Jangan lupa menyiapkan barang atau berkas yang  mau dibawa ke kantor. Termasuk baju juga. Tidak kalah penting kiranya sejak malam   atau maksimal setelah bangun tidur untuk membuat rencana hari ini apa  yang akan dilakukan. Dan target apa yang mau diraih. Agar waktu yang tersedia pada hari itu tidak sia-sia.
b.      Dimulai sekarang
Kapan semua itu dilakukan? Tentunya sejak sekarang. Langsung action. Gpl, gak pakai lama. Dunia terus berubah. Yang abadi memang perubahan itu sendiri. Bila kita tidak segera mau berubah maka kita akan ketinggalan kereta. Dan tentu saja akan tertinggal jauh. Apalagi yunior-yunior kita sangat progresif untuk tumbuh berkembang. Bila kita hanya mengandalkan kejayaan masa lalu pastilah akan tertelan oleh zaman. Dengan kata lain akan mati sebelum waktunya. Naudzubillah. Semoga kita semua bisa memperbaiki diri kita masing-masing mulai dari sekarang. Amin.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar