Bagi pegawai
berangkat pagi pulang sore adalah hal yang menjadi kebiasaan. Bahkan menjadi rutinitas harian dan seolah menjadi
pakem. Itulah ritme kehidupan pegawai. Semua orang sudah memakluminya. Bila ada
orang yang berkepentingn dalam suatu urusan lalu ingin menemui maka akan
berusaha menyesuikan bila ingin bertemu. Bisa pagi-pagi setelah sholat subuh
atau malam sesudah sholat isya’.
Walau
berangkat pagi menjadi kewajiban dan kebutuhan sudah lama dilakukan
bertahun-tahun namun tidak jarang seorang pegawai masih juga telat datang ke
kantor. Ada saja alasannya. Ban sepeda atau mobil gembos, anaknya ngambek tidak
mau sekolah, anaknya banyak sehingga harus “ngopeni” dulu, bangun kesiangan dan
sebagainya. Biasanya memang banyak alasan yang diutarakan untuk menutup
kesalahan. Keluh kesah memang sudah tabiat manusia. Dan memang diciptakan
seperti itu. “inna khuliqa halu’a”. Namun apa dengan berkeluh kesah
permasalahan menjadi selesai. Ternyata tidak. Dan bahkan akan menjadi bumerang
bagi diri sendiri setelah ini. Dalam hukum alam
LOA “low of attraction” bila mengeluh dan terus mengeluh akan
berpengaruh dengan kegiatan yang lain. Dalam bahasa agama dimaknai sebagai
orang yang tidak bersyukur. Maka akibatnya nikmat akan dikurangi dan mendapat
balasan di neraka.
Sebenarnya
ada hal-hal yang perlu dipahami oleh pegawai mengenai suatu profesi berkaitan
dengan mencintai pekerjaan. Diantaranya: status pegawai adalah anugerah. Masih
banyak bahkan ribuan orang yang menanti status ini. Maka sangat perlu dipahami
bahwa menjadi pegawai ada kode etik yang perlu dikerjakan. Dan jangan sampai
dilanggar. Kedua, mencintai pekerjaan. Berusaha profesi yang disandang
dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan ini dicintai. Dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Bangga sebagai pegawai sekaligus tidak melupakan sebagai
pelayan masyarakat, abdi masyarakat. Hal ini berbeda dengan status “ningrat”,
yang minta dilayani.
Berkaitan
dengan hal tersebut perlu kiranya pegawai berusaha bekerja secara optimal
dengan cara:
a. Dimulai dari
yang sederhana dan kecil
Bila waktu
tempuh ke kantor 20 menit dan sering terlambat berarti maksimal 30 menit
sebelumnya harus sudah keluar rumah. Pastikan kendaraan yang digunakan (motor,
mobil) dalam kondisi siap pakai/ready. Bisa dicek pada sore hari misalnya
ketersediaan bahan bakar, ban atau ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan
berkendara. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh karena sering terlupakan. Begitu
mau berangkat ternyata ban kempes. Terpaksa mencari pinjaman kendaraan atau ke
bengkel terlebih dahulu. Ini juga membutuhkan waktu tersendiri. Jangan lupa
menyiapkan barang atau berkas yang mau
dibawa ke kantor. Termasuk baju juga. Tidak kalah penting kiranya sejak malam atau maksimal setelah bangun tidur untuk
membuat rencana hari ini apa yang akan
dilakukan. Dan target apa yang mau diraih. Agar waktu yang tersedia pada hari
itu tidak sia-sia.
b. Dimulai
sekarang
Kapan semua
itu dilakukan? Tentunya sejak sekarang. Langsung action. Gpl, gak pakai lama. Dunia
terus berubah. Yang abadi memang perubahan itu sendiri. Bila kita tidak segera
mau berubah maka kita akan ketinggalan kereta. Dan tentu saja akan tertinggal
jauh. Apalagi yunior-yunior kita sangat progresif untuk tumbuh berkembang. Bila
kita hanya mengandalkan kejayaan masa lalu pastilah akan tertelan oleh zaman. Dengan
kata lain akan mati sebelum waktunya. Naudzubillah. Semoga kita semua bisa
memperbaiki diri kita masing-masing mulai dari sekarang. Amin.
Wallahu a’lam
bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar